Tol Nusa Dua, Bali (www.skyscrapercity.com) |
DENPASAR, DUMAI- Kebijakan PT Jasa Marga Bali Tol
yang mengimbau agar petugas gerbang Tol Bali Mandara mengenakan kerudung dan
peci selama Ramadan hingga Idul Fitri menuai protes Aliansi Hindu Bali.
Kebijakan yang awalnya sebagai bentuk toleransi
antar umat beragama kini diprotes oleh Aliansi Hindu Bali yang terdiri dari
Cakrawahyu, Yayasan Satu Hati Ngrestiti Bali, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara
dan Pusat Kooordinasi Hindu Nusantara.
Protes itu mereka sampaikan dengan menggelar aksi
demonstrasi di depan Kantor PT Jasa Marga Bali Tol bertujuan mendesak agar
imbauan tersebut dicabut. Dalam aksinya mereka bertemu dengan pihak PT Jasa
Marga Bali Tol yang diwakili Hadi Purnama selaku Manager Operasional, serta
Manajer PT Lingkarluar Jakarta, Budi Susetyo.
Pada pertemuan itu akhirnya disepakati untuk
mencabut kebijakan itu dan meminta untuk meminta maaf secara tertulis melalui
media cetak maupun online.
Salah satu tokoh Hindu, I Gusti Ngurah Artha menyambut
baik itikad PT Jasa Marga Bali Tol yang mau mencabut kebijakannya dan meminta
maaf secara tertulis melalui media kepada seluruh masyarakat Bali.
“Kita harapkan toleransi yang dilakukan PT Jasa
Marga Bali Tol tidak dalam bentuk seperti itu yaitu menggunakan busana arab
bagi masyarakat Bali,” ujar Ngurah Artha seperti dilansir Inilah.com, Rabu (16/7).
Hal itu, menurut Ngurah Harta akan menimbulkan
permasalahan di Bali karena akan muncul rasa kecurigaan, terutama jika ada hal
yang berbau di luar keyakinan di Bali.
“Kita ingin sebagai negara yang menganut
kebhinekaan, hal tersebut memang harus tetap dipertahankan,” harapnya.
Terkait protes itu, PT Jasa Marga Bali Tol yang
diwakili oleh I Gusti Lanang Bagus W selaku Manager Teknik PT Jasa Marga Bali
Tol menyatakan tidak ada aturan secara tertulis yang mewajibkan menggunakan
kerudung dan peci. Pasalnya, hal itu hanyalah berupa imbauan belaka.
“Itu bukan kebijakan PT Jasa Marga Bali Tol. Ini
kebijakan PT Lingkarluar Jakarta. Kalau kami tahu persisnya ada kebijakan
tersebut, kami tidak akan membiarkan hal itu jika beresiko mengundang
permasalahan,” ungkapnya.
Adanya protes ini, pihaknya mengaku akan mengawal
hal tersebut agar tidak terulang kembali dan memastikan kebijakan tersebut akan
dicabut. Sebagai putra Bali, Gusti Lanang merasa memiliki kewajiban untuk ikut
bertanggungjawab dan mengawal hal tersebut
Post Comment
Post a Comment