Headlines News :
Home » , , » Makna Gerhana Matahari dan Bulan Ala Tradisi Hindu Bali

Makna Gerhana Matahari dan Bulan Ala Tradisi Hindu Bali

Written By Unknown on Monday, May 5, 2014 | 11:00 AM

Gerhana matahari cincin pada Mei 2013 (Repro: http://ct.ft.ugm.ac.id)
DUMAI- Pada 29 April 2014 lalu terjadi gerhana matahari cincin. Gerhana ini dapat terlihat di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, dan Yogya mulai pukul 10.52.6 WIB. Batas utara gerhana cincin dimulai pukul 12.58.2 WIB dan gerhana berakhir pukul 15.14.4 WIB.

Di Bali, gerhana dapat dilihat di hampir seluruh wilayah, termasuk Denpasar mulai pukul 14.45.13 Wita. Puncak gerhana dapat dilihat pada pukul 15.08.00 Wita dan akan berakhir pukul 15.29.31 Wita.

Gerhana Matahari sejatinya merupakan peristiwa alam biasa. Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Bulan memang lebih kecil, tetapi bayangannya mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya. Hal ini dikarenakan jarak Bulan ke Bumi lebih dekat daripada Matahari. Menurut perhitungan, jarak rata-rata Bulan ke Bumi mencapai 384.400 kilometer, sedangkan jarak rata-rata Matahari ke Bumi sekitar 149.680.000 kilometer.

Ada berbagai jenis gerhana matahari, salah satunya gerhana matahari cincin. Gerhana cincin terjadi ketika piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Akibatnya, tatkala piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari tertutup piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan. Inilah yang kemudian terlihat seperti cincin yang bercahaya.

Kendati merupakan peristiwa alam biasa, bagi masyarakat Bali gerhana matahari atau pun gerhana bulan memiliki makna tertentu. Makna itu biasanya dikaitkan dengan waktu terjadinya gerhana, baik menurut bulan (sasih) maupun hari (sapta wara).

Berikut ini makna gerhana matahari dan bulan menurut sasih (bulan).
      1.      Sasih Kasa (bulan pertama, sekitar Juni-Juli): Banyak angin sakral (ribut), banyak fitnah, prajurit bertentangan
      2.      Sasih Karo (bulan kedua, sekitar Juli-Agustus): Tuhan menganugerahkan sandang pangan (artinya serbamudah dan murah)
      3.      Sasih Katiga (bulan ketiga, sekitar Agustus-September): Banyak keributan, orang lupa kepada Tuhan (agama)
     4.      Sasih Kapat (bulan keempat, sekitar September-Oktober): Banyak angin ribut, jarang hujan, jarang ada padi dan beras
     5.      Sasih Kalima (bulan kelima, sekitar Oktober-November): Banyak angin topan besar, tanaman banyak rusak di desa-desa dilanda tanah longsor, banyak orang mati, pembesar kesusahan
     6.      Sasih Kanem (bulan keenam, sekitar November-Desember): Banyak penjahat, orang kaya susah, orang miskin berpindah
     7.      Sasih Kapitu (bulan ketujuh, sekitar Desember-Januari): Banyak gemuruh halilintar, banjir besar, banyak yang hancur
     8.      Sasih Kaulu (bulan kedelapan, sekitar Januari-Februari): Selamat, tidak ada perkara
     9.      Sasih Kasanga (bulan kesembilan, sekitar Februari-Maret): Ada perang, banyak penjahat, paceklik, tanaman tak jadi
    10.  Sasih Kadasa (bulan kesepuluh, sekitar Maret-April): Raja atau pemerintah bertentangan, krisis ekonomi (penghidupan)
    11.  Sasih Jyesta (bulan kesebelas, sekitar April-Mei): Orang semua sehat, tetapi timbul keributan atau kekacauan

    12.  Sasih Sada (bulan kedua belas, sekitar Mei-Juni): Banyak angin topan, pembesar sama-sama bertentangan, banyak penyakit dan orang mati.

 
Ilustrasi Gerhana
Selain itu, tradisi Hindu Bali juga memberi ramalan terhadap gerhana matahari dan bulan yang terjadi menurut sapta wara (hari).
  1.      Hari Minggu : anak-anak (bayi) kesusahan, penyakit menyebar
  2.      Hari Senin : Banyak pencuri, padi dimakan hama menyebabkan susah
  3.      Hari Selasa : Berduka cita, banyak orang sakit, pencuri amat banyak
  4.      Hari Rabu : Banyak ternak sakit, pemerintah kesusahan
  5.      Hari Kamis : Banyak orang sakit, pemerintah tak beruntung
  6.      Hari Jumat : Pemerintah akan hancur, hama penyakit membiak
  7.      Hari Sabtu: Banyak pencuri, garam susah dicari

Gerhana matahari cincin hari ini terjadi pada akhir Sasih Kadasa bertepatan dengan Tilem Kadasa. Pada Sasih Kadasa ini terjadi dua kali gerhana. Sebelumnya, pada 15 April 2014 atau sehari setelah Purnama Kadasa juga terjadi gerhana bulan total. Kedua gerhana itu pun sama-sama terjadi pada hari Selasa.

Ini memang sekadar tenung (ramalan) sehingga mungkin tidak bisa lantas dijadikan sebagai pegangan. Tapi, para ilmuwan juga sudah menyatakan peristiwa-peristiwa alam di semesta ini kerap kali berpengaruh pada kehidupan umat manusia di bumi.


Share this post :

Post Comment

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1