SINGARAJA, DUMAI
– Wilayah kabupaten Buleleng diketahui sebagai daerah yang banyak menyimpan
potensi pariwisata alam air terjun (water
fall) di Bali. Salah satunya, air terjun Gitgit, Kecamatan Sukasada yang telah
sangat banyak dikenal di dunia pariwisata. Namun ada pula yang tak kalah menarik, yakni Obyek wisata air terjun
Melanting di Kecamatan Banjar.
Air Terjun Melanting (bali.panduanwisata.id)
Obyek
wisata ini memiliki klas pengunjung khusus yakni wisatawan asal Eropa atau
tepatnya dari negara Francis yang notabene suka dengan paket wisata tracking.
Wisatawan dari negara ini memilih berkunjung ke obyek air terjun Melanting
bukan hanya ingin mencari suasana pemandangan air terjun saja, tetapi juga
mencari suasana agro tourism pedesaan terutama di Desa Munduk. Pemandangan alam
yang masih alami dan sistem pertanian yang masih tradisional, dan potensi
kesenian seakan menjadi sebuah magnet untuk menarik wisatawan berkunjung di
obyek ini.
Obyek
wisata air terjun Melanting secara tofografi terletak di perbatasan antara Desa
Gobleg dengan Desa Munduk Kecamatan Banjar. Untuk menjangkau obyek ini wisatawan
bisa datang dari kawasan wisata Lovina dengan menempuh perjalanan darat sekitar
30 kilometer ke arah selatan.
Wisatawan
bisa juga menjangkau dari Denpasar dengan menempuh perjalanan darat sekitar
satu setengah jam. Aliran air dari rembesan danau kembar (Danau Buyan dan
Tamblingan) di sebelah selatannya mengalir deras di sungai yang melintasi dua
desa bertetangga ini. Air terjun pertama dengan ketingian pancuran airnya
setinggi sekitar 30 meter. Sedangkan, air terjun kedua lokasinya tak jauh dari
lokasi air terjun pertama.
Bendesa
Adat Pekraman Munduk, Kecamatan Banjar, Jro Putu Ardana, Sabtu (28/2)
menuturkan, sejak ditemukan obyek air terjun Melanting, dikelola oleh desa
dinas setempat. Dari hasil penjualan tiket masuk itu, sebesar 50 persen masuk
menjadi pendapatan ke desa dinas. Sedangkan, sisanya sebesar 50 persen lagi
disetorkan kepada ke pemerintah daerah. Saat ini, tiket masuk ke obyek ini
ditetapkan Rp 5.000 tiap orang.
Air Terjun Melanting (bali.panduanwisata.id)
Bila
musim liburan tingkat kunjungan wisatawan ke obyek ini mencapai hingga 300
orang setiap hari. Namun, jika situasi musim sepi, paling banyak wisatawan yang
berkunjung sebanyak 50 orang setiap harinya.
“Desa dinas yang mengelola obyek ini, cuma
karena tiket masuk dicetak oleh pemerintah daerah, sehingga kami harus menyetor
kontribusi ke daerah,” tuturnya seperti dikutip balipost.com, Minggu (01/3).
Sedangkan,
soal dukungan fasilitas, utamanya sarana keamanan bagi pengunjung, kata Ardana,
akses jalan ke obyek ini sudah terpelihara dengan sangat baik. Hal ini karena
jalan menuju ke lokasi obyek juga difungsikan bagi masyarakat petani untuk ke
kebun atau ke sawah, sehingga jalannya terpelihara dengan sangat baik. Demikian
pula di lokasi obyek secara rutin pihak pengelola melakuan pemeliharaan dan
penataan dengan tetap mempertahankan kondisi aslinya.
Ditanya
soal kelebihan obyek air terjun Melanting, Ardana menuturkan, obyek ini banyak
dikusai oleh wisatawan asal Eropa atau tepatnya dari negara Francis. Wisatawan
dari negara ini tidak hanya mencari pemandangan air terjun saja, namun ingin
mencari suasana alam pedesaan yang maish asri. Tak heran, sejak Desa Munduk
menjadi desa wisata, banyak pengelola akomodasi pariwisata di desanya membuka
paket wisata alam dengan sasaran utama berkunjung ke obyek air terjun
Melanting.
Post Comment
Post a Comment