Pantai Senggigi, Lombok (aeronusantara.blogspot.com) |
NTB = Nasib Tergantung Bali. Sejujurnya, agak
terkejut juga mendengar anekdot ini. Perkataan tersebut meluncur dari mulut
warga Provinsi Nusa Tenggara Barat sendiri. Tersirat rasa pesimis di sana.
Terbersit keputus asaan akan kondisi yang ada. Pariwisata Lombok menyimpan
berjuta potensi. Tidak kalah dengan kondisi alam di Bali. Banyak pantai di
Lombok yang sama indahnya dengan yang ada di Bali. Mulai dari Pantai Senggigi,
Pantai Kuta, Pantai Tanjung Aan, pink beach di Kabupaten Lombok Timur, bahkan
masih banyak lagi pantai yang belum tereksplorasi. Ditambah dengan pesona tiga
gili, yaitu Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Potensi Lombok terasa
semakin lengkap dengan beragam ciri khas lainnya yang dapat “dijual” untuk
pengembangan potensi pariwisatanya, misal adat dan budaya suku aslinya, Kampung
Sade, makanan khas taliwang, hasil olahan budidaya rumput laut, kerajinan emas
dan mutiara, serta sejuta potensi lainnya.
Lalu, mengapa muncul anekdot “Nasib Tergantung Bali?
Bukankah akan lebih indah jika pengembangan pariwisata di Pulau Lombok dapat
saling melengkapi, dapat saling mendukung dengan pengembangan pariwisata di
Pulau Bali? Juga dapat mendukung pengembangan pariwisata MICE yang tengah
gencar dilakukan di Pulau Bali. Seperti beberapa waktu berselang, ketika
Bandara Internasional Lombok (BIL), bandara yang ada di Pulau Lombok, turut
pula mendukung penyelenggaraan APEC dengan menyediakan Bandaranya sebagai
landasan alternatif maupun tempat parkir pesawat-pesawat peserta APEC.
Mungkin ini dilatarbelakangi oleh rencana pengembangan beberapa kawasan wisata
di Pulau Lombok yang seakan jalan di
tempat. Salah satunya terkait dengan pengembangan Kawasan Wisata “Mandalika
Resort”. Mungkin juga karena kebetulan
yang menggarap Kawasan Wisata Mandalika Resort sama dengan yang menggarap
Kawasan Wisata Nusa Dua di Bali, yaitu Bali Tourism Development Corporation
(BTDC), sehingga muncullah anekdot tersebut. Walaupun, sesungguhnya, kesamaan
korporasi yang mengelola tidak menjadi masalah sepanjang pelaksanaannya juga
berhasil seperti yang telah dilakukan di Kawasan Wisata Nusa Dua Bali.
Pengembangan Kawasan Wisata Mandalika Resort
direncanakan akan dilakukan di kawasan seluas lebih dari 1.000 Ha. Mandalika Resort terletak di selatan Lombok
dengan jarak hanya sekitar 20 menit berkendara dari Bandar Udara Internasional
Lombok, juga hanya 25 menit dari terminal feri utama di Pelabuhan Lembar di
Lombok Barat. Di kawasan seluas 1.035 Ha, Mandalika Resort memiliki 7,5 km
pantai indah dan teluk, serta dikelilingi oleh zona konservasi seluas kurang
lebih 3.000 Ha.
Presiden SBY meresmikan
Groundbreaking Kawasan
Pariwisata Mandalika di Pantai Kuta, Lombok Tengah, NTB
|
Pelaksanaan pengembangan seakan jalan di tempat,
karena kawasan Mandalika telah dicanangkan oleh SBY sejak Oktober 2011. Namun
hingga saat ini, belum terlihat jelas tanda-tanda kegiatannya. Memang sudah
mulai, namun progressnya terasa lambat. Bahkan, masih terkendala oleh
penyelesaian 135 Ha. lahan yang diklaim oleh beberapa pihak, sehingga belum
dapat dilakukan pembebasan. Pihak DPRD Provinsi NTB, mendesak Pemerintah
Provinsi untuk mengambil alih penanganan
Mandalika.
Angin segar mulai bertiup, akan diupayakan
penyelesaian masalah lahan karena investor tidak akan mulai membangun bila
masalah lahan belum terselesaikan. Semoga bermacam program pengembangan
pariwisata di Pulau Lombok dapat berjalan dengan lancar. Sehingga tidak akan
ada lagi anekdot NTB = Nasib Tergantung Bali. Anekdot tersebut dapat berganti
menjadi NTB = Nyaman Tiada Bandingannya.
Sehingga dapat menarik minat wisatawan, baik wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Sumber dari Klik Disini
Post Comment
Post a Comment