DUMAI - Terpilihnya Anak Agung Gede Ngurah
Puspayoga oleh Presiden Joko Widodo untuk membantunya sebagai Menteri Koperasi
dan UMKM tidak mengagetkan warga Bali. Pasalnya, mantan Wakil Gubernur Bali
periode 2008-2013 itu lahir di lingkungan politik dan sejak duduk dibangku SMP
sudah terjun kedunia politik.
Sebelum
menjabat Wakil Gubernur Bali, pria berbadan gempal kelahiran Denpasar 7 Juli
1965 tersebut pernah menjadi Ketua DPRD
Kota Denpasar. Ia juga pernah terpilih sebagai Wali Kota Denpasar periode
2000-2005. Karier politiknya seolah tiada henti, ayah dari Anak Agung Ngurah
Abiyoga itu selanjutnya terpilih kembali menjadi Wali Kota Denpasar untuk
periode 2005-2010.
Namun
pada 2008, PDIP menunjuknya untuk menjadi Wakil Gubernur mendampingi mantan
Kapolda Bali, I Made Mangku Pastika. Karir politiknya moncer, ia memenangi
pertarungan Pilgub Bali secara telak.
"Karir
politik Puspayoga di PDIP sudah dilakoni sejak ia masih remaja. Puspayoga itu
lahir di lingkungan politik," kata kerabat Puspayoga, I Nyoman Gede
Sudiantara seperti dikutip Beritabali.com, Senin (27/10).
Pengabih
atau pengasuh Puspayoga kecil itu melanjutkan, ayah Puspayoga, Cokorda Bagus
Sayoga yang membekali pria berusia 49 tahun itu sebagai politisi ulung.
"Ayah
beliau (Puspayoga) itu tokoh PNI tulen yang tidak bergeser satu tapak pun dari
platform partai yang dia yakini," jelas pria yang akbrab disapa Punglik.
Punglik
menuturkan, saat Puspayoga berusia enam tahun, tepatnya pada tahun 1971, ia
menyaksikan betul ayahnya mendapat tekanan hebat dari pemerintah kala itu.
Peristiwa itulah, yang membuat Puspayoga menjadi sosok yang relatif pendiam.
"Bagaimana
ayahnya diperlakukan secara tidak adil, puri tempat tinggalnya dilempari.
Puspayoga kecil sudah diterpa dengan situasi seperti itu. Itu salah satu
peristiwa yang membuat beliau menjadi pendiam begitu. Tidak banyak yang tahu
tentang kisah ini," jelas teman kecil Puspayoga itu.
Lebih
jauh Wakil Ketua DPD PDIP Bali Bidang Hukum dan HAM itu menuturkan jika istri
IGA Bintang Puspayoga saat remaja menempuh pendidikan di SMP 1 dan SMA 1.
Puspayoga kemudian menempuh perguruan tinggi jurusan Fisipol Universitas Ngurah
Rai dan lulus pada tahun 1991.
"Sejak
remaja pula ayahnya sudah menempa Puspayoga terjun ke politik. Puncaknya kala
Puspayoga duduk di bangku SMP, ia ditugaskan menjadi saksi partai di daerah
rawan dan ia berhasil melewati resiko tersebut. Jadi, secara tidak langsung
Puspayoga sudah terdoktrin dari bapaknya. Dia tidak mau dibilang orang puri,
tidak suka birokrasi dan mengedepankan feodalisme. Tidak mau ada jarak dengan
rakyat," imbuh Punglik.
Terkait
kedekatan Puspayoga dengan keluarga trah Soekarno, Punglik mengakui Puspayoga
merupakan sosok yang dekat dengan keluarga trah Soekarno seperti Megawati dan
keluarganya.
"Puspayoga
di Bali merupakan tokoh yang dekat dengan Bung Karno. Sebelum ayahnya
meninggal, dia menitipkan Puspayoga kepada Megawati dan Taufiq Kiemas untuk
ditempa jadi politisi andal," ujarnya.
Sebelum
terpilih menjadi Menteri Koperasi dan UMKM menggantikan Syarif Hasan, tokoh
Puri Satria Denpasar itu ditunjuk PDIP maju kembali pada Pilgub 15 Mei 2013
menjadi Cagub Bali yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan yang dikenal
dengan sebutan paket PAS.
Namun,
Puspayoga yang dikenal berseberangan dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika
itu belum mujur dan suaranya kalah tipis dari pasangan lawan politiknya Made
Mangku Pastika-I Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta) yang diusung koalisi
Demokrat-Golkar dan tujuh partai lainnya itu.
Dengan
terpilihnya Puspayoga menjadi Menkop dan UMKM, warga Bali berharap sebagai
sesama anak bangsa, permusuhan politik antara Puspayoga dan Gubernur Bali Made
Mangku Pastika bisa reda dan mencair. Warga Bali juga berharap Mangku Pastika
dapat menyambut dan memeluk erat serta mampu mendampingi ketika Puspayoga
melakukan kunjungan kerjanya ke Bali.
Post Comment
Post a Comment