Gamelan Geguntangan India (iskcon.or.id) |
DENPASAR, DUMAI- Pada Bulan Maret 2014, kelompok
gamelan geguntangan Bali yang biasa mengumandangkan tembang suci Hare Krishna,
bersama 73 orang lainnya berkunjung ke tanah suci Mayapur, India, untuk
mengikuti rangkaian festival Gaura Purnima. Ini pertama kalinya tim geguntangan
yang mewakili SAKKHI (Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia) berkesempatan
memainkan alat-alat musik khas Bali seperti rindik bambu, gong, ceng-ceng,
serta alat-alat lainnya, tampil dihadapan pengunjung dari ratusan negara yang
berbeda.
Bertolak dari Denpasar pada tanggal 1 Maret, acara
diawali dengan Kirtan Mela pada 3 Maret, yaitu menyanyikan bersama lantunan
Maha-Mantra (alunan lagu Nama Suci Sri Krishna) di Mayapur Dham. Penonton
merasa takjub akan suara-suara indah dari alat musik sederhana seperti bambu,
serta harmonisnya tarian khas Bali yang ditampilkan. Tim geguntangan Bali yang
dipimpin oleh Purnacandra Prabhu juga sempat berkolaborasi bersama 2 pengagung
Tuhan Krishna (Sri Visnu), yaitu Prahlad Nrsimha Das dan Sri Nama Vanamali Das
yang menjadi lead singer untuk beberapa waktu.
Acara berikutnya, Pembukaan Festival Navadvipa
Mandala Parikrama pada 4 Maret 2014. Navadvipa Parikrama berarti
kunjungan-kunjungan ke sejumlah tempat suci Navadvipa secara beramai-ramai.
Festival tahunan yang rutin dilaksanakan pada Bulan Phalguna (pertengahan bulan
Maret) ini menjadi semakin meriah karena bertepatan dengan Jubilium Perak dari
Navadvipa Parikrama Festival. Pada 12 Maret, mereka juga turut tampil di
International Stage Performance. Bali pun mempersembahkan 2 buah tarian
tradisional mereka, yaitu Tari Panyembrahma dan Tari Janger. Puncaknya, di
tanggal 16 Maret, tim geguntangan turut hadir dalam acara Gaura Purnima,
perayaan hari kemunculan dari Sri Gauranga (Sri Chaitanya Mahaprabhu), inkarnasi
Tuhan Krishna sebagai seorang pengagung setia Tuhan Yang Maha Esa yang
mengajarkan seluruh umat manusia tentang bagaimana cara mencintai Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa dengan selalu mengucapkan nama suci beliau.
Pertunjukkan budaya Bali di Mayapur pun diakhir
dengan kembalinya seluruh personli tim geguntangan ke Indonesia pada 20 Maret
2014. Hadirnya tim gamelan geguntangan Bali di Mayapur yang tergolong unik ini
meninggalkan kesan luar biasa positif dari para pengunjung lainnya di India.
SAKKHI menghormati keunikan agama dan budaya Hindu di Bali dan berusaha
menjalin hubungan dengan semua sampradaya/perguruan lain yang tercakup di
dalamnya.
Post Comment
Post a Comment