Arca Prajnaparamita (Detik.com) |
DUMAI- Sebuah Arca berwujud wanita cantik tengah
duduk bersila di atas Padmasana (tempat duduk teratai).
Tangannya membentuk aura meditasi dan dikenal melakukan Dharmachakra-mudra (mudra
pemutaran roda dharma). Lengan kirinya mengapit sebatang utpala atau bunga
teratai biru.
Replika arca yang dikenal dengan nama Prajnaparamita
ini dipamerkan di Museum Nasional sebagai bagian dari perayaan 236 tahun.
Pameran yang bertajuk 'Potret Dulu, Kini, dan Akan Datang' itu digelar di
Gedung B. Sebelum mencapai Museum Nasional, arca ini sudah dibawa keliling
dunia. Banyak arkeolog, pecinta seni dan museum, dan warga yang memuja
kecantikannya serta kehalusan dari pahatan batu di arca ini.
Kurator Classical South and Southeast Asia, National
Museum of World Cultures di Leiden, Marijke Klokke mengatakan bahwa awalnya
arca itu ditemukan di reruntuhan Cungkup Putri dekat Candi Singhasari. Menurut
kepercayaan, arca itu wujud dari Ken Dedes, ratu pertama Singhasari. Tapi ada
juga yang berpendapat sebagai wujud Gayatri, istri Kertajasa, raja pertama
Majapahit.
"Ini salah satu arca yang paling artistik
dibuat oleh pemahat Jawa. Lihat kekuatan fisik dan energi yang keluar dari
wujudnya. Ini sangat mengagumkan," ujarnya di Museum Nasional akhir pekan
lalu seperti dilansir detik.com, Rabu
(28/5).
Pada 1819, arca Prajnaparamita ditemukan oleh
D.Monnereau. Lalu ia memberikannya kepada C.G.C.Reindwardt yang memboyongnya ke
Belanda. Arca Prajnaparamita sempat menjadi koleksi dari Rijksmuseum voor
Volkenkunde di kota Leiden. Saat itulah, arca ini dibawa dan dipamerkan
keliling dunia.
Setelah perjalanan panjang, pemerintah Belanda
akhirnya mengembalikan ke Indonesia. "Di bulan Januari 1978, arca cantik
ini dikembalikan di Indonesia dan ditempatkan di Museum Nasional lantai dua
sampai sekarang," katanya.
Satu buah arca Nandi berbentuk sapi juga ditempatkan
di ruang kertajaya dan berada di tengah museum. Pada 2005 silam, pameran
bersama arca-arca Singhasari pernah juga dipamerkan di Museum Nasional.
"Kerja sama ini sudah kami bicarakan sejak
tahun 1999. Semua arca yang tadinya berada di Leiden, mereka bawa ke mari dan
dipamerkan di sini," ujar mantan kepala Museum Nasional Endang Sri
Hardiati.
Saat proses pembawaan arca-arca ini juga
diperlakukan seperti benda arkeolog berharga. Pengamanannya, dan suhu
kelembaban di ruangan juga diatur sesuai dengan standar di Leiden.
Post Comment
+ komentar + 2 komentar
segera bergabung dengan kami, agen terpercaya dan tercepat untuk proses deposit dan withdraw
dengan minimal deposit 10.000 anda semua bisa menangkan uang jutaan rupiah hanya ada di D_E_W_A_P_K
ayo buruan daftar dan dapatkan royal jackpotnya hingga 30jt ditunggu apa lagi segera daftar ya :* :* :*
cantik sekali arcanya
macam macam teknik pengolahan makanan
Post a Comment