www.eastbound88.com
|
Orang Bali sombong? Mustahil! Jika ada yang berani
mengatakan orang Bali arogan, angkuh, ia bisa dianggap orang gila, tak paham
Bali. Orang itu pasti Cuma melakukan pengamatan sepintas kilas. Seisi dunia
mengakui, manusia Bali itu lugu, polos, sangat sederhana, koh ngomong ,
pendiam, malas bertengkar, suka mengalah.
Mereka bahkan sering dinilai merendahkan diri,
sangat low profile , sehingga acap kali kehilangan peluang untuk bersaing dan
maju. Kalaupun toh ada satu dua yang sombong, itu pasti perkecualian. Jika
bertemu dengan orang yang baru pertama kali dikenalnya, orang Bali menatap
mereka dengan pandangan teduh, bersahabat, seolah-olah hendak menyampaikan, tak
sesuatu pun perlu dicemaskan di Pulau Kahyangan ini.
www.braingym-indonesia.org
|
Orang Bali menganggap kesombongan itu adalah musuh,
karena itu harus diperangi dan dijauhi. Tapi benarkah orang Bali tak bisa
sombong? Benarkah mereka selalu sukses menaklukkan musuh yang satu itu? Orang
Bali itu bukan dewa. Jika mereka gampang tersenyum, tak berarti mereka tak
mungkin merengut. Jika mereka orang-orang periang, tak berarti mereka terbebas
dari sedih. Jika mereka masyarakat yang ramah, tak berarti mereka tak bisa
marah. Mereka tak mungkin lepas dari suasana hati; sedih, gembira, dongkol,
bahagia. Mereka juga sering diombang-ambingkan oleh rasa yang meletup-letup,
sehingga mengekspresikannya dengan sikap meledak-ledak. Karena itu mereka tentu
tak bisa sepenuhnya bebas dari watak sombong. Lalu, untuk urusan apa
orang-orang Bali menjadi sombong? Apa yang membuat mereka menjadi arogan?.
Harta benda telah banyak mengubah sikap hidup orang
Bali. Dulu kalau bepergian dalam kota, mereka bersepeda atau naik kendaraan
umum. Melintas kedesa tetangga jalan kaki, sehingga ada cukup waktu untuk
berhenti sejenak ngobrol ketika bersua kawan di perjalanan. Sepeda dan jalan
kaki menjadi wujud penting untuk menyatakan rasa keakraban dan kekerabatan.
Kekayaan kemudian membuat mereka dengan mudah punya
motor atau mobil. Banyak yang sanggup beli mobil mewah, atau motor besar.
Mereka mulai terbiasa pamer kendaraan di jalan-jalan. Mesin-mesin itu menjadi
simbol gengsi dan pernyataan diri, memberi ruang untuk menyatakan diri lebih
berkuasa, lebih diatas, dibanding yang lain. Orang kemudian mulai berteori,
yang membuat orang Bali itu sombong adalah mobil dan motor, bukan tanah, tap
pula emas dan permata.
anton-djakarta.blogspot.com
|
Ini memang Cuma sepotong teori kesombongan, hanya
spekulasi. Tapi mereka yang pertama kali datang ke Bali, terjebak ditengah
kemacetan lalu lintas di Denpasar, atau pergi ke kota-kota kabupaten dan
melihat anak-anak muda ngebut, tahu persis, teori kesombongan itu tak
sepenuhnya salah.
Para pendatang pemula itu sering tak habis pikir,
bagaimana mungkin orang Bali yang dikenal santun itu merasa sangat berkuasa di
atas kendaraannya. Mengendarai mobil mewah merekatampak mereka sangat bangga,
begitu individualis. Mereka menjadi heboh ketika belanja di pusat-pusat
perbelanjaan. Semakin mewah, kian mahal, kendaraan pribadi yang mereka
pergunakan, kian merasa hebat mereka.
www.isi-dps.ac.id |
Jalanan dikhawatirkan menjadi pusat orang-orang Bali
mengekspresikan kehebatan jati diri mereka. Dengan mudah mereka menutup jalan
umum ketika mereka menyelenggarakan upacara adat dan agama. Seorang pecalang
dengan gagah naik sepeda motor mengawali iring-iringan truk melasti ke laut
dengan gamelan bleganjur . memacu kencang motornya, pecalang itu meniup
sempritan terus-menerus, melambai-lambaikan tangan memerintahkan kendaraan lain
didepannya minggir dan berhenti, memberikan jalan iring-iringan “suci” itu lewat.
Padahal leluhur mereka mengajarkan untuk berdamai dengan lingkungan, seperti
senantiasa diisyaratkan tat twam asi , filosofi yang sangat mereka banggakan.
Orang Bali tampaknya memang harus semakin hati-hati,
karena masa kini semakin banyak benda dan peluang yang gampang membuat mereka
menjadi kian sombong. Mereka harus terus waspada, agar kesombongan, musuh
bebuyutan itu, tidak semakin merusak dan menguasai.
Sumbernya dari Klik Disini
Post Comment
Post a Comment