KARANGANYAR, DUMAI –
Dua Candi Hindu yakni Candi Sukuh dan Candi Ceto diusulkan masuk register
warisan budaya dunia. Tahun ini, tim dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) akan melakukan kajian di dua candi Hindu tersebut.
Candi Sukuh
( utiramadina.wordpress.com)
“Dua
candi tersebut sudah teregistrasi BCB jenis periode klasik di Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun ini, dua candi iu akan diteliti terkait
pembaruan penetapan sekaligus persiapan pengajuan ke Unesco sebagai warisan
budaya dunia,” ujar Ismu Suprihatin, Kasi Musium, Sejarah Kepurbakalaan dan
Nilai Tradisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karanganyar seperti
dilansir krjogja.com, Sabtu (10/1).
Suprihatin
menuturkan, pengusulan dua candi di lereng Gunung Lawu itu menjadi warisan
budaya dunia sangatlah tepat. Apalagi perhatian pemerintah selama ini belum
cukup untuk mempertahankan keutuhan dua peninggalan budaya itu serta kontribusi
pemanfaatannya bagi Pemkab Karanganyar minim.
Menurutnya,
sebagai contoh, akses transportasi menuju lokasi ke Candi Sukuh di Desa Berjo,
Ngargoyoso serta Candi Ceto di Desa Gumeng, Jenawi masih kurang layak. Dari
segi bangunan, terjadi penurunan elevasi pada fondasi utama Candi Sukuh
sedangkan relief dan dan arca di Candi Ceto mengalami kerusakan. Potensi
longsor di lereng Gunung Lawu serta bencana alam lainnya dikhawatirkan
menghilangkan dua candi Hindu tersebut.
Suprihatin
menyebutkan, perhatian dunia terhadap Candi Ceto dan Candi Sukuh diharapkan
memantik upaya pemeliharaan dari berbagai kalangan. Sebagai permulaan, ia
mengusulkan pembuatan dokumentasi bangunan candi dari sisi arsitektur dan
teknik pembuatan melalui pencitraan tiga dimensi.
“Sebenarnya
hanya tinggal meminta bantuan BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) terkait
peminjaman laser dokumentasi tiga dimensi yang ada di Borobudur. Tapi usulan
itu membutuhkan pula pendanaan, yang belum disetujui Pemkab,” ujarnya.
Sebagai
informasi, dua candi tersebut teregistrasi benda cagar budaya dari total 37
item di Karanganyar. Puluhan BCB tersebut diklasifikasi jenis candi, makam,
stasiun, masjid, pabrik dan gedung yang dibangun pada era klasik, prasejarah,
Islam dan kolonial. Dikatakan Ismu, puluhan BCB tidak bergerak tersebut saat
ini dikelola swasta dan pemerintah.
Post Comment
Post a Comment