DUMAI – Kita
bangsa Indonesia tentu sangat bersyukur angayubagia,
astungkara atas terpilih dan dilantiknya Jokowi dan Jusuf Kalla
masing-masing menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Secara umum merupakan
pilihan rakyat Indonesia, namun secara khusus merupakan mayoritas pilihan
rakyat Bali. Saya yakin masyarakat Hindu di luar Bali sangat banyak yang
memilih pasangan Jokowi.
Sebagaimana diberitakan secara terbuka bahwa Jokowi
menang di provinsi Bali 71.42 %. Rasanya kemenangan Jokowi secara presentase
tidak ada yang melebihi provinsi Bali yang penduduknya mayoritas Hindu. Saya sangat
yakin rakyat Bali menjatuhkan pilihan kepada Jokowi pasti dianggap ada suatu
kelebihan yang dimiliki oleh dia.
Umat Hindu sejak Presiden Pertama sampai Presiden Ketujuh
saat ini baru memiliki satu hari libur keagamaan secara nasional yaitu hari
raya Nyepi, yang dikeluarkan oleh Presiden ke-2 (dua) di jaman orde baru yaitu
Presiden Soeharto kalau tidak salah melalui Keputusan Presiden (KEPRES) No.3
Tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.
Kalau dibandingkan dengan agama-agama lain yang sama-sama
dapat pengakuan dari pemerintah, masih sangat tidak berimbang. Dari Agama Islam
lebih dari 5 hari raya dan nasrani lebih dari 3 hari raya. Pada pemerintahan
Presiden ke-5 Ibu Megawati yang sering disebut ada darah Balinya (Hindu) saat
itu belum sempat beliau bikin KEPRES untuk libur nasional hari raya Hindu,
mungkin karena kesibukan atau karena hal lain tentu hanya beliau dan Tuhan yang
tahu. Bikin kepres itu hanya beberapa jam saja jadi tidak perlu minta
persetujuan DPR dan sebagainya.
Sebagaimana halnya Presiden Gusdur mengeluarkan Kepres
untuk hari libur Nasional hari raya umat Khonghucu yaitu Hari Raya Imlek. Masih
hangat dalam ingatan masyarakat Bali saat ibu Megawati dikalahkan oleh Gusdur
dalam pemilihan presiden tahun 1999, rakyat Bali yang kecewa merusak beberapa
fasilitas umum di Bali. Sebagai pertanda bahwa masyarakat Bali sangat
mengidolakan Megawati yang punya darah Bali untuk jadi presiden. Saat jadi
Presiden tidak sempat memberi suatu hadiah sebagai kenang-kenangan pada rakyat
Bali yang sangat disucikan dan selalu dirayakan secara besar yaitu Hari Raya
Galungan atau hari Raya yang lainnya.
Belajar dari pengalaman tersebut maka seandainya Jokowi
saat ini mau memberikan suatu hadiah sebagai kenangan pada masyarakat Bali
(Hindu), rasanya tidak terlalu berlebihan apabila hari raya Galungan dijadikan
hari libur Nasional melalui Keputusan Presiden (KEPRES).
Umat Hindu di luar Bali akan sangat merasakan manfaatnya
apabila hari raya Galungan itu dijadikan libur Nasional, karena sering sekali
pada hari Raya Galungan di sekolah atau kampus melaksanakan kegiatan ujian atau
semesteran, dan bagi karyawan ditempat mereka kerja tidak mendapat dispensasi
sebagaimana halnya yang dilaksanakan di provinsi Bali, seperti dilansir Media
Hindu, Minggu (7/12).
Penulis dari Drs.
Made Metu Dahana, SH.,MH (Mantan Perwira Rohani Hindu Paswalpres/Paspampres
tahun 1978 sampai 1984 dan sekarang di Mataram, NRB)
Post Comment
+ komentar + 5 komentar
swaha
swaha
Oh ini hanya keinginan saja ... yaa semoga terwujud sehingga umat Hindu memiliki hari raya yang menjadi libur nasional.
Kenapa Nyepi dikatakan sebagai Hari raya umat Hindu ?
infonya sangat menarik gan,,
mantap,,,
obat sipilis mujarab
obat sipilis paling mujarab
obat sifilis mujarab
obat sipilis yang mujarab
Post a Comment