DUMAI - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa
dipanggil Ahok memang dikenal sebagai pemimpin yang sepak terjangnya sangat
tegas, berani, dan pantang menyerah memperjuangkan kebenaran yang merupakan
cerminan ajaran-ajaran setiap agama yang ada di Indonesia.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (www.youtube.com)
Apa yang menjadi sumber keributan antara Ahok dan DPRD DKI
Jakarta sama seperti pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Para anggota
Dewan yang terhormat menuduh Ahok sengaja tidak mengirimkan Raperda APBD DKI
Jakarta 2015 yang menjadi usul bersama anggota DPRD dan Pemerintah Provinsi
DKI.
Konflik semakin menjadi-jadi setelah DPRD DKI menolak
menggunakan system e-budgeting yang telah disiapkan Ahok untuk menguji
akuntabilitas dan transparansi anggaran. Ahok ingin pengajuan rencana anggaran
tahun 2015 berbeda dengan tahun sebelumnya yang diduga kental akan aroma
korupsi dan kolusi.
Selain itu, Ahok juga menduga dalam anggaran tahun lalu
terdapat dana siluman sebesar Rp. 12,7 triliun yang merupakan hasil inisiasi
anggaran dari pihak DPRD. Dana tersebut ditengarai digunakan untuk pembelian Uninterruptible Power Supply (UPS) untuk
beberapa sekolah.
Atas penolakan tersebut, DPRD DKI Jakarta pun murka dan
menghukum Ahok dengan pengajuan hak angket. Bukannya takut, Ahok malah membalas
dengan melaporkan keberadaan dana siluman tersebut kepada KPK. Dengan bahasa
khasnya, Ahok menantang siapa yang bakal masuk penjara, apakah dia atau anggota
dewan.
Apa yang menjadi sumber perseteruan Ahok dengan DPRD DKI
merupakan gambaran nyata kualitas APBD seluruh negeri ini. Jika kepala daerah
berkomitmen mendapatkan APBD yang bersih dan akuntabel, langkah Ahok tersebut
harus ditiru dan diikuti. Atas dasar keinginan mendapatkan anggaran yang
benar-benar bersih dan akuntabel, Ahok melawan arus dan melawan kekuatan
legislatif.
Ahok berani secara konfrontatif menyelamatkan uang rakyat dan
mencegah terjadinya korupsi selama jabatannya, karena ia nothing to lose. Baginya, jabatan bukanlah segala-galanya, dia
tidak gila jabatan dan tidak rakus sehingga tidak peduli dapat dimakzulkan oleh
parlemen.
Ahok telah mengamalkan ajaran-ajaran kebaikan yang ada di
dalam setiap ajaran agama dan berjuang demi kepentingan rakyat. Tipe
kepemimpinan Ahok seyogyanya menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin lain agar
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia semakin lebih baik.
Post Comment
Post a Comment