Omed-omedan di Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar (suluhbali.co) |
DENPASAR, DUMAI- Setelah melaksanakan hari Raya Nyepi, masyarakat
Banjar Kaja Kelurahan Sesetan menggelar tradisi unik yang dikenal dengan “Omed-omedan” dan
selalu digelar setiap tahun pada saat Ngembak Geni ( Sehari setelah
Nyepi ). Omed-omedan sendiri diselenggarakan oleh pemuda dan pemudi asli Banjar
Kaja Sesetan dengan cara tarik-tarikan hingga ciuman sebagai wujud kebahagiaan
di saat Ngembak Geni.
Meskipun setiap pelaksanaan Tradisi Omed-omedan
identik dengan ciuman antara Pemuda Pemudi, namun sesuai dengan kamus besar
Omed-omedan memiliki arti tarik-tarik menarik. Masyarakat Banjar Kaja menolak
keras tudingan image atau kesan bahwa
Omed-omedan identik dengan ciuman. Tradisi ini hanya sebagai bentuk luapan
kebahagiaan Pemuda-Pemudi saat melakukan Omed-omedan usai melakukan perayaan
Nyepi sehari penuh.
Kepala Lingkungan Banjar Kaja mengatakan
“Omed-omedan merupakan salah satu warisan tradisi. Tujuan diantaranya kita
mensyukuri berlalunya tahun baru saka yang lama dan menyambut tahun saka yang
baru. Didalam mensyukuri itu salah satu bentuknya ini (tradisi Omed-omedan)
untuk melekatkan silahturahmi sesama anak muda sekitar Banjar Kaja Sesetan,”
ungkap Made Sukaja seperti dilansir suluhbali.co,
(03/04).
Seorang pemuda dan pemudi dalam Tradisi Omed-omedan (suluhbali.co) |
Dalam pelaksanaan omedan-omedan hari ini Selasa
(01/04) sejumlah pemuda-pemudi mengalami kerauhan (kesurupan dalam istilah
Bali) usai melaksanakan tradisi Omed-omedan.
Hal ini menurut Made Sukaja sebagai bentuk restu dari yang menaungi Pura
Banjar Kaja.
“Kita memang percaya dengan sesuatu yang tidak
kelihatan, berarti kita percaya dengan semacam bahwa Pura ini ada yang
melinggih (menghuni dalam istilah Bali) yang memberikan restu kepada kegiatan
ini tentu itu bukti bahwasannya beliau ada disekitar kita. Sehingga kami
selamat melaksanakannya dan jalan acara hari ini lancar. Salah satu diantaranya beliau sudah ada
disekitar kita untuk merestui kegiatan ini itu bentuk kepercayaan kami,”
Paparnya.
Omed-omedan dipersembahkan untuk memperkaya Hasanah
Budaya Kota Denpasar dan mewujudkan Denpasar sebagai Kota Budaya. Dalam Perda
No.8 tentang Pola dasar Pembangunan Kota Denpasar tahun 2001-2005 (2001:45/c)
diprogramkan bahwa tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja, Sesetan dicantumkan
sebagai sarana dan prasarana “adat dan budaya untuk mendukung atraksi wisata”.
Omed-omedan merupakan ikon yang sudah mendunia.
“Kami disini cukup bahagia bisa melaksanakan tradisi
warisan budaya yang telah turun temurun kami wariskan di Banjar Kaja. Kami
sendiri total sekitar 350 orang namun setengah dari kami ada yang bekerja
diluar dan sekolah diluar,” ungkap Ketua Muda-Mudi Banjar Kaja, I Putu Arya
Wiranatajaya saat ditanya mengenai pelaksanaan tradisi Omed-omedan.
Anda ingin tahu sejarah dan makna “Omed-Omedan”, Klik Disini
Post Comment
Post a Comment