DUMAI –
Saat minggu terakhir bulan Desember 2014 lalu, suhu temperatur di Belgia
menurun di bawah nol derajat. Gelombang dingin yang disertai hujan salju
diramalkan akan turun di beberapa kota di Belgia. Media cetak dan elektronik
setempat berlomba-lomba memberitakan kondisi cuaca yang dipandu oleh para
presenter cantik dan menarik.
Pura Agung Santi Bhuwana di Belgia (Foto: Made
Agus Wardana)
RTLTVI,
stasiun televisi swasta Belgia berbahasa Perancis memberitahukan dalam tanda
kutip, "Akan terjadi chaos" di beberapa kota akibat turun salju pada
hari Sabtu 27 Desember 2014.
"Pengguna jalan harus berhati-hati karena jalan licin ber-es!"
"Angin berembus kencang antara 90-100 km/jam. Belgia akan membeku!"
Pemberitaan tersebut disiarkan secara detail sebagai imbauan dan peringatan
dini kepada masyarakat.
Prakiraan
turunnya salju dalam pemberitaan tersebut menjadi kenyataan. Terlihat
anak-anak menyambut dengan perasaan suka cita. Beberapa kendaraan terpeleset ke
pinggir jalan karena licin. Suasana "sedikit chaos". Salju semakin
deras menyelimuti seluruh ruas jalan dari sore hingga dini hari. Semakin putih
dan semakin tebal. Kendaraan melaju dengan kecepatan 25-45 km/jam.
Polisi
dan ambulans berdering-dering membunyikan sirine tanda keadaan darurat. Bagi
masyarakat yang diam dirumah lebih beruntung, namun sial bagi yang terlanjur
bepergian. Mereka sudah pasti tertimpa "chaos" di jalan raya.
Keesokan
harinya, matahari terang benderang, langit biru, suasana hening dengan
temperatur -6 derajat. Kota Brussel dingin sekali. Saya bergegas keluar rumah
menikmati suasana cerah di waktu pagi. Sarung tangan dan jaket tebal
menghangatkan badan dari kedinginan.
Hari
ini, saya berkeinginan untuk melakukan persembahyangan sekaligus ingin melihat
Pura Bali berselimut salju secara langsung. Pura Bali itu bernama Pura Agung
Santi Bhuwana, terletak di Taman Pairi Daiza yang beralamat di Domaine de
Cambron, 7940 Brugelette–Belgium. Pura ini terletak 85 km dari kota Brussel,
Belgia.
Pura
ini adalah pura terbesar di luar Indonesia yang didirikan oleh Eric Domb, warga
Belgia pecinta budaya Bali. Di Pura ini pula, ratusan umat Hindu yang
berdomisili di Eropa secara rutin bersembahyang untuk merayakan odalan
Saraswati, Tumpek Wariga, Tumpek Kandang, Purnama dan lain lain.
Selama
perjalanan dari kota Brussel menuju Pairi Daiza, saya melewati perkampungan
desa, hutan, hamparan tanah pertanian diselimuti salju. Sungguh indah nan
menawan. Perjalanan itu ditempuh selama 1 jam 45 menit dengan kendaraan
pribadi. Matahari cerah menyambut hangat kedatangan saya di Pura Agung Santi
Bhuwana. Bersyukur tidak ada rintangan dalam perjalanan walaupun jalanan licin
menghantui perasaan berjam-jam.
Sejak
diresmikan pada bulan Mei 2009, pura ini juga pernah diselimuti salju pada
bulan Desember tahun 2009 dan Januari 2013. Namun sayang, saya belum pernah melihat secara langsung keunikan itu.
Mungkin hari ini adalah anugerah. Niat tulus untuk bersembahyang menjadikan
hari ini sebagai hari yang sangat istimewa.
The
Flower Temple, terletak di samping Pura Agung Santi Bhuwana di Kota Brugelette.
Di
sebelah kiri area pura berdiri menjulang the Flower temple, bangunan ini
bermakna simbolik tentang bunga dan air menjadi sumber kehidupan. Dari ketinggian ini saya melihat panorama utuh keindahan pura
berselimut salju. Wah, sangat menakjubkan!
Struktur bangunan pura yang terbuat dari batu alam
Gunung Agung Bali seperti candi bentar, piyasan, bale kulkul, kori agung,
paruman, padmasana bersanding kontras dengan garisan putih salju memperjelas
sisi pinggir bangunannya. Sementara itu, sawah berundag-undag yang berada
persis di samping kanan pura terbujur kaku tertutup salju. Unik dan sangat
mengesankan.
Angin
berhembus sepoi-sepoi, tangan bergetar, dingin telah merasuk ke dalam tubuh.
Saya duduk bersila menyiapkan segala perlengkapan persembahyangan. Asap dupa
beraroma wangi, air suci dipercikan, mantra dilantunkan dan mata pun terpejam
memusatkan pikiran. Hening, sunyi, khidmat dan damai di hati.
Sebuah
kekuatan entah datang darimana, merangkul energi mempengaruhi rasa dan pikiran.
Airmata berlinang, memancarkan keharuan menikmati "keajaiban" ini.
Bangga dengan kebudayaan Hindu Bali berada sangat dekat d ihati masyarakat
Eropa.
Saya
berharap, keberadaan pura ini memberikan kesadaran kepada umat Hindu di
perantuan untuk tetap menyayangi budayanya sendiri, mempertahankan keyakinan
sekaligus melestarikan adat dan istiadat Bali yang tidak boleh punah diterjang
ombak modernisasi. Semoga !
Penulis, Made Agus Wardana di
Pura Agung Santi Bhuwana
Penulis
adalah MADE AGUS WARDANA, penabuh gamelan, pegawai lokal staf KBRI
Brussel-Belgia serta Kelihan Banjar Shanti Dharma Belgia–Luxembourg seperti
dilansir Kompas.com, Kamis (15/1).
Post Comment
Post a Comment