Kalender Bali |
Tidak hanya berkaitan dengan upacara adat dan agama,
juga mengenai dengan kegiatan-kegiatan zaman kini seperti membeli komputer,
meresmikan sebuah supermarket dan sebagainya. Karena itu, banyak yang
berkeyakinan dewasa atau wariga di Bali akan senantiasa ajek
kendati pun zaman sudah modern.
Dewasa ayu merupakan kepercayaan orang Bali
berkenaan dengan penentuan baik-buruk hari setiap kali memulai suatu pekerjaan
atau kegiatan. Orang Bali masih percaya, kesuksesan atau kelancaran suatu
kegiatan atau pekerjaan tidak semata ditentukan oleh manusia itu sendiri tetapi
juga pengaruh hari.
Maka dari itu, menurut penulis kalender Bali, I Gede
Marayana, tidak perlu khawatir keberadaan wariga
atau padewasan di Bali akan hilang.
Apalagi, kini ada perkembangan yang menunjukkan orang Bali tidak semata mencari
dewasa ayu saat akan memulai
melaksanakan suatu upacara adat atau agama semata tetapi juga ketika memulai
pekerjaan yang berkaitan dengan dunia modern seperti membeli mobil, sepeda
motor, komputer, meresmikan toko, melantik pejabat dan lainnya.
"Memang benar, dalam lontar wariga tidak
disebutkan tentang membeli mobil atau membuka supermarket. Akan tetapi, ada
wariga yang sifatnya umum. Apa yang menjadi tujuan dari dibelinya barang
tersebut, itulah yang dicarikan dewasa.
Kalau mobil atau sepeda motor yang dibeli bakal digunakan untuk usaha, maka dewasa berkaitan dengan kegiatan usaha
yang dicari," kata Marayana seperti dilansir Balisaja.com, Sabtu (30/8).
Menurut Marayana, tradisi wariga atau padewasan di
Bali bisa mengikuti perkembangan zaman. "Inti terpenting dari wariga atau
padewasan itu yakni agar kita disiplin menggunakan waktu," ujar Marayana.
Wariga memiliki makna warah ring raga atau weruh
ring raga yang artinya 'tahu atau sadar akan diri'. Karena itulah, dasar
terpenting wariga adalah sang Diri.
Tradisi wariga diciptakan oleh para pendahulu di
masa lalu didasari oleh kecerdasan menyikapi keberadaan alam berikut segala
benda-benda di angkasa yang berkaitan dengan bumi seperti matahari, bulan serta
bintang. Keberadaan matahari, bulan dan bintang itu memberikan pengaruh
terhadap kehidupan di bumi termasuk keberadaan manusia.
Kendati begitu, menurut Marayana, tradisi wariga
atau padewasan itu sebetulnya tidaklah saklek sekali. Salah satu hari mungkin
dianggap baik untuk suatu kegiatan atau pekerjaan, tetapi berkenaan dengan
pekerjaan atau kegiatan lain diangap buruk. Marayana memberikan contoh hari
yang diberi nama Semut Sedulur.
Hari ini dikatakan tidak baik untuk pelaksanaan
upacara atiwa-tiwa atau mengubur mayat. Jika dilaksanakan upacara atiwa-tiwa
atau penguburan mayat pada hari ini konon akan menyebabkan ada orang meninggal
lagi, sehingga seisi desa akan mengusung mayat ke kuburan terus-menerus seperti
iring-iringan semut.
"Namun, hari Semut Sedulur dinyatakan baik
untuk mendirikan sebuah sekaa, perkumpulan atau memulai sebuah usaha,"
kata Marayana.
Oleh karena itu, sebuah padewasan sangat bergantung kepada kepentingan atau tujuan
pekerjaan atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Sebuah hari baik akan dipilih
berdasarkan kepentingan atau tujuan dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Post Comment
+ komentar + 1 komentar
Manfaat Luar Biasa Temu Ireng Pada Ayam Aduan
Depos128
Post a Comment