DUMAI –
Masyarakat Bali yang resah akan tayangan “Mr. Tukul Jalan-jalan” disiarkan oleh
televisi swasta yang dinilai melecehkan dan mengeksploitasi tempat suci “Pura”
di Bali, akhirnya mendapat respon positif dari pihak Trans7.
Siaran Mr. Tukul Jalan-jalan saat
di Bali (penulispro.com)
Pihak
Trans7 akhirnya meminta maaf atas beberapa hal dalam program siaran Mister
Tukul Jalan-jalan yang dinilai tidak pantas dan melanggar penghormatan terhadap
Suku, Agama, Ras dan antar golongan (SARA) serta kesopanan yang berlaku di
masyarakat Bali.
Trans7
dalam pernyataan keterangan suratnya diwakili Direktur Utama PT DUTA VISUAL
NUSANTARA TIVI TUJUH, Atiek Nur Wahyuni yang ditujukan kepada Ketua Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID) Bali A.A. Gede Rai Sahadewa, SH menyatakan, sudah
melakukan evaluasi dalam internalnya untuk lebih berhati-hati dan mengcross check lagi dengan mengacu pada Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI tahun 2012
apabila nanti akan menayangkan program siaran.
Namun sayang, permohonan maaf ini tidak siarkan langsung oleh pihak Trans7 karena kontroversi tayangan tersebut muncul dari siaran televisi yang dilihat masyarakat luas. Maka semestinya, permohonan maaf ini disiarkan langsung agar masyarakat luas khususnya masyarakat Bali tahu dan tidak merasa dilecehkan lagi.
Surat permintaan maaf Trans7 (facebook.com)
Sebelumnya,
KPID Bali memberikan sanksi administrasi berupa teguran tertulis terhadap
stasiun televisi Trans 7 terkait program siaran “Mr. Tukul Jalan-Jalan”.
Meskipun
pada saat tayangan itu, Tukul (host)
tampil dengan pakaian seenaknya, memakai jeans
dan bukan bertujuan untuk sembahyang serta mengatakan “Pelinggih sebagai rumah iblis”, hal ini oleh beberapa kalangan
dinilai tidak mencerminkan penghormatan suku, agama, ras dan antargolongan
(SARA).
Post Comment
Post a Comment