Headlines News :
Home » » Hari Raya Galungan Sebagai Libur Nasional dari Jokowi

Hari Raya Galungan Sebagai Libur Nasional dari Jokowi

Written By Unknown on Sunday, December 7, 2014 | 4:46 PM

DUMAI – Kita bangsa Indonesia tentu sangat bersyukur angayubagia, astungkara atas terpilih dan dilantiknya Jokowi dan Jusuf Kalla masing-masing menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Secara umum merupakan pilihan rakyat Indonesia, namun secara khusus merupakan mayoritas pilihan rakyat Bali. Saya yakin masyarakat Hindu di luar Bali sangat banyak yang memilih pasangan Jokowi.
Presiden Jokowi (bali.bisnis.com)
Sebagaimana diberitakan secara terbuka bahwa Jokowi menang di provinsi Bali 71.42 %. Rasanya kemenangan Jokowi secara presentase tidak ada yang melebihi provinsi Bali yang penduduknya mayoritas Hindu. Saya sangat yakin rakyat Bali menjatuhkan pilihan kepada Jokowi pasti dianggap ada suatu kelebihan yang dimiliki oleh dia.

Umat Hindu sejak Presiden Pertama sampai Presiden Ketujuh saat ini baru memiliki satu hari libur keagamaan secara nasional yaitu hari raya Nyepi, yang dikeluarkan oleh Presiden ke-2 (dua) di jaman orde baru yaitu Presiden Soeharto kalau tidak salah melalui Keputusan Presiden (KEPRES) No.3 Tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.

Kalau dibandingkan dengan agama-agama lain yang sama-sama dapat pengakuan dari pemerintah, masih sangat tidak berimbang. Dari Agama Islam lebih dari 5 hari raya dan nasrani lebih dari 3 hari raya. Pada pemerintahan Presiden ke-5 Ibu Megawati yang sering disebut ada darah Balinya (Hindu) saat itu belum sempat beliau bikin KEPRES untuk libur nasional hari raya Hindu, mungkin karena kesibukan atau karena hal lain tentu hanya beliau dan Tuhan yang tahu. Bikin kepres itu hanya beberapa jam saja jadi tidak perlu minta persetujuan DPR dan sebagainya.

Sebagaimana halnya Presiden Gusdur mengeluarkan Kepres untuk hari libur Nasional hari raya umat Khonghucu yaitu Hari Raya Imlek. Masih hangat dalam ingatan masyarakat Bali saat ibu Megawati dikalahkan oleh Gusdur dalam pemilihan presiden tahun 1999, rakyat Bali yang kecewa merusak beberapa fasilitas umum di Bali. Sebagai pertanda bahwa masyarakat Bali sangat mengidolakan Megawati yang punya darah Bali untuk jadi presiden. Saat jadi Presiden tidak sempat memberi suatu hadiah sebagai kenang-kenangan pada rakyat Bali yang sangat disucikan dan selalu dirayakan secara besar yaitu Hari Raya Galungan atau hari Raya yang lainnya.

Belajar dari pengalaman tersebut maka seandainya Jokowi saat ini mau memberikan suatu hadiah sebagai kenangan pada masyarakat Bali (Hindu), rasanya tidak terlalu berlebihan apabila hari raya Galungan dijadikan hari libur Nasional melalui Keputusan Presiden (KEPRES).

Umat Hindu di luar Bali akan sangat merasakan manfaatnya apabila hari raya Galungan itu dijadikan libur Nasional, karena sering sekali pada hari Raya Galungan di sekolah atau kampus melaksanakan kegiatan ujian atau semesteran, dan bagi karyawan ditempat mereka kerja tidak mendapat dispensasi sebagaimana halnya yang dilaksanakan di provinsi Bali, seperti dilansir Media Hindu, Minggu (7/12).

Penulis dari Drs. Made Metu Dahana, SH.,MH (Mantan Perwira Rohani Hindu Paswalpres/Paspampres tahun 1978 sampai 1984 dan sekarang di Mataram, NRB)
Share this post :

Post Comment

+ komentar + 5 komentar

December 9, 2014 at 3:59 PM

swaha

December 9, 2014 at 3:59 PM

swaha

June 5, 2015 at 11:55 PM

Oh ini hanya keinginan saja ... yaa semoga terwujud sehingga umat Hindu memiliki hari raya yang menjadi libur nasional.

Kenapa Nyepi dikatakan sebagai Hari raya umat Hindu ?

June 18, 2015 at 8:49 PM

infonya sangat menarik gan,,
mantap,,,

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1