Merdeka !
Terbebas dari penjajahan
Terbebas dari Kebodohan
Terbebas dari kemiskinan
Terbebas dari Ketidak adilan
Menuju adil makumur
Semoga!
Puisi di atas adalah puisi Akil Mochtar yang ditweet pada tanggal 17 Agustus 2013. “Puisi” itu akhir-akhir ini banyak dicopas di dunia maya, dianggap sebagai pesan yang bermakna. Saya mencoba meinterpretasikan atau menafsirkan “puisi” itu dengan metode “Tafsir ngawur.”
Merdeka !
Penyair merasa senang dan bahagia setelah bebas dari tuduhan korupsi yang sempat berseteru dengan Refly Harun. Penyairnya seperti ketiban durian runtuh, justru di angkat menjadi Ketua MK.
Terbebas dari penjajahan
Dengan menjadi ketua MK tidak ada lagi yang bisa menjajahnya, termasuk Refly Harun, rival utamanya.
Terbebas dari kebodohan
Koruptor yang menjadi tersangka, seperti Anas dan lainnya, oleh penyairnya dianggap sebagai kebodohan. Koruptor yang tidak ketahuan mungkin lebih banyak, merekalah orang-orang pintar, termasuk penyairnya yang terbebas dari jeratan tuduhan Refly harun.
Terbebas dari kemiskinan
Menambah kekayaan dari korupsi tujuh atau sembilan milyar lagi tentu akan menjauhkan diri dari godaan kemiskinan yang terkutuk.
Terbebas dari ketidak adilan
Keadilan bersifat relatif. Jika kita menang berperkara, maka kita menganggap itu adil. Jika kalah,maka tentu saja tidak adil. Sebagai Ketua MK, tentu penyairnya ingin mengatakan,”sayalah pemegang palu keadilan.” Haaah..Selamat tinggal ketidak adilan bagi diriku.
Menuju adil dan makmur
Karena penyairnya sudah memegang lisensi keadilan, maka tentu saja tujuannya adalah untuk memakumurkan diri sendiri dan keluarganya sebanyak- banyaknya.
Semoga !
Harapan yang sangat besar ditandai dengan tanda seru ini, sayangnya bisa dijegal oleh KPK. Kata “semoga ! “ memang lebih layak kita sematkan pada KPK. Semoga tetap kuat menjegal harapan koruptur-koruptor lain.
Semoga ! #WPW13
Post Comment
Post a Comment