Headlines News :
Home » , , » "Indonesia Punya Pancasila, Kami Tak Butuh Paham ISIS"

"Indonesia Punya Pancasila, Kami Tak Butuh Paham ISIS"

Written By Unknown on Monday, August 11, 2014 | 10:40 AM

Lambang Garuda Pancasila (ommyurhiyashi.wordpress.com)
DUMAI – Negara Timur Tengah saat ini menjadi bahan pembicaraan oleh berbagai media mengenai konflik yang tengah terjadi antara Israel dan Palestina. Seakan serangan bertubi-tubi antara pihak Israel dengan Hammas Palestina tak kunjung berhenti dan menemukan titik temu. Berbagai upaya damai telah dilakukan, tidak hanya oleh kedua belah pihak yang terkait melainkan juga melibatkan berbagai pihak untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Lalu? Bagaimanakah dengan perkembangan kedepannya? Apakah ini konflik agama? Konflik daerah kekuasaan? Atau konflik memperebutkan aset ekonomi. Apakah latar belakangnya, tentunya kondisi ini sudah menjadi masalah kemanusiaan dimana ribuan warga sipil telah menjadi korban pertempuran yang telah berlangsung kurang lebih 4 pekan. Nilai-nilai kemanusiaan seakan ternodai dengan munculnya aksi-aksi kekerasan dalam menyelesaikan setiap konflik.

Masalah lain yang saat ini menjadi sorotan dunia adalah tentang aksi kekerasan yang dilakukan oleh Islamic State in Iraq and Syria atau Islamic State in Iraq and al-Shām (ISIS). Sebelumnya masyarakat di Indonesia dikejutkan dengan munculnya dan beredarnya video yang isinya mengajak rakyat Indonesia untuk ber-jihad dengan menyerahkan seluruh harta, keluarga dan bahkan jiwa raga nya untuk mencapai tujuan yang sedang dijalankan oleh gerakan ISIS.

Apa itu ISIS?
Islamic State in Iraq and Syria atau Islamic State in Iraq and al-Shām (ISIS) adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Ada beberapa nama untuk menyebut kelompok militan di Irak dan Suriah ini. Tidak ada konsensus tentang bagaimana harus menyebut kelompok militan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat sebagai “Negara Islam di Irak dan Levan” atau ISIL yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and the Levant.


Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin dan Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.

ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam Wahhabi dan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, dan melakukan penjarahan/perampokan. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah dan Kristen. Pemberontak di Irak dan Suriah ini telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni 2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam beberapa tahun terakhir. Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus mengungsi.

Merugikan dan menyesatkan ?
Sudah jelas karena organisasi ilegal yang mengatas namakan agama islam ini sebagai dasar dan kekerasan sebagai ujung tombak aksi mereka tentunya sangat menodai kesucian Islam. Walaupun telah banyak beredar video yang belum juga di blokir, seharusnya masyarakat Indonesia secara cerdas dan bijaksana mampu mengambil langkah cepat dan tepat untuk tidak terhasut dan tidak terpengaruh serta menolak penyebaran paham tersebut yang dipropagandakan oleh ajakan-ajakan dalam konten video yang telah tersebar maupu tabloid dan berita-berita disitus-situs tertentu.

Kepolisian Republik Indonesia juga telah menetapkan pemeran utama dalam video penyebaran paham ISIS sebagai buronan yang berpotensi menyebabkan perpecahan dan maraknya aksi teroris di negeri Indonesia yang pluralis dan cinta akan kedamaian.

Bagi masyarakat Indonesia hendaknya mampu menjunjung tinggi ideologi Pancasila. Ideologi yang terbaik bagi bangsa Indonesia yang tidak dapat tergantikan oleh ideologi manapun sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa ini. Agama dan keyakinan boleh berbeda sesuai undang-undang, namun sebagai anak bangsa kita tetap dasn terus bersatu guna mencapai cita-cita dari tujuan bangsa Indonesia berdiri.

Diperlukan peran Masyarakat dalam hal ini. Pemerintah juga telah dan terus bekerja mengantisipasi penyebaran ideologi dan paham-paham radikalisme yang mampu memecah belahkan bangsa Indonesia. Patut di ingat bahwa nasionalisme Indonesia harus selalu ada di masing-masing individu warga Negara terlepas darimana asal suku, ras, budaya dan agama.

Kita tetap satu, satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, Indonesia, dengan roh dan jiwa Pancasila. Untuk itu jaika semua rakyat Indonesia dapat memahami dan tulus serta konsisten menjalankan semangat yang terkandung dalam Pancasila maka berbagai tantangan seperti gerakan-gerakan radikaslisme dapat dengan mudah di basmi dari bumi Indonesia.

Sampai kapanpun gerakan-gerakan seperti ISIS dan gerakan radikalisme tidak akan bisa pernah hidup di Indonesia karena bangsa Indonesia tidak menginginkan kehidupannya terganggu dengan cara-cara yang bertentangan dengan budaya dan karakter serta tradisi yang sudah berjalan turum temurun, untuk itu siapapun yang coba-coba berusaha memprovokasi dan menghasut maka dipastikan akan berhadapan dengan seluruh kekeutan bangsa demi tegaknnya NKRI berdasar UUD 45 dan pandangan hidup Pancasila yang selalu mengedepankan semangat Bhineka Tunggal Ika -nya.




Share this post :

Post Comment

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1