DENPASAR, DUMAI -
Umat Hindu di Bali merayakan hari Tumpek
Wariga atau juga dikenal Tumpek Uduh
dengan melakukan persembahan suci yang khusus ditujukan untuk semua jenis
tumbuh-tumbuhan, yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, Sabtu (22/11).
"Kegiatan
ritual itu digelar 25 hari menjelang Hari Suci Galungan, hari kemenangan Dharma
(kebaikan) melawan Adharma (keburukan)," kata Direktur Program Doktor Ilmu
Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Indonesia Negeri (IHDN) Denpasar Dr I
Ketut Sumadi seperti dilansir Antaranews.com, Senin (24/11).
Ia
mengatakan, kegiatan ritual Tumpek Wariga
di masing-masing rumah tangga di Pulau Dewata itu menggunakan kelengkapan
sarana banten, rangkaian janur kombinasi bunga dan buah-buahan. Selain itu juga
ditambah kekhususan bubuh sumsum, yakni bubur dari tepung ketan yang diberi
warna hijau alami dari daun kayu sugih, ditaburi dengan parutan kelapa yang
diberi gula merah.
Sumadi
menambahkan, kegiatan ritual Tumpek Wariga dilakukan umat Hindu secara simbolis
terhadap semua jenis tanaman di padi sawah, aneka jenis pepohonan yang
memberikan manfaat di pekarangan maupun ladang.
" Tumpek Wariga bukan merupakan hari
untuk menyembah tumbuh-tumbuhan, namun hari untuk memohon kepada Tuhan Yang
Maha Esa, agar melalui tumbuh-tumbuhan umat manusia dapat diberikan kemakmuran
dan keselamatan terhindar dari berbagai bencana banjir dan tanah longsor,"
katanya.
Kegiatan
ritual yang digelar Umat Hindu terhadap pepohonan di pekarangan, sawah dan
ladang masing-masing merupakan satu bentuk menghargai terhadap aneka jenis
tumbuh-tumbuhan, yang selama ini mampu memberikan manfaat terhadap kehidupan
umat manusia maupun aneka jenis satwa lainnya.
(resort.theubudvillage.com) |
Tumpek Wariga
dirayakan setiap hari Sabtu uku Wariga yang jatuh setiap 210 hari sekali.
Tumbuh-tumbuhan dengan sistem perakaran yang ada memegang partikel tanah dan
menutupi permukaan tanah, sehingga saat musim hujan permukaan tanah terhindar
erosi.
Post Comment
Post a Comment