Headlines News :
Home » , , , » ForBali Datangi Istana Untuk Tolak Reklamasi Teluk Benoa

ForBali Datangi Istana Untuk Tolak Reklamasi Teluk Benoa

Written By Unknown on Friday, January 24, 2014 | 11:28 PM

ForBali
JAKARTA, DUMAI-   Gerakan menolak reklamasi Pantai Benoa terus didesakkan massa yang tergabung dalam Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali). Kali ini, forum yang terdiri dari sejumlah LSM di Bali itu mendatangi Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/1) , untuk mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan rencana rekalmasi Pantai Benoa yang dilakukan pemprov Bali.


Sejumlah LSM yang tergabung dalam ForBali antara lain FRONTIER (Front Demokrasi Perjuangan Rakyat Bali ), KEKAL (Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup Bali), GEMPAR Teluk Benoa (Gerakan Masyarakat Pemuda Tolak Reklamasi Teluk Benoa), WALHI Bali, Sloka Institute, Mitra Bali, PPLH Bali, PBHI Bali, Kalimajari, Yayasan Wisnu, Yayasan Manikaya Kauci, Komunitas Taman 65, Komunitas Pojok, Bali Outbond Community, Penggak Men Mersi, BEM Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Bali, PPMI DK Denpasar, Eco Defender, Nosstress, The Bullhead, Geekssmile, Superman Is Dead, Navicula serta individu-individu yang peduli keselamatan Bali.

  “Kedatangan kami di sini untuk meminta Presiden SBY menghentikan segla upaya politik untuk mereklamasi Teluk Benoa. Kami juga meminta Presiden SBY memerintahkan Gubernur Bali untuk mencabut seluruh rencana terkait reklamasi Pantai Benoa,” kata Ketua Dewan Daerah Walhi Bali, I Wayan Gendo Suardana saat demo di depan Istana Merdeka seperti dilansir Balipost.com.

 Aksi demo juga mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan musisi seperti JRX Superman is Dead, Gembul Navicula, Coki Netral, Sarasdewi dan seniman lainnya.    Dalam pernyataan sikapnya ForBali mendesak Pemerintah Pusat menghentikan segala upaya yang memuluskan proyek reklamasi Teluk Benoa, termasuk dengan alasan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan mensiasati melalui tata ruang wilayah. ForBali juga mengaj rakyat Bali untuk kritis dan mengoreksi model pembangunan yang eksploitatif dan mengabaikan daya dukung lingkungan yang terbatas.

 “Fungsi ekologis hutan Mangrove tidak tergantikan dengan teknologi secanggih apapun. Selain bencana ekologis yang mengancam, proyek reklamasi di Teluk Benoa juga menghancurkan tatanan sosial budaya masyarakat, khususnya preservasi kultural. Bagi masyarakat Bali, alam memiliki ikatan yang begitu kuat dengan kehidupan religius masyarakat Bali”.


Demo menolak reklamasi pantai di Istana Merdeka juga didukung Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Serikat Petani Indonesia (SPI), Komite Mahasiswa Pemuda Anti Kekerasan (KOMPAK), Youth Food Movement (YFM), Lembaga Studi Aksi untuk Demokrasi (LS-ADI) Serikat Nelayan Indonesia (SNI), Indonesian Human Right for Social Justice (IHCS), PBHI Jakarta, WALHI Jakarta, Jaringan Riset Kolektif (Jerk), Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI), Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI).
Share this post :

Post Comment

+ komentar + 1 komentar

January 25, 2014 at 6:48 PM

nice job

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1