www.disparda.baliprov.go.id |
AMLAPURA, DUMAI- Nyepi luh (nyepi kalangan wanita), berlangsung di Desa Pakraman Ababi, Karangasem, seperti dilansir balipost.com, Rabu (29/1). Upacara ini berkaitan aci di Pura Kedaton, desa setempat. Dari kepercayaan warga, bagi yang melanggar akan mengalami bahaya, seperti kecelakaan lalu lintas.
Klian Desa Pakraman Ababi, Made Sudiarsa, mengatakan, ritual nyepi luh rutin digelar tiap tahun, jatuh pada tilem kajeng sasih kapitu.
Sehari setelah puncak aci, digelar panyepian para wanita.Brata penyepian layaknya Nyepi biasa. Para wanita tidak bekerja, tidak menyalakan api, tidak berfoya-foya dan tidak bepergian ke luar desa, hanya boleh ke luar rumah ke tetangga.
“ Sebenarnya, nyepi luh itu dalam rangka ngiring Ida Batari sebagai manifestasi dari predana melancaran, usai katuran pengaci sehari sebelumnya,”katanya. Saat Nyepi luh, para wanita sembahyang ke sejumlah pura. Nyepi dimulai dengan pemukulan kulkul pagi hari, sekitar pukul 07.00.
Nyepi berakhir sore hari ditandai dengan pemukulan kulkul desa, sekaligus panyineban pengaci di pura Kedaton. Selama nyepi luh, pedagang di desa Ababi tutup total, termasuk hotel dan kios di objek wisata Tirtagangga.
Post Comment
Post a Comment