Ucapan hari raya Galungan dan Kuningan |
DUMAI- Hari Raya Galungan
Dan Kuningan merupakan hari suci besar di Indonesia yang dirayakan oleh hampir
semua masyarakat di Bali dan daerah lainnya terutama bagi umat Hindu. Hari Raya
Galungan diperingati setiap 210 hari menurut penanggalan Hindu Saka atau setiap
enam bulan sekali namun selalu dirayakan pada hari Rabu. Galungan berkaitan
erat dengan Hari Raya Kuningan, yaitu jaraknya hanya 10 hari dan dianggap
sebagai penutup perayaan Galungan.
Hari Raya Galungan dan Kuningan jatuh pada tanggal
21 hingga 31 Mei 2014. Di seluruh
wilayah Bali khususnya akan menemukan festival tiang bambu atau
"Penjor" yang di hiasi dengan makanan, buah-buahan, bunga dan kelapa
yang di pajang di depan rumah. Kata
"Galungan" berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya menang atau
bertarung. Galungan melambangkan kemenangan Dharma atas Adharma atau kebajikan
melawan kejahatan yang berasal dari mitologi "Mayadenawa".
Hal ini diyakini bahwa selama periode sepuluh hari
perayaan Galungan semua dewa, termasuk dewa tertinggi Sanghyang Widi akan turun
ke Bumi. Selain itu, diyakini pula bahwa roh-roh leluhur dan kerabat akan
kembali untuk mengunjungi rumah mereka sehingga berbagai ritual dan sesaji
dilakukan untuk menyambut mereka. Selama Hari Raya Galungan dan Kuningan,
upacara Ngelawang akan digelar di setiap desa. Ritual ini untuk mengusir roh
jahat yang dilakukan oleh tarian barong. Barong diundang ke setiap rumah dan
kehadirannya dimaksudkan untuk mengembalikan keseimbangan antara yang baik dan
jahat di dalam rumah. Sebelum barong menari para penghuni rumah akan berdoa
terlebih dahulu.
Penjor-Penjor terbentang di depan rumah masyarakat Bali (motoblast.org ) |
Puncak parayaan disebut Kuningan. Hal ini diyakini
bahwa pada hari tertentu, Sang Hyang Widi turun ke Bumi untuk memberikan berkat
bagi semua orang. Sebagai penutupan rangkaian ritual Galungan, Kuningan juga
menandai kembalinya dewa dan leluhur ke alam mereka sendiri. Budaya dan tradisi
ini patut kita jaga kelestarianya.
Oleh karena itu, umat Hindu menjelang menyambut hari
raya Galungan dan Kuningan harus bersiap diri untuk merefleksikan diri untuk
menjadi lebih baik. Momen hari raya merupakan hari yang baik untuk mengevaluasi
diri agar bisa berubah menjadi insan yang lebih baik dan berguna bagi lingkungannya.
Apalagi kini, bangsa Indonesia masih dalam masa pemilu dan menyongsong
pemilihan presiden (pilpres) pada 09 Juli mendatang.
Diharapkan
peran aktif dari umat Hindu untuk dapat memberikan sumbang sih kepada negara
dengan ikut serta dalam menyukseskan pesta demokrasi bangsa Indonesia lima
tahunan ini. Umat Hindu yang berpartisipasi dalam menyukseskan pilpres mendatang,
itu merupakan sebagai wujud mengamalkan ajaran agama dan refleksi diri dalam
perayaan hari raya Galungan dan Kuningan pada Mei 2014 mendatang. Karena itu
sebagai rasa nasionalisme kita kepada bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika demi menyukseskan
demokrasi bangsa dan menjaga harmonisasi kerukunan umat bergama di Indoenesia.
Post Comment
Post a Comment