DENPASAR, DUMAI - Direktur
Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali, Suriadi Darmoko
menagih komitmen Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal kawasan konservasi.
Dalam pidato kenegaraannya, Jokowi menyebut jika laut merupakan masa depan
peradaban Indonesia.
Atas
dasar itu pula Walhi meminta Jokowi untuk ikut memikirkan secara serius nasib
Teluk Benoa, kawasan konservasi yang diubah berdasarkan Perpres 51 Tahun 2014
untuk direklamasi. "Itu sebabnya Jokowi membentuk Kementerian
Maritim," kata Darmoko seperti dikutip Liputan6.com di Kantor Walhi Bali, Kamis (4/11).
Untuk
membuktikan komitmennya, Moko mendesak kepada Jokowi untuk mencabut Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 51 Tahun 2014 yang memberikan kesempatan kepada PT
Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) untuk mereklamasi seluas 700 hektare.
Jika
saja reklamasi Teluk Benoa diberikan izin, ia khawatir hal itu akan menjadi
preseden bagi daerah lain untuk ikut mengajukan perubahan status kawasan
konservasi guna kepentingan arus investasi.
"Ini
bisa menjadi preseden buruk bagi kawasan konservasi lainnya di Indonesia. Jadi,
jangan dianggap kecil masalah, harus ditangani serius dan secepatnya,"
tegas Moko.
Pada
saat sama, Moko menjelaskan pentingnya pencabutan perpres tersebut dan
mengembalikan status Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi. Pada era
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, melalui Menteri Kelautan dan Perikanan
Cicip Syarif Sutarjo menargetkan 20 juta hektare kawasan konservasi hingga
tahun 2020.
Saat
ini, Moko melanjutkan, kawasan konservasi baru seluas 16 juta hektare. Ia
memastikan jumlah itu akan berkurang lantaran kawasan konservasi Teluk Benoa di
Denpasar, Bali kini telah berubah fungsi guna kepentingan reklamasi.
"Rencana
reklamasi Teluk Benoa telah mengubah kawasan konservasi seluas 700 hektare
berdasarkan Perpres 51 Tahun 2014 yang diterbitkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono," ucap dia.
Padahal
imbuh dia, proses pengeluaran rekomendasi kepada investor untuk reklamasi
mengabaikan protes yang diajukan masyarakat Bali. Saat ini, Bali menghadapi
persoalan tata kelola di Teluk Benoa, di mana teluk tidak difungsikan sebagai
kawasan konservasi.
"Kami
juga meminta kepada Menteri Susi untuk meninjau segala hal yang berkaitan
dengan reklamasi Teluk Benoa," ucap Moko.
Namun,
Moko mengaku belum melihat komitmen serius Jokowi terhadap persoalan Teluk
Benoa. "Saya belum lihat adanya respons serius dari Jokowi," tegas
Moko.
Post Comment
Post a Comment