Pohon Bambu tertata rapi dengan indah (esabiwibowo.blogspot.com) |
Katanya
bambu-bambu di hutan iri dengan nasib seruling. Suaranya dikagumi oleh banyak
orang. Mendengar itu seruling pun memberikan penjelasan, hai bambu dulunya saya
juga seperti kalian. Sebelum menjadi seruling, kakiku dipotong golok atau
parang, badan dihaluskan dengan pisau tajam dan yang paling menyakitkan dadaku
dilubangi. Perjalanan manusia-manusia bercahaya juga kurang lebih sama dengan
perjalanan sang seruling. Tidak ada diantara mereka yang perjalanannya hanya
lurus mulus.
Banyak
anak muda yang demikian bersemangat dan bertenaga. Sekolah, kursus,
berorganisasi, mencari bea siswa dan segudang aktivitas bertenaga lainnya.
Intinya Cuma satu, bila orang lain bisa kenapa saya tidak. Keyakinan seperti
ini juga yang menyebabkan sejumlah motivator mendorong banyak orang agar cepat
kaya raya. Anthony Robbin sebagai
contoh, memberi judul karyanya dengan Awakening The Giant Within.
Membangunkan raksasa yang ada dalam diri.
Premis
orang di jalan ini jelas sekali. Pertama, tidak ada istilah tidak bisa. Kedua,
kemampuan di dalam diri sini tidak terbatas. Ketiga, lebih tinggi kehidupan
yang bisa diraih itu lebih baik. Dan ternyata, bagi mereka yang sudah menua
bijaksana akan tersenyum penuh pengertian. Dalam kehidupan, ada yang bisa
dicapai, ada yang hanya layak disyukuri. Ada wilayah kehidupan yang bisa
digedor dengan kerja dan usaha. Ada wilayah kehidupan yang hanya menjadi milik
misteri.
Sampai
di tingkatan ini melarang anak muda berusaha keras tentu bukan pilihan yang
bijaksana. Sebagaimana cemara yang sejuk di gunung, kelapa yang bertumbuh kokoh
di pantai, biarkanlah mereka bertumbuh sesuai dengan tingkat kedewasaannya.
Namun bagi yang sudah menua, selain badan sudah berhenti berbau parfum,
digantikan oleh bau minyak kayu putih, mungkin ada gunanya mendengar
nyanyian-nyanyian bambu.
Coba
perhatikan baik-baik bambu :
Petama,
ia kuat dan kokoh tanpa pernah bisa dicabut angin. Dan alasan utama kenapa
bambu kuat adalah karena berakar kuat ke dalam. Ini berbeda dengan manusia yang
hidupnya lemah dan keropos, terutama karena berakar keluar (pangkat, kekayaan).
Ini memberi inspirasi, belajarlah bertumbuh dengan berakar kedalam. Ke dalam
persahabatan dan rasa syukur atas berkah kehidupan.
Kedua,
bambu senantiasa segar di segala musim. Ini berbeda dengan kebanyakan manusia
yang hanya segar bila punya uang, naik pangkat, dipuji. Dan karena tidak ada
kehidupan yang selalu kaya dan bahagia, maka layaklah direnungkan untuk belajar
indah di setiap langkah. Kaya indah karena banyak yang bisa dibantu dengan
kekayaan. Miskin juga indah, karena melalui kemiskinan manusia tidak perlu
takut kehilangan. Naik pangkat indah karena penuh pujian. Pensiun juga indah.
Berlimpah waktu yang tersedia untuk diamalkan.
Nyanyian
bambu yang ketiga, setelah tinggi bambu merunduk rendah hati. Siapa saja yang
setelah tinggi kemudian tinggi hati, ia sedang manabung untuk keruntuhannya di
kemudian hari. Dan puncak cerita bambu adalah ketika di belah didalamnya
kosong.
Bila
boleh jujur, kenapa banyak kehidupan mudah stres, marah, tersinggung karena
didalamnya penuh berisi. Dari harga diri, kekayaan sampai status social sehingga
jika ada yang berperilaku berbeda dari yang diharapkan, godaan untuk marah akan
mudah muncul. Dan bambu mengajarkan bahwa semua yang hebat-hebat yang membuat
manusia mudah marah suatu hari akan berakhir dengan kekosongan, seperti dilansir www.madesudarmini.com.
Post Comment
Post a Comment