Ilustrasi Listrik (property.okezone.com) |
DENPASAR, DUMAI- PT PLN Distribusi Bali memprediksi
konsumsi listrik di Pulau Dewata berkurang hingga 50 persen saat Hari Raya
Nyepi Tahun Baru Caka 1936 yang jatuh pada Senin (31/3).
“Kami perkirakan terjadi penurunan konsumsi listrik
hingga 50 persen. Meski Nyepi, namun listrik di Bali tetap beroperasional,”
kata Humas PT PLN Distribusi Bali, Wayan Redika, di Denpasar, seperti dilansir Suluhbali.co, Senin (24/3).
Dia menjelaskan bahwa rata-rata konsumsi listrik di
Pulau Dewata mencapai 690 megawatt per hari. Sehingga diperkirakan terjadi
penurunan penggunaan energi listrik mencapai 350 mega watt selama Nyepi yang
berlangsung 24 jam.
Selama sehari hari raya sunyi itu, Redika
menambahkan bahwa ada beberapa pembangkit yang tidak akan beroperasi sehingga
PLN bisa menghemat konsumsi bahan bakar jenis solar sebanyak satu juta liter
atau setara dengan Rp12 miliar.
“Pemadaman di beberapa pembangkit itu disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat,” ucapnya.
Di Bali sendiri, kata dia, terdapat beberapa
pembangkit utama di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Pesanggaran Denpasar yang memiliki kapasitas 280 mega watt, PLTG Gilimanuk
sebesar 130 mega watt, PLTGU Pemaron sebesar 210 mega wat dan kabel bawah laut
Jawa-Bali sebesar 2×100 mega watt.
Dia mengungkapkan konsumsi listrik tetap dibutuhkan
oleh beberapa instansi vital di Pulau Dewata saat Nyepi di antaranya rumah
sakit, bandara, PLN, dan badan penanggulangan bencana daerah yang membutuhkan
listrik saat darurat.
Redika menyatakan bahwa rata-rata pendapatan PLN di
Bali selama satu bulan mencapai sekitar Rp300 miliar. Namun khusus selama Nyepi
selama 24 jam, pada perusahaan listrik negara itu terjadi potensi tidak ada
penjualan.
“Tetapi itu bukanlah merupakan sebuah kerugian karena
masyarakat sedang melaksanan ‘tapa brata Penyepian’,” katanya.
Pada saat Hari Raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan
“Catur Brata” Penyepian yang terdiri dari amati
geni atau tidak menghidupkan api termasuk listrik, amati karya atau tidak bekerja, amati
lelungan atau tidak bepergian, dan amati
lelanguan atau tidak menggelar hiburan.
Post Comment
Post a Comment