Headlines News :
Home » , » Majalah "Hinduism Today" Menduniakan Umat Hindu Jawa

Majalah "Hinduism Today" Menduniakan Umat Hindu Jawa

Written By Unknown on Wednesday, December 24, 2014 | 12:29 PM

JAKARTA, DUMAI – Majalah triwulanan, Hinduism Today yang terbit di Hawaai, AS, dan tersebar luas di seluruh dunia, edisi oktober/November/Desember 2014 memuat laporan utama tentang masyarakat Hindu di Jawa, dengan judul mencolok di halaman depan “Java’s Hidden Hindu”, dengan foto Romo Resi Bahudanda Sajiwo Dharmo sedang memuja, dalam acara persembahyangan di Pura Sasana Bhakti di Desa Pasung, Klaten, Jawa Tengah. 
Halaman Utama Hinduism Today Java’s Hidden Hindu” 
Laporan utama ini merupakan hasil perjalanan reporter Hinduism Today, Rajiv Malik yang berdomisili di New Delhi, India, di Jawa Timur dan Jawa tengah dari tanggal 18 April 2014 s/d tanggal 25 April 2014.

Rajiv Malik didampingi oleh Dewa K. Suratnaya, Wapemred Media Hindu dan Agus Putu Pranayoga dari Denpasar sebagai fotografer. Sebelumnya persiapan perjalanan telah dikoordinasikan dengan Gede Ngurah Ambara, anggota redaksi Media Hindu, yang memberikan informasi awal kepada redaksi Hinduism Today, mengenai orang-orang, tempat-tempat dan lembaga-lembaga yang perlu dikunjungi untuk mendapat bahan berita yang tepat.

Laporan utama tentang masyarakat Hindu Jawa ini diberikan tempat sebanyak 14 halaman penuh dengan ilustrasi yang menarik. Laporan utama ini memuat keberadaan masyarakat Hindu di berbagai tempat yang dikunjungi.

Dalam judul “The Bali-Jawa Isu” antara lain ditulis sebagai berikut: “Dalam tahunn 1980an, pura dengan gaya Bali dibangun di setiap desa di Jawa Timur dan Jawa Tengah dan dilayani oleh pemangku yang dilatih di Bali. Pura ini biasanya dibangun di samping sanggar yang sudah ada secara tradisional.

Dukun Sutomo menanggapi isu ini dengan cara saksama dan hati-hati. “Sejauh berkaitan dengan mempelajari Agama Hindu dari Bali, kami tidak melakukannya demikian, karena kami memiliki tradisi dan ritual leluhur yang harus kami ikuti,” ujar Sutomo.

“Pada saat yang sama kami tidak merasa atau mengatakan bahwa Agama Hindu kami lebih baik dari agama Hindu di Bali, kami tidak membandingkan dengan cara itu. Ada tiga dasar tradisional dan dua pura di Ngadisari. Masyarakat melakukan persembahyangan di keduanya karena mereka tidak bisa mengabaikan tradisi leluhur mereka,” tambahya.

Rajiv menutup laporannya dengan penuh perasaan. “ Selama seluruh perjalanan saya di jawa, sekalipun saya tidak mengerti sepatah katapun bahasa yang mereka ucapkan, melainkan dari terjemahan Pak Dewa, saya  merasa tersambung dengan orang-orang Hindu jawa melalui warisan tradisi yang kita bagi bersama. Ketika saya terbang ke New Delhi kenangan manis dari tuan rumah saya memenuhi pikiran saya. Saya menemukan kualitas ewuh pakewuh sebagai sisi yang sangat menarik dari orang-orang Hindu jawa, sebagai orang yang rendah hati namun teguh terhadap tradisi yang mereka ikuti. Mereka mengikuti jalan ketenangan dalam semua situasi, yang menyebabkan mereka tetap ada selama ratusan tahun sejak kerajaan Hindu terakhir di Jawa jatuh. Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari mereka,” tulis Rajiv dalam laporannya seperti dikutip Media Hindu, Rabu (24/12).


Share this post :

Post Comment

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1