Gadis Pakistan (localgirlzshow.blogspot.com) |
Madhuri, remaja 16 tahun putri Sochi,
sebelumnya pernah mendapat pelecehan oleh Solangi tapi dia terlalu trauma untuk
menceritakan hal itu kepada keluarganya. Demikian penuturan bibinya, Sri Devi.
"Dharmo menantang dia untuk
menembaknya. Dia menganggap lebih baik mati ketimbang membiarkan Hindu dan
muslim bersatu dalam ikatan. Akhirnya kami bisa mengusir Solangi dan tak
seorang pun luka," kata Sri Devi, seperti dilansir Merdeka.com, Jum’at
(5/9).
Sejak saat itu, Madhuri yang biasa
mengemis (tradisi perempuan kasta rendah Sochi) takut untuk keluar rumah. Pakistan
adalah rumah bagi dua juta warga Hindu yang mayoritas tinggal di wilayah
selatan di Provinsi Sindh dan mereka berasal dari kasta rendah, termasuk Sochi.
Warga Hindu dengan kasta lebih tinggi
biasa jadi korban penculikan untuk uang tebusan sedangkan warga Hindu kasta
rendah takut putri-putri mereka diculik buat dinikahi.
"Komunitas kami masih bisa
bertahan dengan penjarahan dan penculikan terhadap kaum laki-laki, tapi jika
putri-putri kami dan istri kami diculik itu sangat menyakitkan. Namun sedihnya,
kejahatan semacam ini semakin sering terjadi karena ekstremisme agama,"
kata Bhawan Das, anggota Majelis Nasional untuk kaum minoritas.
Menurut sebuah laporan dari Gerakan
Solidaritas dan Perdamaian, sekitar seribu gadis non muslim masuk Islam saban
tahun di Pakistan. Setiap bulan diperkirakan ada 20 atau lebih gadis Hindu
diculik dan dipaksa masuk Islam. Solangi mengklaim dia mencintai Madhuri dan
tidak tahu mengapa gadis itu tidak mau dinikahinya.
"Sekarang dia mengemis dari
rumah-rumah ke toko-toko. Saya bisa memberinya lebih banyak dari itu. Saya
takut dia akan menculik saya dan memaksa masuk Islam dan menikahinya. Dia bukan
orang Hindu. Saya lebih baik mati sebelum menikahi dia "
Bagi Solangi agama hanya urusan nomor
dua, tapi lain bagi Madhuri.
Post Comment
Post a Comment