Parade Ogoh-Ogoh di Belgia (metrobali.com) |
JAKARTA, DUMAI- Parade/mengarak ogoh-ogoh merupakan serangkaian
upacara menyambut Hari Raya Nyepi bertepatan Tahun Baru Saka 1936, untuk
pertama kalinya digelar KBRI Brussels, Belgia. Pawai ogoh-ogoh menyusuri
jalanan kota itu bertepatan dengan festival "Welcome to Brussels".
"Kegiatan tahun ini menjadi istimewa karena
untuk pertama kalinya diselenggarakan parade ogoh-ogoh di jalan raya, dan
disepakati sebagai bagian dari program tahunan Welcome to Brussels," kata Sekretaris Dua KBRI Brusel, Devdy
Risa seperti dilansir berisatu.com,
Senin (31/3).
Selumnya jalan di Kota Brussel ditutup untuk
pengamanan kehadiran Presiden Obama. Lalu, kembali ditutup untuk parade atau
festival ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi layaknya di Pulau Bali.
Parade diikuti ratusan warga Indonesia di Belgia,
serta masyarakat Hindu Bali yang datang dari Belanda, Prancis, Jerman, Swiss
dan Rumania. Prosesi Ogoh-Ogoh dipimpin oleh Ketua Masyarakat Hindu Bali di
Belgia.
Prosesi ini juga bertepatan dengan festival Welcome to Brussels, sehingga penutupan
jalan di kota itu dilakukan atas dukungan kepolisian setempat. Ratusan
masyarakat Brussel menyambut antusias kehadiran parade empat ogoh-ogoh
berukuran raksasa yang menjulang hingga setinggi lima meter. Ogoh-ogoh itu
menggambarkan raksasa Detya Niwatakawaca, Arjuna menunggang kuda, Dewi
Saraswati dan Hanoman.
Kemeriahan parade juga diwarnai sorak sorai peserta.
Gemerlap puluhan penari serta hentakan gamelan mengiringi laju barisan yang
diikuti Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno dan Burgemeister (Wali kota) Benoit
Cerexhe.
Havas menyampaikan bahwa perayaan yang dihadiri
tidak saja oleh masyarakat Hindu Bali namun dari berbagai unsur lainnya,
menunjukkan nilai-nilai toleransi yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia masih
tetap terjaga di luar negeri. Dikatakannya bahwa Indonesia adalah satu-satunya
negara di dunia yang merayakan seluruh hari besar keagamaan.
![]() |
Dubes RI Arif Havas Oegroseno dan Mari Elka Pangestu |
Untuk itu, perayaan Nyepi di Brussel dinilai penting
untuk senantiasa diselenggarakan. Anak-anak dari kelompok Taman Anak-anak
Masyarakat Indonesia (Tamasya) juga membawa dua ogoh-ogoh mini yang diarak oleh
15 anak.
Parade ogoh-ogoh yang mungkin merupakan yang
terbesar di luar Indonesia ini, diadakan untuk yang ke-empat kalinya di Belgia.
Pada tahun 2011 dan 2012 dilaksanakan di Parc Pairi Daiza di Kota Brugelette,
sedangkan tahun 2013 dan 2014 di Kota Brussel.
Kegiatan diawali dengan peribadatan pada pagi hingga
sore hari. Kemudian dilanjutkan dengan acara resmi yang dibuka dengan gamelan
dimainkan masyarakat Hindu Bali yang berdomisili di Belanda.
Dalam sambutan pembukaan, Ketua Banjar Shanti
Dharma, I Made Wardana, menekankan pentingnya perayaan Nyepi bagi umat Hindu
Bali, sebagai ajang introspeksi.
Acara diisi dengan berbagai tarian yang diiringi
oleh Gamelan Saling Asah yang dimainkan masyarakat Bali di Belgia. Tariannya
antara lain Tari Cendrawasih, Tari Pendet dan Tari Nelayan.
Post Comment
Post a Comment