Headlines News :
Home » , , » Petani Menjerit di Kala Subak Telah Mendunia

Petani Menjerit di Kala Subak Telah Mendunia

Written By Unknown on Tuesday, January 21, 2014 | 7:42 PM


www.la-lights.com

Subak memang telah sukses menyandang gelar maha agung sebagai warisan budaya dunia, yang secara resmi dikukuhkan oleh Unesco, Senin 24 September 2012 silam. Subak tersebut terdiri atas kawasan pertanian sekitar 20.947,7 hektare termasuk di dalamnya terdapat situs berupa Pura Taman Ayun, Pura Ulun Danu Batur dan Danau Batur, daerah aliran sungai Pakerisan, Gianyar, Bangli dan Buleleng. Ini tentunya merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi kita semua atas ketulusan dan kearifan local secara mendunia.

Ironisnya, lahan pertanian justru semakin menyusut dicaplok para investor. Bahkan, para petani yang menjadi benteng utama dan terdepan dalam upaya pelestarian dan pengembangan Subak semakin kehilangan regenerasinya. Ini karena profesi petani tak mampu menjawab tantangan masa depan, yakni kehidupan yang layak dan lebih baik.Lantaran pemerintah tidak pernah serius dalam menjaga eksistensi Subak secara berkelanjutan.


www.omarniode.org
Fenomena ini tentunya sangat jauh berbeda dengan negeri tetangga yang selama ini telah belajar banyak system pertanian di Bali, Subak khususnya. Sebut saja, negeri kincir angina, Belandan dan negeri matahari terbit, Jepang dengan penciptaan istem pertanian modern jangka panjang berteknologi serba canggih. Meskipun negeri mereka tidak memiliki lahan pertanian luas seperti negeri ini termasuk di Bali, namum system pertaniannya malahan tampil terdepan sebagai pendukung sektor perekonomian unggulan.

Sementara itu, denyut nadi kehidupan pertanian di negeri ini termasuk di Bali yang selalu bangga dengan system pertanian, Subak sebagai warisan leluhur maha agung dalam perkembangan peradaban globak kekiniian malahan semakin merosot tajam, terpinggirkan hingga kehilangan roh dan taksunya. Ini tentunya selain akibat dari kepentingan kebijakan pemerintah yang terkoptasi kapitalisme global, melainkan juga sekaligus karena para petani terlalu terpesona dalam fatamorgana kesuburan anugerah alam, sehingga melupakan proses inovasi manajemen dan pola piker teknologi modern serba canggih.


ardyprabhawa.wordpress.com
Langkah strategis yang cukup mudah dan murah dapat dilakukan diantaranya menghidupkan system koperasi pertanian local yang inovatif untuk menjamin pengadaan pupuk, benih, penjualan produk hasil pertanian hingga bimbingan teknis penerapan teknologi secara kontinyu termasuk memberikan subsidi khusus untuk melindungi hak para petani agar mampu mencapai taraf hidup yang lebih baik dan layak.

Selain itu, perlu adanya moratorium bagi perlindungan lahan pertanian dari kepentingan eksplorasi industry pariwisata oleh kaum kapitalisme global yang kecenderungan selalu bersifat sesaat dan jangka pendek demi kepuasan nafsu duniawi personal atau pribadi maupun kelompok atau golongan tentunya. Supaya nantinya tidak ada lagi istilah kaum petani terpinggirkan dalam berdemokrasi di negeri ini.

Sumber dari Klik Disini

Share this post :

Post Comment

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1