SDN 1 dan 2 Pakset Agung |
DUMAI- Masyarakat
Bali mengenal dengan dunia pendidikan modern hampir tidak jauh berbeda dengan
masyarakat daerah-daerah lainnya di Indonesia. Di Bali, sekolah pertama
didirikan pada tahun 1875 di Kota Singaraja, Buleleng, Bali Utara. Sekolah
pionir itu bernama Tweede Klasse School. Ini merupakan sekolah pribumi kelas
dua.
Seperti dikutip dari buleleng.org, sekolah pertama di Bali ini terletak di sebelah timur
kantor Bupati Buleleng sekarang. Kini, sekolah ini telah menjadi sekolah negeri
dengan nama SDN 1 Paket Agung.
Sekolah pertama di Bali ini juga disebut-sebut turut
memiliki "andil" dalam kelahiran Presiden I RI, Dr. Ir. Soekarno.
Pasalnya, di sekolah inilah ayah Soekarno, Raden Soekemi Sostrodihardjo
mengajar dan bertemu Ni Nyoman Rai Srimben yang rumahnya tidak jauh dari
sekolah ini. Soekemi kemudian menyunting Rai Srimben. Dari perkawinan merelah
kemudian lahir Soekarno.
Sejarawan AA Gede Putra Agung dan I Nengah Musta
dalam buku Sejarah Pendidikan di Bali menguraikan pada tahun 1914, Belanda juga
membuka Hollands Inlandsche School (HIS) di Singaraja dan disusul di Denpasar
untuk Bali Selatan pada tahun 1918. Meski sama-sama sekolah pribumi, tetapi HIS
berbeda dengan Tweede Klasse School karena yang boleh masuk ke HIS hanyalah
dari kalangan bangsawan, seperti keluarga raja dan punggawa. Di HIS, mereka
tidak hanay diajar membaca, menulis dan berhitung, juga diberikan pelajaran
bahasa Belanda dan bahasa Melayu.
Bersamaan dengan pendirian HIS, di Buleleng juga
dibuka Holandsch Chineesche School, sekolah khusus untuk orang-orang Tionghoa.
Kala itu, orang-orang Tionghoa sudah cukup banyak bermukim di Singaraja dan
dikenal dengan sebutan Singkeh. Mereka sejak lama berperan sebagai pedagang dan
kerap juga menjadi "juru bahasa" orang Belanda kala berhubungan
dengan penguasa Bali.
Di Singaraja juga didirikan Hogere Middelbare School
(HMS) pertama di Bali, sejenis Sekolah Menengah Atas). Kini, sekolah ini
bernama SMAN 1 Singaraja.
Dipilihnya Singaraja sebagai lokasi pendirian
sekolah pertama di Bali tampaknya erat kaitannya dengan penetapan kota ini
sebagai ibukota Keresidenan Bali dan Lombok oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Secara resmi Singaraja ditetapkan sebagai ibukota Keresidenan Bali dan Lombok pada tahun 1882, tetapi sebelum itu,
Singaraja sudah menjadi pusat kegiatan Pemerintah Hindia Belanda di Bali dan
Lombok.
Post Comment
Post a Comment