DENPASAR, DUMAI -
Diskusi antara Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID) Bali, dan perwakilan media di Kantor PHDI, Jalan Ratna
nomor 71 Denpasar, Kamis (22/1), berlangsung menarik. Banyak masukan yang
diterima oleh PHDI dan KPID Bali, terkait tampilan Puja Tri Sandya yang akan
ditayangkan di televisi.
Logo PHDI
Akademisi
IHDN Denpasar Dr Made Surada mengungkapkan, tayangan Puja Tri Sandya di
televisi selama ini perlu segera disempurnakan. "Ada beberapa catatan yang harus
diperbaiki, contohnya antara terjemahan dan teks yang tidak sesuai," jelasnya
seperti dilansir tribunnews.com, Jum’at (23/1).
Kepala
Operasional Big TV, I Nyoman Keramas, pun berharap PHDI Bali dan KPID Bali
menyiapkan audio rekaman Tri Sandya sehingga ada keseragaman baik dari segi
durasi maupun pengucapan.
"Bagaimana
kalau PHDI dan KPID yang menentukan standarisasinya, agar bisa seragam, tolong
dibuatkan dalam artian reng (wirama) dan audio yang sama untuk kami,"
ujarnya.
Menanggapi
hal tersebut, Ketua PHDI Bali I Gusti
Ngurah Sudiana mengatakan, ide ini
sangat brilian. "Solusinya perlu rekaman lagi, untuk menentukan reng yang
pasti dan kita akan memilih siapa yang akan direkam suaranya," kata Sudiana.
Tayangan
Puja Tri Sandya ke depan harus sesuai dengan pedoman rekomendasi PHDI Bali No
4/Pesamuhan Madya II/PHDI Bali/XI/2014 tentang Pedoman Tayangan Puja Tri Sandya
pada media elektronik. Ada beberapa rekomendasi di antaranya, penayangan selama
3 kali pada pukul 06.00 Wita, 12.00 Wita, dan 18.00 Wita. Kemudian mencantumkan
teks Puja Tri Sandya sesuai pedoman terlampir, dengan tiga teks, Dewa Negari,
Bali, dan arti latin.
Sudiana
mengatakan akan segera memformulasikan terkait penggunaan huruf Dewa Begari.
"Nanti kita putuskan perihal itu, dilihat dari segi artistiknya, kita akan
lihat formula terbaik dari teks Dewa Negari, Bali, latin," katanya.
Sementara, pada audio mantram Puja Tri Sandya akan menggunakan reng/wirama Sruti mawilet
(panjang) dengan iringan genta dan musik gender. Penayangan audio visual
disesuaikan bait mantram yang diucapkan sesuai etika keagamaan dan nilai
spiritual.
Di
antaranya pada bait I dengan tampilan visual keindahan alam semesta dan bumi,
bait II tampilan Dewa Wisnu dan perkembangannya, bait III menampilkan Dewa Siwa
dan perkembangannya. Bait IV menampilkan kehidupan sosial di masyarakat, bait V
menampilkan suasana meditasi/persembahyangan dan bait VI menampilkan suasana
kedamaian.
Menurut
Sudiana, hasil pertemuan antara PHDI, KPID, dan media berkaitan dengan Puja Tri
Sandya adalah mengenai editing tulisan dan artinya. Tulisan ini akan
diformulakan oleh PHDI, lalu akan diserahkan lagi kepada media. Kedua perihal
penayangan setiap Puja Tri Sandya, sesuai dengan rekomendasi yakni pukul 06.00,
12.00, dan 18.00 Wita tentunya disesuaikan dengan wilayah.
Sementara,
mengenai audio visual masih akan dibicarakan lagi agar tepat antara teks dan
artinya. Setelah editing selesai, kata dia, akan dilakukan pertemuan lagi untuk
menyamakan persepsi.
Namun, Sudiana enggan mengatakan deadline karena memang waktu yang diperlukan tidak pasti namun akan
diusahakan secepatnya. Sementara untuk tayangan selama ini, sebelum ada
keputusan yang valid akan tetap ditayangkan di televisi.
Post Comment
Post a Comment