GIANYAR, DUMAI –
Sekitar ribuan umat mengikuti
prosesi Nyenuk Rangkaian Karya Padudusan Agung di Desa Pakraman
Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Kamis (9/10). Bendesa Desa Pakraman
Kedisan, I Gusti Ngurah Widiantara mengungkapkan karya yang dipersiapkan sejak
Agustus 2014 lalu merupakan karya yang baru bisa dilaksanakan warga setelah
karya serupa di 1950. Pelaksanaan karya yang menggunakan 3 ekor kerbau di
Tawur, Sanggar Tawang dan Peselang.
Prosesi Nyenuk diikuti sekitar 2.000 warga Desa Pakraman Kedisan asal Banjar Kedisan Kaja, Kedisan Klod, dan Banjar Tangkup (beritadewata.com) |
Karya juga
dilaksanakan lantaran seluruh bangunan di pura setempat selesai dipugar.
Karya diawali dengan upacara Melaspas,
Mendem Pedanginan,Rsi Gna ( 19/9) lalu, dilanjutkan dengan Tawur Pedanan (3/10), sedangkan Puncak
Karya dilaksanakan Soma Kliwon Sinta
(6/10). Seluruh prosesi karya dipuput
8 sulinggih dengan Yadjamana Karya, Ida Pedanda Putra Tembau asal Gria Aan,
Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.
Prosesi Nyenuk
(9/10) diikuti sekitar 2.000 warga Desa Pakraman Kedisan asal Banjar
Kedisan Kaja, Kedisan Klod, dan Banjar Tangkup. Kegiatan tersebut juga dibantu
dari desa pakraman lain, Desa Pakraman Kebon dan Desa Pakraman Pakudui. Upacara
Nyenuk dimulai pukul 15:00 Wita di
Pura Puseh Br. Tangkup selanjutnya iring-iringan berjalan kaki sepanjang 2 Km
menuju Pura Desa Pakraman Kedisan, hingga pukul 19:00 Wita.
Warga melaksanakan iring-iringan dengan membawa
sarana upacara dan juga kelengkapan sesuai dengan Dewata Nawa Sanga. Prosesi Nyenuk
dipuput, Ida Pedanda Istri asal Gria Gede Bangli dan Ida Pedanda Putra
Tembau asal Gria Aan Banjarangkan, Klungkung.
"
Sesungguhnya karya ini dibantu 5 Desa Pakraman se-Desa Kedisan, bahkan pengayah
asal Desa Sebatu dan Br. Calo," terang Widiantara seperti dilansir Beritadewata.com , Jum’at
(10/10).
Post Comment
Post a Comment