DUMAI – Tepat hari ini Rabu (17/9/2014) merupakan hari Buda
Cemeng Klawu atau Upacara Buda Wage Klawu. Buda
Cemeng Klawu adalah salah satu upacara yang kerap digelar masyarakat Hindu
Bali. Upacara ini dimaksudkan untuk memohon keberlimpahan rezeki dan sekalian
beterima kasih kepada sang Maha Pemberi Kemakmuran. Dewa yang disembahnya ialah
Dewi Laksmi yang merupakan
manifestasi dari Sang Hyang Widhi Wasa.
Dewi Laksmi (www.santabanta.com) |
Upacara ini dilakukan oleh seluruh masyarakat Hindu
Bali terutama sekali mereka yang membuka usaha perdagangan, misalnya warung,
restoran, jasa keuangan, bengkel, dsb. Biasanya pada setiap tempat yang
digunakan untuk menyimpan uang, diberikan sesajen khusus untuk menghormati Ida
Betara Sedana atau Dewi Laksmi sebagai wujud ungkapan rasa terima kasih atas
pemberian-Nya.
Menurut Kekawin Nitisastra IV.7 ada
dinyatakan sebagai berikut:
“Singgih yan
tekaning yuganta kali tan hana lewiha sakeng mahadhana. Tan waktan guna sura
pandita widagdha pada mengayap ring dhaneswara”
Artinya:
Kalau zaman kali sudah datang tidak ada yang lebih
bernilai daripada uang. Sudah susah dikatakan para ilmuwan, pemberani, orang
suci maupun orang yang kuat semuanya pelayan orang kaya.
Dari sumber Susastra Hindu tersebut diatas dapat
dipahami bahwa uang itu pada hakikatnya adalah sarana bukan tujuan hidup, jadi
tergantung cara manusia menggunakan sarana tersebut.
Bila uang tersebut di dapat dan digunakan sesuai
berdasarkan konsep ketuhanan maka uang itu amat berguna mengantarkan manusia
mendapatkan hidup bahagia lahir batin, namun sebaliknya jika uang tersebut di
anggap sebagai tujuan yang dianggap paling bernilai maka uang itu akan dapat
membawa kesengsaraan. Karena itu tempatkanlah uang tersebut sebagai alat
mewujudkan Dharma/kebenaran/kebaikan.
Post Comment
Post a Comment