DENPASAR, DUMAI - Umat Hindu
di Bali pada Sabtu (7/3) melaksanakan ritual
Tumpek Kandang, mempersembahkan rangkaian janur (banten) berkombinasi bunga,
kue dan buah-buahan khusus untuk binatang piaraan sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada makhluk hidup.
Ilustrasi (antaranews.com)
Seperti dilansir antaranews.com, Minggu (8/3), Direktur
Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Indonesia Negeri
Denpasar, Dr I Ketut Sumadi menuturkan, upacara yang digelar
setiap 210 hari sekali itu umat Hindu memuja Ida Betara Siwa dalam manifestasi
sebagai Rare Angon.
Sumadi menjelaskan, ritual pada hari tersebut merupakan lambang korban suci untuk
semua jenis binatang yang hidup di alam semesta, termasuk yang menjadi piaraan
seperti sapi, kerbau, babi, dan ayam. Menurutnya,
tradisi
Tumpek Kandang ditujukan untuk menyucikan binatang yang diharapkan bisa
memberikan kesejahteraan bagi umat manusia.
Masyarakat
Bali mewarisi Tumpak Kandang untuk menjaga tradisi memelihara kelestarian alam,
keseimbangan ekosistem dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesama
umat manusia, serta antara manusia dengan lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa
(Tri Hita Karana).
Ia
melanjutkan, pada Hari Tumpek Kandang, umat manusia hendaknya dapat menyucikan
diri, untuk menetralisir kekuatan-kekuatan binatang dalam diri. Ritual Tumpek
Kandang yang umumnya dilakukan di kandang hewan piaraan itu, ia menjelaskan,
juga merupakan wujud ungkapan rasa terima kasih dan syukur kepada Tuhan yang
telah menciptakan flora dan fauna untuk kesejahteraan umat manusia.
Post Comment
Post a Comment