LONDON, DUMAI -- Survei yang dilakukan oleh kantor statistik nasional Inggris
membuktikan, mereka yang memeluk agama Kristen dan Hindu adalah orang-orang
yang paling bahagia di negara itu. Sedangkan mereka yang tidak mengidentifikasi
diri dengan agama mana pun, mencatatkan skor kepuasan hidup paling rendah.
Ilustrasi
Seperti
dilansir www.satuharapan.com,
Minggu (07/02), Kantor Statistik Nasional Inggris atau yang dikenal sebagai
Office for National Statistics (ONS)
merilis sejumlah indeks kebahagiaan dan kepuasan hidup pada awal Februari ini,
yang didasarkan pada survei antara April 2012 dan Maret 2015. Survei tersebut
mengukur indeks kebahagiaan orang Inggris menurut berbagai variabel, mulai dari
usia, tempat tinggal, etnis dan agama.
Para
partisipan ditanyakan empat pertanyaan terpisah: seberapa puas mereka akan
kehidupan mereka secara umum; apakah mereka menganggap yang mereka kerjakan
dalam hidup ini berharga; seberapa bahagia mereka pada hari sebelumnya; dan
seberapa cemas mereka pada hari sebelumnya. Menurut The Daily Telegraph,
mengutip hasil survei tersebut, rata-rata orang Inggris mencatat skor kepuasan
hidup 7,53 dari skala 10. Sedangkan untuk pertanyaan seberapa bahagia mereka
pada hari-hari sebelumnya, skor rata-rata orang Inggris adalah 7,38.
Yang unik,
mereka yang tidak mengidentifikasi diri dengan agama mana pun mencatat skor
kebahagiaan terendah yakni di angka 7,22. Skor mereka bahkan lebih rendah dari
rata-rata orang Inggris. Angka itu lebih rendah dibanding Muslim yang mencatat
skor 7,33, Yahudi 7,37 dan Sikh 7,45. Ada pun orang Kristen dan Hindu mencatat
skor tertinggi, yaitu 7,60. Hal yang sama terjadi pada hal kebahagiaan. Yang
teratas atau mereka yang paling merasa bahagia
adalah orang Hindu dengan skor 7,57 dan Kristen 7,47.
Sedangkan
ketika ditanya, apakah Anda menganggap hidup sangat berharga, skor paling
tinggi dicatat oleh mereka yang beragama Yahudi dan Kristen. Yang disebut
pertama mencatat skor 7,90 sedangkan yang kedua 7,86. Mereka yang tidak
mengidentifikasi diri dengan agama mana pun, mencatat skor terendah dalam
memandang keberhargaan hidup, yaitu 7,58.
Survei ini
memiliki ukuran sampel 304.740 orang, mengeksplorasi pertanyaan dalam berbagai
kategori. Statistik itu menunjukkan bahwa berdasarkan usia, mereka yang paling
berbahagia adalah kelompok usia 65-79, sementara mereka yang berusia 45 sampai
59 dilaporkan memiliki tingkat kepuasan
hidup terendah.
Menurut Dr.
Paul McLaren, konsultan psikiatri di Rumah Sakit Priory, London, iman memang bisa menjadi faktor protektif bagi
banyak orang. "Biasanya iman itu diikuti dengan dukungan sosial yang kuat
yang diakui merupakan faktor protektif terhadap trauma psikologis," kata
McLaren.