Sembilan arah mata angin (Dewata Nawa Saga) |
DUMAI- Tepat hari ini, pada tanggal 22 Maret 2014 umat
Hindu di Indonesia merayakan Hari Raya Tumpek Landep. Hari raya Tumpek Landep
sendiri merupakan rentetan setelah hari raya saraswati, dimana pada hari ini
umat hindu melakukan puji syukur atas berkah yang telah diberikan oleh Ida Sang
Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati.
Perbedaan hari raya Saraswati dengan hari raya Tumpek Landep adalah dimana pada
saat hari raya Saraswati umat hindu melakukan puji syukur atas turunnya ilmu
pengetahuan dimana diimplementasikan dengan mengupacari berbagai sumber-sumber
ilmu pengetahuan, seperti buku, lontar, prasasti dan berbagai sumber-sumber
sastra dan ilmu pengetahuan lainnya.
Sedangkan pada hari raya Tumpek Landep lebih
mengucapkan puji syukur kepada Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati yang telah
menganugrahi kecerdasan dan ketajaman pikiran kepada manusia yang mana dari
pikiran-pikiran tersebut melahirkan daya
cipta rasa dan karsa manusia dalam menciptakan sesuatu (output) yang dapat
mempermudah kehidupannya untuk mencapai kebahagiaan.
Hari raya tumpek landep jatuh setiap Saniscara/hari
sabtu Kliwon wuku Landep, sehingga secara perhitungan kalender Bali, hari raya
ini dirayakan setiap 210 hari sekali. Kata Tumpek sendiri berasal dari “Metu”
yang arinya bertemu, dan “Mpek” yang artinya akhir, jadi Tumpek merupakan hari
pertemuan wewaran Panca Wara dan Sapta Wara, dimana Panca Wara diakhiri oleh
Kliwon dan Sapta Wara diakhiri oleh Saniscara (hari Sabtu). Sedangkan Landep
sendiri berarti tajam atau runcing, maka dari ini diupacarai juga beberapa
pusaka yang memiliki sifat tajam seperti keris.
Penyucian alat senjata (bali.panduanwisata.com) |
Dalam perkembangan zaman dan teknologi, perayaan
hari raya Tumpek Landep tidak hanya mengupacarai benda-benda sakral/pusaka
seperti keris dan peralatan persenjataan, melainkan juga benda-benda lain yang
memiliki manfaat positif yang memberikan kemudahan dalam segala aktivitas dan
kehidupan manusia. Adapun benda-benda tambahan yang juga sering kita lihat
diupacarai para hari tumpek landep ini antara lain : motor, mobil, sepeda,
computer, laptop, mesin pabrik, dan benda-benda lainnya.
Bagi umat hindu di Bali, senjata yang paling utama
dalam kehidupan ini adalah pikiran, karena pikiranlah yang mengendalikan
semuanya yang ada. Semua yang baik dan yang buruk dimulai dari pikiran, maka
dari itu dalam perayaan hari Tumpek Landep ini kita diharapkan agar senantiasa
menajamkan pikiran lewat kecerdasan dan mengendalikan pikiran lewat norma-norma
agama dan budaya.
Begitu tingginya filosofi orang-orang Bali yang
sangat memaknai segala sesuatu yang ada di dalam kehidupannya. Ini juga yang
membuat Bali dikenal sangat unik dan eksotis bagi orang-orang yang pernah
mengunjunginya. Hendaknya budaya-budaya nusantara seperti inilah yang
sepatutnya kita lestarikan sebagai bentuk warisan para leluhur, yang
menunujukkan jati diri dan karakter bangsa di tanah Nusantara. Semoga segala
pikiran yang baik datang dari segala penjuru.
Sumber Klik Disini
Post Comment
Post a Comment