Headlines News :
Home » , » Dikala Merajan/Sanggah Ada Bunda Maria dan Salib

Dikala Merajan/Sanggah Ada Bunda Maria dan Salib

Written By Unknown on Thursday, December 26, 2013 | 7:57 PM

Kali Yuga adalah salah satu dari empat ( catur ) Yuga yang kondisi manusianya paling buruk akhlak dan kehidupan spiritualnya. Kali Yuga sebagai zaman kemerosotan akhlak dan moral manusia di tunjukan oleh pernyataan-pernyataan veda " sa kalir tamasa smrtah" Kali Yuga juga disebut zaman Tamas " kegelapan dan kebodohan ".

Sifat alam Tamas ini menyebabkan manusia ini mengkhayal, sehingga manusia berpikir menjadi tidak waras, malas di bidang kerohanian dan banyak tidur. Selanjutnya dikatakan " Adharmam dharman iti ya manyate tamasvrta ", manusia menganggap yang benar di anggap salah dan yang salah di anggap benar. sehingga " Sarvathan viparitams ca " segala kegiatannya menuju sesat.


Dari pernyataan di atas, dapat kita korelasikan pada era kekinian bahwa jaman sekarang merupakan jaman Kaliyuga. Kita ketahui perilaku Adharma sangat merajalela di jaman modern saat ini sedangkan perilaku Dharma seolah-olah dikesampingkan.

Atas fenomena apa yang terjadi di masyarakat khususnya di Bali, umat Hindu di Bali kini tak kurang sedikit mengalami pergeseran sraddha terhadap ajaran agamanya. Banyak kasus-kasus yang timbul seperti konversi agama dan tradisi budaya Bali Hindu yang di adopsi oleh kaum agama lain. Konversi agama di Bali seakan-akan sudah gencar dilakukan oleh kaum-kaum misionaris yang mengambil keuntungan dengan memperbanyak umatnya.


Seperti contohnya, banyak terdapat masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi pada akhirnya pindah agama lain yang menawarkan kehidupan yang layak dan menjanjikan dari segi ekonomi. Pindah agama bukan karena berdasarkan keyakinan/sraddha tetapi ingin mendapatkan kepuasan secara materi. Nah, fenomena seperti ini sudah marak terjadi di kalangan masyarakat di Bali.

Di tambah contoh lainnya, sudah jelas-jelas tradisi budaya milik Hindu Bali di adopsi untuk mendukung menjalankan ajaran agama yang di anut seperti Pelinggih/Merajan yang di beri patung Bunda Maria dan Salib. Padahal itu jelas-jelas merupakan tempat suci yang dimiliki oleh Hindu Bali tradisi turun menurun dari leluhur masyarakat Bali. Hindu merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk ingat kepada leluhurnya/Pitra. Sedangkan ajaran agama lain tidak ada mengajarkan seperti itu. 
Ini menandakan bahwa sungguh melanggar dari ajaran agama. Sudah jelas bahwa setiap agama memiliki ajaran tersendiri, mengapa masih saja agama lain mengadopsi dan memodifikasi ajaran agama Hindu?  Ketika di tanya kepada mereka yang melakukannya seperti mengelak dengan mengatasnamakan agar Bali tetap ajeg!

Apapun alasannya, ini sudah kelewatan memanfaatkan atas nama Ajeg Bali agar dapat memuluskan para oknum-oknum misionaris untuk menambah umatnya di Bali. Semua konsep ajaran agama Hindu di adopsi oleh agama lain untuk menambah umatnya di Bali. Contoh kasus terakhir, merayakan hari raya Natal menggunakan pakaian adat Bali, Gereja yang diberikan Penjor, Gereja yang berbentuk Pura dan banyak lainnya dengan dalih untuk meneruskan kebudayaan Bali dari leluhur padahal itu semua merupakan ajaran Hindu yang menjadi budaya di Bali.

Masyarakat Hindu Bali kini harus lebih waspada akan adanya konversi agama yang semakin hari mulai menunjukkan keberadaanya. Bali memang harus tetap ajeg tetapi masyarakat harus cerdas dalam memilih agama, akan lebih baik menganut agama berdasarkan keyakinan penuh bukan semata-mata untuk mendapatkan materi karena itu hanya sementara.

Satyam Eva Jayate! Jaya.  (WPW)













Share this post :

Post Comment

+ komentar + 1 komentar

December 30, 2013 at 11:11 AM

Sepppp Bli Agus Puji.. Mari kita melakukan Action nyata Bahwa Hindu tetap Eksis smpai kapan pun.... !
Generasi Hindu tunjukkan Taring mu.... Satyam Eva Jayate ... JAAYYYYAAAA

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1