Headlines News :
Home » » Upacara "Mapakelem" Menolak Reklamasi Teluk Benoa Bali

Upacara "Mapakelem" Menolak Reklamasi Teluk Benoa Bali

Written By Unknown on Monday, November 4, 2013 | 10:49 AM


Upacara mulang pakelem

 
TELUK BENOA, DUMAI- Gerakan Masyarakat Pemuda Tolak Reklamasi (Gempar) Teluk Benoa dan Sabha Desa Tanjung Benoa, Minggu (3/11) kemarin menggelar upacara mulang pakelem di Teluk Benoa. Upacara tersebut diikuti ratusan masyarakat, pemangku adat, dan tokoh masyarakat.

Tokoh masyarakat Kadek Duarsa mengatakan, upacara ini digelar untuk memohon agar krama Bali diberikan keselamatan. Selain itu juga memohon agar krama Bali, termasuk pemimpin Bali, diberikan pencerahan dalam upaya menyelamatkan alam Bali. Salah satunya terkait rencana reklamasi. ''Kami berharap kepada Gubernur Pastika agar SK 1727 itu segera dicabut. Kami di Tanjung Benoa ini menginginkan ketenangan, supaya masyarakat tidak resah dan hidup damai seperti semula,'' tegasnya seperti dilansir balipost.co.id, Senin (04/11).


Koordinator Gempar I Made Yonda Wijaya menjelaskan prosesi yang dilakukan memohon petunjuk secara niskala kepada penguasa di Teluk Benoa. Sehingga segala keputusan yang diambil nanti, secara niskala memberikan efek jera kepada mereka yang ingin merusak lingkungan Bali.

Sementara itu, Ketua Sabha Desa Tanjung Benoa Wayan Dibia Adnyana menyatakan upacara persembahyangan dan mulang pakelem (Mapakelem) ini bertujuan agar Sabha Desa diberikan petunjuk dalam kaitan rencana reklamasi ini. ''Kami juga akan menggelar rapat Senin (4/11) bersama pihak tulad kerta, yang di bawahya terdapat petajuh-petajuh, wakil dari klian-klian adat di masing-masing banjar.

Terkait perjanjian kerja sama reklamasi, Dibia Adnyana mengharapkan agar Bendesa Adat Tanjung Benoa segera mencabut perjanjian itu. ''Kalau beliau tidak mau mencabut suratnya segera, kami akan melaporkan kepada yang berwajib, sebab mereka telah melakukan tanda tangan tanpa sosialisasi di masyarakat,'' tambahnya.
Share this post :

Post Comment

+ komentar + 2 komentar

Anonymous
November 5, 2013 at 7:08 PM

Dumogi sami memargi becik. Salah satu dari Sad Kertih adalah Samudra Kertih, samudra (laut) yang sangat disucikan oleh umat Hindu sebagai pelebur segala mala. Upacara Melasti pasti kita ke samudra (laut).

Disisi lain, Reklamasi Pulau Serangan merupakan contoh tidak adanya kesinambungan antar pemimpin (tidak ada rencana pasti). Hanya bisa "meletakkan batu pertama" namun setelah itu lepas tanggung jawab diserahkan kepada pemimpin berikutnya.

suksma infonya

November 6, 2013 at 9:08 AM

Suksma Bli infonya juga...
Jangan pernah Kapok maen n koment blog sederhana ini ya..hhee

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1