BRUSSEL, DUMAI -
Perayaan Hari Raya Saraswati untuk memperingati turunnya ilmu pengetahuan ini, menarik
perhatian publik setempat. Umat Hindu meyakini ilmu datangnya dari Tuhan.
Suara
gong Bali memecah keheningan di halaman Pura Agung Shanti Bhuana, Pairi Daiza,
kota Brugelette, sekitar 80 km dari Brussel, Sabtu (4/10). Getar nada gong yang bernada sedemikian rendah
seperti menghipnotis publik Eropa, seolah-olah menembus dimensi, membawa mereka
melayang jauh ke Pulau Dewata.
Sementara
asap dupa menebarkan aroma wangi dan menghadirkan atmosfir sakral. Percikan air suci dan taburan bunga teratai
sebagai simbol keagungan Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan YME, menenteramkan hati
para umatnya.
"Saya
sangat bahagia berada di tengah keramahan warga Bali. Mereka membuat hati saya
damai. Beruntung sekali saya dapat menyaksikan perayaan Saraswati yang sangat
menakjubkan ini," komentar Carine Barzeele, warga Belgia, yang menyaksikan
jalannya upacara perayaan seperti dilansir Detik.com , Selasa (7/10).
Carine
mengatakan bahwa hampir setiap perayaan umat Hindu Bali di kota Brugelette ini
dia selalu hadir dan terkesan dengan keramahan, pagelaran seni dan aura magis
barong suci.
Ilmu Pengetahuan
Lebih
dari 200 orang masyarakat Bali yang berdomisili di Belgia, Jerman, Luksemburg,
Belanda, Polandia, Inggris, Prancis berbaur dengan publik setempat untuk
perayaan Hari Raya Saraswati ini. Perayaan berlangsung dengan khidmat dan
lancar, dipimpin oleh pemangku Sutiawidjaya.
Sebagai
salah satu hari raya umat Hindu, Hari Raya Saraswati diperingati setiap 210
hari sekali, untuk memeringati turunnya ilmu pengetahuan (vidya/sains) ke dunia. Umat Hindu meyakini Dewi Saraswati merupakan
manifestasi Tuhan Yang Maha Esa dalam fungsinya sebagai Dewi-Nya sains.
Perayaan
kali ini memiliki makna tersendiri di mana Taman Pairi Daiza melangsungkan
ultahnya yang ke-20 sebagai taman dengan predikat terbaik dan terpopuler di
Belgia secara berturut-turut untuk tahun 2013 dan 2014.
Makna
Ketua
Banjar Shanti Dharma (Perkumpulan
Masyarakat Hindu Bali Belgia-Luksemburg) I Made Wardana dalam sambutannya
menyampaikan bahwa perayaan Saraswati kali ini tidak cukup hanya bersembahyang
dan ritual keagamaan saja.
"Sebagai
umat Hindu dituntut untuk memahami lebih mendalam makna Saraswati," ujar
Made.
Menurut
Made, pada hari Saraswati ini umat perlu memusatkan pikiran dengan melakukan
renungan kembali, memotivasi semangat dengan aktifitas, meniti hari demi hari
ke arah yang lebih baik dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh baik dari pengalaman maupun dari bangku sekolah.
"Ilmu
pengetahuan tersebut kita pergunakan dan sumbangkan kepada masyarakat yang
memerlukannya. Seperti terlihat dalam perayaan ini, anak anak belajar
berkesenian, sehingga memberi manfaat besar untuk menumbuhkan kepercayaan diri
dan keberanian mereka di depan umum," pungkas Made.
Mahasiswa dan Profesional
Puluhan
pelajar, mahasiwa dan profesional asal Bali turut berpartisipasi aktif dalam
perayaan Saraswati tahun ini. Mereka berasal dari berbagai kota di Eropa untuk
menuntut ilmu dan pengalaman dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Salah
satunya adalah Pande Gede Sasmita, Dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana Bali yang sedang menempuh studi S3 bidang aquakultur
menggunakan beasiswa Dikti di Lab Aquaculture and Artemia Reference Centre
(ARC), Ghent University.
Pande,
di sela sela kesibukannya menuntut ilmu tetap aktif hadir dalam kegiatan
keagamaan. Kemudian seorang profesional asal Mengwi, Bali, Gede Parwatha dengan
penampilan kalem dan sederhana ternyata seorang Research engineer mesin Pesawat
Terbang di Centre de Recherche en Aeronautique (CENAERO) kota Charleroi Belgia.
Gede Parwatha telah melakukan post doctorat research di Universitas Mons Belgia
dari 2010 sampai 2012.
Serba Bali
Perayaan
Saraswati ini diselenggarakan atas kerjasama masyarakat Hindu Bali Eropa,
Banjar Shanti Dharma Belgia-Luksemburg, Pecinta Bali, Pelajar Hindu Bali,
profesional asal Bali dan pendukung utama Pairi Daiza.
Dalam
kesempatan tersebut hadir seniman Bali dengan berbagai keahlian menari, menabuh
gamelan, menembang pupuh, kekawin/syair pemujaan, merangkai janur dengan penuh
semangat memeriahkan acara.
Beberapa
pertunjukan kesenian yang ditampilkan diantarannya: Tari Pendet, Tari
Cendrawasih, Tari Sekar Jagat oleh grup Banjar Shanti Dharma Belgia, disusul
Tari Puspanjali, Megibung oleh Grup Banjar Suka Duka Belanda.
Kemudian
tembang macapat oleh Putu Anggawati dari Sekar Jagat Indonesia (Paris,
Prancis), Gender Wayang oleh grup Bali Puspa Jerman, Genjek Kenyem Manis dan
tari Panyembrama massal oleh seluruh penari Bali se-Eropa.
Post Comment
Post a Comment