DENPASAR, DUMAI -
Beban Berat dari kegiatan upacara yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali,
dipandang tidak terlepas dari minimnya pengetahuan soal upacara itu oleh umat. Maka
perlu dan sangat mendesak, masyarakat harus terus diberikan pencerahan.
Gusti Ngurah Sudiana (skalanews.com)
Salah
satunya dengan pembuatan buku-buku pegangan yang bisa dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan upacara. Sehingga dengan adanya buku-buku pegangan
tersebut, bisa terhindar dari kegiatan upacara yang berlebih-lebihan.
“Kita
di PHDI Bali sudah selesai membuat buku pegangan untuk berbagai bentuk upacara.
Yang berisi standar-standar upacara seperti standar upacara ngenteg linggih,
standar upacara piodalan, standar upacara ng-Rsi Gana dan sebagainya. Tetapi
kita masih kendala biaya pencetakannya,” jelas Ketua PHDI Bali, I Gusti Ngurah
Sudiana saat dialog dengan tema Apakah Upacara Agama Mempengaruhi Kemiskinan di
Bali, Jumat (8/1) lalu di ruang pertemuan Bajrasandhi, Renon seperti dikutip
suluhbali.co.
Ia
pun terus terang mengatakan, anggaran sebesar Rp 500 juta untuk PHDI belum
mencukupi kalau sampai digunakan untuk mencetak buku-buku yang diperlukan dalam
mencerahkan masyarakat atau umat
mengenai upacara itu.
“Saya brharap anggaran untuk PHDI bisa ditingkatkan
lagi dimasa-masa yang akan datang,” ujarnya.
Kemudian,
Sudiana mempertanyakan dan mengetuk hati mereka-meraka yang selama ini sudah
menikmati dan memperoleh keuntungan dari dunia pariwisata dan berusaha di Bali.
Ia menuturkan, kalau Bali dengan budayanya, dan agama dan aktifitas upacara
tersebut merupakan taksunya, merupakan aset Bali. Yang semua itu bersumber dari
agama Hindu. Pariwisata budaya Bali
selama ini juga ada tak terlepas dari hal tersebut.
Post Comment
Post a Comment