Headlines News :
Home » » Para Pemimpin Agama di Dunia Mengecam Keras Perbudakan Modern

Para Pemimpin Agama di Dunia Mengecam Keras Perbudakan Modern

Written By Unknown on Friday, December 12, 2014 | 7:15 AM

VATIKAN, DUMAI – Pertama kali dalam sejarah manusia, otoritas tingkat tinggi dari Gereja Katolik, Anglikan, dan Gereja Ortodoks bersama-sama dengan para pemimpin Budha, Hindu, Yahudi, dan Islam bertemu untuk menandai sebuah komitmen bersama melawan perbudakan modern. Bagi para pemuka agama ini perbudakan modern sebagai sebuah kejahatan melawan kemanusiaan.

Pemimpin Agama Dunia bertemu di Vatika(icrp-online.org)
“Kami memandang bahwa setiap tindakan yang memperlakukan yang lain dengan tidak setara sebagai kejahatan yang mengerikan,” ujar Paus Fransiskus yang mewakili Gereja Katolik.

“Tuhan adalah sebuah cinta yang dimanifestasikan ke dalam tiap manusia, setiap orang adalah setara dan harus mendapatkan harga diri dan kebebasan yang sama,” tadas Pemimpin Gereja Katolik asal Argentina ini.

Menurut Paus Fransiskus, menolak kenyataan bahwa manifestasi dari cinta Tuhan itu merupakan sebuah kejahatan yang keji. Dewasa ini dalam pandangannya kejahatan  keji itu berwujud pada bentuk perbudakan modern yang  korbannya kebanyakan adalah orang-orang miskin.

Setelah Paus Francis, para pemuka agama lainnya memberikan pandangannya, dimulai oleh Guru India, Mata Amritanandamayi, atau yang lebih dikenal dengan Amma yang berarti ibu dalam bahasa Hindi. “Melenyapkan nyawa orang lain merupakan tindakan yang melawan pemberian tuhan,” ucap Amma yang duduk di samping Paus Fransiskus.

“Kita perlu mengembangkan empati, mendorong ketuhanan dalam tiap diri untuk direalisasikan. Berkenaan dengan korban perdagangan manusia, kita perlu membuat sebuah pendidikan praktis yang akan membantu mereka mengembangkan kesadaran yang lebih besar. Kita perlu membangkitkan keyakinan pada diri mereka agar mereka bisa bangkit kembali. Mereka harus menyadari bahwa mereka bukanlah pihak yang lemah dan tak berdaya. Kita perlu mengembangkan budaya cinta,” sambung Amma.

Sementara itu, ulama Syiah dari Irak, Ayatollah Syeikh Basheer Hussain al Najafi mengaitkan perbudakan modern dengan wabah terorisme. “Perbudakan modern adalah sebuah fenomena sosial yang buruk, sebuah cara menyebarkan terror di masyarakat. Prostitusi, sebagaimana perdagangan organ manusia, adalah illegal dan harus dienyahkan. Sistem (politik dan sosial) perlu bertanggung jawab atas penyakit-penyakit sosial ini. Karena sistem-sistem ini tidak berhasil melindungi hak-hak manusia,” ucap Ayatollah ini.

Aktor dibalik pertemuan akbar yang menghadirkan Paus Fransiskus, Grand Ayatollah Mohammad Taqi Al-Modarresi, Mata Amritanandamayi (ia seorang pemimpin spiritual Hindu), Bhikuni Thich Nu Chan Khong (mewakil Master Zen Thich Nhat Hanh), ialah Global Freedom Network (GFN).

GFN merupakan jaringan berbasis agama di dunia yang didirikan tahun ini dengan tujuan mengenyahkan perbudakan modern dalam bentuk apapun, mulai dari tenaga kerja anak, prostitusi, penjualan organ tubuh, hingga tindakan-tindakan yang melecehkan harga diri dan kemanusiaan dari setiap insan. Acara ini berlangsung pada 2 Desember 2014 lalu di Vatikan seperti dilansir icrp-online.org, Jum’at (12/12).




Share this post :

Post Comment

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1