Peta Perairan Natuna, Kepri (Inilah.com) |
DUMAI- Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) diklaim oleh pihak asing. Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT)
telah mengklaim wilayah perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ke dalam peta
wilayah RRT.
Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly
dan Paracel antara Tiongkok dan Filipina. Marsekal Pertama TNI Fahru Zaini
menegaskan, akibat klaim terhadap perairan Natuna oleh Tiongkok, TNI siap gelar
pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah tersebut.
"Yang dilakukan oleh Tiongkok ini menyangkut
zona wilayah NKRI. Untuk itu, kami datang ke Natuna ingin melihat secara nyata
strategi komponen utama pertahanan NKRI, yaitu TNI, terutama dalam kemampuan,
kekuatan dan gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah ini," tegas
Fahru seperti dilansir Beritabali.com,
Selasa (18/3/).
Dijelaskannya, Tiongkok telah menggambar peta
sebagian perairan Natuna di wilayah Laut Tiongkok Selatan masuk ke peta
wilayahnya dengan sembilan dash line atau garis terputus. Bahkan dalam paspor
terbaru milik warga Tiongkok juga sudah dicantumkan.
"Sengketa ini akan berdampak besar terhadap
keamanan laut Natuna," ungkapnya.
Menurutnya, bukan hanya wilayah Indonesia saja yang
dipetakan oleh Tiongkok, tetapi juga negara lain yang berbatasan dengan
perairan Laut Tiongkok Selatan seperti, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam,
Filipina, serta Thaiwan.
"Namun Tiongkok tidak mau berterus terang
terhadap koordinat mana yang masuk wilayah mereka," ujarnya.
Dalam rangka terjaganya keutuhan NKRI, tegas dia,
kebhinekaan kebangsaan di wilayah terdepan seperti Kabupaten Natuna perlu
diperkokoh.
"Wilayah yang berada di perbatasan, seperti
Kabupaten Natuna, persatuan dan kesatuan antarwarga maupun etnis, perlu
diperkokoh. Persatuan antarwarga perlu dijunjung tinggi, ini dimaksudkan supaya
tak mudah disusupi atau diadu domba oleh negara lain," ujarnya.
Ia mengatakan letak Indonesia sangat strategis, baik
lautnya maupun udaranya. Setiap hari selalu ramai dilewati oleh kapal maupun
pesawat negara lain.
"Dari letak yang bagus ini, bisa menjadi
keuntungan, bahkan juga kerugian, itu tergantung kita dalam mengimpletasikannya
dalam bernegara, NKRI adalah harga mati," tuturnya.
Post Comment
Post a Comment