UBUD, DUMAI -
Upacara Ngaben DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati Sosrobahu yang dilaksanakan
Selasa (9/12) diiringi oleh ribuan warga. Pada pukul 12.30 wita, setelah
dilakukan penghormatan terakhir, jasad mendiang ditandu dibawa keluar dari Puri
Kantor Ubud, langsung dibawa naik ke atas bade yang bertumpang 9.
Pelebon Tjokorda Raka Sukawati di Ubud
(Suluhbali.co)
Setelah
itu bade tersebut bergerak menuju setra Dalem Puri yang jaraknya sekitar 600
meter ke arah timur dari Puri. Didahului oleh 2 buah lembu, kemudian barisan
sanak keluarga beriringan di depan bade. Kerumunan warga, tamu undangan dan
ratusan wisatawan asing sudah menunggu sejak pagi hari untuk menyaksikan
prosesi tersebut.
“Saya
bersyukur dan mengucapkan terimakasih atas perhatian warga. Begitu pula atas
kelancaran persiapan dan upacara pelebon ini. Upacara ini murni sebagai
ungkapan bakti anak, maupun keluarga kepada beliau,” ungkap DR. Cokorda Gede
Raka Sukawati (Cok De) yang merupakan saudara sepupu almarhum seperti dikutip
Suluhbali.co, Rabu (10/12).
“Apalagi
jasa-jasa beliau sudah begitu besar, baik untuk keluarga, warga dan juga
bangsa,” tambah dosen ekonomi Unud yang sekaligus sebagai undagi (arsitek)
pembuatan bade yang digunakan untuk pelebon Tjokorda Raka Sukawati ini.
Sebagai
bagian dari keluarga besar mendiang, ia pun menuturkan bagaimana dalam proses
pembuatan bade ini. Dari persiapan dan pembuatan bade ini, ia yang dibantu oleh
warga, bade tersebut bisa diselesaikan dalam waktu 2 minggu.
Ia
pun menuturkan, almarhum Tjokorda Raka Sukawati berpulang di usianya yang ke 85
tahun itu, karena faktor usia. Almarhum merupakan putra sulung dari 4
bersaudara, meninggalkan 1 orang putra yakni Cokorda Abinanda Sukawati (Cok
Abi).
Almarhum
mengukir sejarah dan mengharumkan nama Bali dan Indonesia, berkat temuannya
dalam teknik jalan layang yang kini dikenal dengan Sosro Bahu. Teknik tersebut,
kini bukan saja digunakan di Indonesia, namun beberapa negara juga sudah
memanfaatkan hasil temuan almarhum.
Post Comment
Post a Comment