Ilustrasi aksi teroris (garudamiliter.blogspot.com) |
Sering di bahas banyak media massa
nasional, terjadinya berbagai aksi terorisme di tanah air tidak
terlepas dari persoalan ideologi. Artinya, Aksi terorisme dilakukan sebagai
manifestasi dari perjuangan ideologi tertentu. Ketika terjadi kudeta berdarah
tahun 1965, para pelaku kudeta adalah kelompok elit politik yang tengah
memperjuangkan agar ideologi komunis bisa menggantikan ideologi Pancasila.
Ketika Jakarta, Bali, dan daerah lainnya dilanda aksi teror bom, pelakunya
adalah sekelompok orang yang berani mati demi sebuah ideologi radikal yang
kebenarannya masih menjadi perdebatan umat di seantero jagat.
Kesalahan pola pikir tersebut yang akhirnya
menjadikan aksi terorisme semakin menjamur di Indonesia. Aksi terorime telah
meresahkan dan memberikan rasa takut terhadap masyarakat Indonesia karena telah
banyak timbul korban jiwa akibat aksi bejat dari teroris selama ini. Terorisme
di Indonesia padahal telah banyak di tangkap dan bahkan sampai dihukum mati
namun masih tetap saja teroris terus bertambah banyak.
Upaya pemberantasan teroris di Indonesia tidak hanya
menjadi tanggung jawab pihak Polri maupun BNPT tetapi menjadi tanggung jawab
bersama. Melihat dampaknya yang multidimensional, maka aksi-aksi terorisme
harus dicegah bersama secara silmultan dan integratif, karena mengganggu
stabilitas dan keamanan negara.Karena itu, pencegahan terorisme juga tidak bisa
hanya dibebankan kepada pemerintah semata, melainkan menjadi tanggung jawab
bersama seluruh aparat pemerintah dan komponen masyarakat di pusat maupun di
daerah.
Komponen masyarakat harus dilibatkan secara aktif
dalam upaya-upaya pencegahan aksi terorisme. Masyarakat harus diberdayakan agar
memiliki kemampuan untuk deteksi dan cegah dini terhadap segala bentuk tindakan
radikal terorisme. Masyarakat perlu turut ikut menjaga keamanan dilingkungannya
masing-masing yang akan memperkecil ruang gerak terjadinya aksi terror.
Dilingkungan keluarga, misalnya, orangtua harus mengajarkan agama secara
matang, utuh, jelas dan menyeluruh kepada anak agar anak tidak terprovokasi
ketika berinteraksi dengan lingkungan luar.
Oleh karenanya kita berharap adanya peranan
masyarakat dalam menjaga kondusifitas di lingkungannya masing-masing secara
kontinyu dalam rangka pencegahan dan menangkal bentuk-bentuk ancaman serta
gangguan Kamtibmas di setiap lingkungan masyarakat.
Post Comment
Post a Comment