Jokowi mencium bendera Merah Putih seusai diumumkan sebagai Capres PDIP |
JAKARTA, DUMAI- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan
kesiapannya menjadi Capres PDIP untuk bertarung dalam pemilihan presiden
mendatang bukan berarti mengkhianati kepercayaan warga Ibukota. Sebaliknya,
jika terpilih sebagai presiden, Jokowi dinilai dapat lebih mudah dalam
membenahi Ibukota.
Menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas
Indonesia, Andrinof Chaniago, selama 1,5 tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta,
Jokowi, sapaan Joko Widodo, melihat banyak permasalahan Ibukota yang juga
menjadi persoalan pemerintah pusat. Sementara ritme kerja Jokowi tak mampu
diiringi kinerja pemerintah pusat.
"Memang serba sulit tapi harus dilihat
prioritasnya. Karena selama jadi gubenur, Jokowi melihat banyak persoalan
berada di pusat," kata Andrinof seperti dilansir Beritasatu.com, Jumat (14/3).
Andrinof mengatakan, setidaknya ada empat program
unggulan dan strategis Pemprov DKI yang terkendala di pemerintah pusat. Program
itu adalah upaya mengatasi banjir di Ibukota harus dilakukan normalisasi sungai
yang menjadi program Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara dalam hal kemacetan
terkendala dengan sistem transportasi makro.
"Selanjutnya mengenai perumahan dan
permasalahan Jabodetabek sebagai mega urban. Ritme Jokowi tak seiring dengan
proyek di Kementerian PU untuk Jakarta misalnya," jelasnya.
Meski telah menyanggupi untuk maju sebagai capres,
sejauh ini, menurut Andrinof, roda pemerintahan Pemprov DKI Jakarta tidak akan
terganggu. Jokowi tetap harus fokus bekerja sebagai gubernur dan tidak perlu
kampanye.
"Jokowi belum perlu kampanye, dia masih full
urus Jakarta, karena Pilpresnya juga masih lama. Selain itu, kampanye yang
dilakukan menjelang pemilihan legislatif sudah disampaikan. Memang yang
diperlukan saat ini hanya pernyataan kesiapan Jokowi untuk maju sebagai capres.
Itu saja, tidak perlu kampanye," jelasnya.
Post Comment
Post a Comment