ForBali |
JAKARTA, DUMAI-
Gerakan menolak reklamasi Pantai Benoa terus didesakkan massa yang
tergabung dalam Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali). Kali ini, forum
yang terdiri dari sejumlah LSM di Bali itu mendatangi Istana Merdeka, Jakarta,
Rabu (22/1) , untuk mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan
rencana rekalmasi Pantai Benoa yang dilakukan pemprov Bali.
Sejumlah LSM yang tergabung dalam ForBali antara
lain FRONTIER (Front Demokrasi Perjuangan Rakyat Bali ), KEKAL (Komite Kerja
Advokasi Lingkungan Hidup Bali), GEMPAR Teluk Benoa (Gerakan Masyarakat Pemuda
Tolak Reklamasi Teluk Benoa), WALHI Bali, Sloka Institute, Mitra Bali, PPLH
Bali, PBHI Bali, Kalimajari, Yayasan Wisnu, Yayasan Manikaya Kauci, Komunitas
Taman 65, Komunitas Pojok, Bali Outbond Community, Penggak Men Mersi, BEM
Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Bali, PPMI DK Denpasar, Eco Defender,
Nosstress, The Bullhead, Geekssmile, Superman Is Dead, Navicula serta individu-individu
yang peduli keselamatan Bali.
“Kedatangan
kami di sini untuk meminta Presiden SBY menghentikan segla upaya politik untuk
mereklamasi Teluk Benoa. Kami juga meminta Presiden SBY memerintahkan Gubernur
Bali untuk mencabut seluruh rencana terkait reklamasi Pantai Benoa,” kata Ketua
Dewan Daerah Walhi Bali, I Wayan Gendo Suardana saat demo di depan Istana
Merdeka seperti dilansir Balipost.com.
Aksi demo
juga mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan musisi seperti JRX
Superman is Dead, Gembul Navicula, Coki Netral, Sarasdewi dan seniman
lainnya. Dalam pernyataan sikapnya
ForBali mendesak Pemerintah Pusat menghentikan segala upaya yang memuluskan
proyek reklamasi Teluk Benoa, termasuk dengan alasan Master Plan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan mensiasati melalui tata ruang
wilayah. ForBali juga mengaj rakyat Bali untuk kritis dan mengoreksi model
pembangunan yang eksploitatif dan mengabaikan daya dukung lingkungan yang
terbatas.
“Fungsi
ekologis hutan Mangrove tidak tergantikan dengan teknologi secanggih apapun.
Selain bencana ekologis yang mengancam, proyek reklamasi di Teluk Benoa juga
menghancurkan tatanan sosial budaya masyarakat, khususnya preservasi kultural.
Bagi masyarakat Bali, alam memiliki ikatan yang begitu kuat dengan kehidupan
religius masyarakat Bali”.
Demo menolak reklamasi pantai di Istana Merdeka juga
didukung Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Koalisi Rakyat untuk
Keadilan Perikanan (KIARA), Serikat Petani Indonesia (SPI), Komite Mahasiswa
Pemuda Anti Kekerasan (KOMPAK), Youth Food Movement (YFM), Lembaga Studi Aksi
untuk Demokrasi (LS-ADI) Serikat Nelayan Indonesia (SNI), Indonesian Human
Right for Social Justice (IHCS), PBHI Jakarta, WALHI Jakarta, Jaringan Riset
Kolektif (Jerk), Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI), Jaringan Advokasi Tambang
(Jatam), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Kesatuan Nelayan Tradisional
Indonesia (KNTI).
Post Comment
+ komentar + 1 komentar
nice job
Post a Comment