Ni Made Siang (balipost.com) |
AMLAPURA, DUMAI – Seorang nenek yang bernama Ni Made Siang (80) mengalami
nasib kurang beruntung. Nenek yang
tinggal di Banjar Batu Madeg, Desa Tista, Kecamatan Abang, Karangasem ini,
sudah ditinggal meninggal suaminya beberapa tahun lalu. Kini, nenek Siang yang
tinggal di gubuk dan hidup dalam kemiskinan ini mesti mengasuh dan menghidupi
dua orang yang menderita gangguan jiwa, yakni seorang anak dan cucunya.
Anaknya Gede Gunasta, menderita gangguan jiwa sejak
beberapa tahun lalu. Anaknya menderita sakit seperti itu, setelah ditinggal
istrinya ke Lombok. Saat menantunya pergi, cucunya masih kecil. Sampai kini
istrinya tak kembali. Diduga, Gunasta stress akibat ditinggal istri yang
dicintai dan mesti mengasuh anak yang masih kecil.
Sejak menderita gangguan jiwa, kata Siang, Gunasta
sudah bolak-balik diajak berobat ke RSJP Bangli diantar anak sulungnya Gede
Sugiarta. Selain itu juga sering diajak berobat ke tempat lain, termasuk
pengobat tradisional. Namun, penyakitnya tak kunjung sembuh. Bahkan makin lama
makin parah.
”Sejak
ditinggal istri, dia tak ingat pekerjaan. Juga tak ingat anak-anaknya dan tak
mau mengurus anaknya, sampai kemudian sakitnya makin parah,” kata Siang seperti
dilansir Balipost.com, Kamis (14/8)
Diduga, karena stres mengurus orangtuanya, giliran
anaknya Gunasta malah ikut sakit gangguan jiwa. Penyakit cucunya Sugiarta,
tutur Siang, baru kambuh sekitar dua tahun lalu. Padahal, dia baru lulus IHDN
Denpasar. Dulu, kata Siang, cucunya Sugiarta sehat dan normal. Dia juga dikenal
rajin dan cukup pandai. Karena itu, dia sampai kuliah.
”Karena
ayahnya sakit-sakitan, cucu saya itu dibiayai kuliah secara keroyokan keluarga
dan pamannya.
Harapannya, karena kehidupan kami sulit, diharapkan
dia bisa hidup lebih baik dengan dikuliahkan. Namun nasib ternyata berjalan
lain,’’ ujar Siang dan menambahkan, sejak beberapa waktu lalu Sugiarta dirawat
di RSJP Bangli.
Nenek Siang berharap ada bantuan atau uluran tangan
pemerintah. Soalnya, selama ini dirasakan tak pernah mendapatkan perhatian. Dia
menghidupi anak dan cucu, dengan pensiunan suaminya yang tak seberapa. Sebelum
meninggal, suaminya pegawai Puskesmas. Nenek Siang mengatakan, jangankan
bantuan bedah rumah, beras miskin (Raskin) pun tak pernah dia rasakan.
”Saya berharap dibantu bedah rumah, supaya anak dan
cucu saya yang sakit bisa hidup lebih layak,” katanya.
Post Comment
Post a Comment