Headlines News :

Kalender Bali

Iklan

Total Pageviews

Simbol Cinta Kasih Pada Cerita Mitologi "Sang Hyang Semara Ratih"

DUMAI -- Berikut ulasan tentang Sang Hyang Semara Ratih dalam mitologinya. Sang Hyang Semara Ratih adalah sepasang dewa-dewi sebagai simbol cinta kasih yang penuh dengan keinginan dan kesetiaan serta pengorbanan. Diceritakan kisahnya dalam lontar cundamani II. Dalam kutipan tersebut diceritakan bahwa surga sedang diserang oleh raksasa Nilarudraka, seorang raksasa yang sakti ingin menguasai sorga. Para dewa-dewa semuanya kalah tidak ada yang sanggup melawannya. (Baca juga: Benarkah Tumpek Krulut sebagai Hari Kasih Sayang?)
Ilustrasi (serbaserbihindubali.blogspot.com)

Akhirnya para dewa-dewa datang menghadap Bhagawan Wraspati untuk menanyakan dan meramalkan siapa yang akan sanggup mengalahkan raksasa tersebut. Akhirnya hasil ramalan ternyata bahwa raksasa Nilarudraka hanya akan dapat dikalahkan oleh putranya Dewa Siwa yang berkepala gajah. Ternyata pada saat itu Bhatara Siwa belum berputra di samping itu beliau sedang bersemadi (bertapa), yang tidak ada seorang pun yang berani untuk mengganggunya. Sehingga ditugaskanlah Dewa Kama untuk menggoda dan membangunkan Dewa Siwa.

Walaupun tugas tersebut penuh resiko, namun tetap dilaksanakan oleh Dewa Kama, demi kepentingan para Dewa-Dewa semua dan sorga yang sedang terancam. Ketika sampai di Gunung Kailasa, tempat Dewa Siwa bertapa dan setelah sampai di tempat tersebut Dewa Kama pun lalu melepaskan panahnya yang mengenai dada Dewa Siwa. Akhirnya beliau terbangun dan tak pelak marahlah beliau dan kemudian dengan sorotan mata yang penuh api akhirnya Dewa Siwa membakar dan membunuh Dewa Kama tersebut.

Wafatnya Dewa Kama maka sebagai tanda setia kepada suami maka Dewi Ratih pun memohon kepada Dewa Siwa agar dirinya dibakar juga karena ingin mengalami nasib yang sama dengan suaminya, lantas permohonan itu dikabulkan oleh Dewa Siwa sehingga untuk kedua kalinya keluar api yang membakar hangus Dewi Ratih. Karena panah yang dilepaskan adalah panah asmara, maka membuat Dewa Siwa yang sedang bersemadi tergoyah hatinya, tiba-tiba rindu kepada Dewi Uma, akhirnya bertemulah beliau. Pertemuan ini menyebabkan mengandungnya Dewi Uma.

Pada saat Dewi Uma dan Dewa Siwa berjalan-jalan di puncak gunung Kailasa, maka dijumpailah oleh Dewi Uma onggokan abu dan Dewi Uma pun bertanya kepada Dewa Siwa, menanyakan abu apa sebenarnya itu?. Dewa Siwa pun menjelaskan bagaimana bisa terjadi gundukan abu tersebut, yang tidak lain merupakan jazad dari Dewa Kama dan Dewi Ratih.

Setelah mendengar cerita dari Dewa Siwa itu, maka Dewi Uma pun meminta Dewa Siwa agar kedua Dewa tersebut dihidupkan lagi, karena kedua dewa tersebut di samping bermaksud baik juga karena panah Dewa Kamalah yang menyebabkan pertemuan antara Dewa Siwa dengan Bhatara Uma, andaikata tidak, maka Dewa Siwa pun mungkin tidak merindukan Dewi Uma. Atas permohonan Dewi Uma maka Dewa Siwa pun mengabulkan permintaan tersebut namun dengan catatan bahwa Dewa Kama dan Dewi Ratih tidak bisa dihidupkan lagi di sorga.

Oleh karena itu ditaburkanlah oleh Dewa Siwa dan Dewi Uma, bersama-sama abu dari Dewa Kama dan Dewi Ratih itu ke dunia mayapada, dengan perintah agar jiwa Dewa Kama dan Dewi Ratih hidup di dunia dan memasuki lubuk hati setiap insan, sehingga timbullah rasa saling cinta mencintai. Demikianlah jiwa Dewi Ratih yang menginsani setiap makhluk yang berbentuk wanita (betina) sedangkan Dewa Kama yang menginsani lubuk hati setiap pria (jantan).

Karena itulah pria dan wanita saling rindu merindukan karena berasal dari jiwanya Dewa Kama dan Dewi Ratih.Sehingga dalam beberapa simbolisasi cinta kasih Sang Hyang  Semara Ratih ini disebutkan sebagai berikut :
1. Sanggah Surya pada saat mekala – kalaan (mabeakala) ring upacara pawiwahan merupakan niyasa (simbol) sebagai stananya Dewa Surya dan Sang Hyang Semara Ratih.
2. Dalam urut – urutan upacara metatah yang awal pelaksanaanya dilaksanakan sembahyang kepada Bhatara Surya dan kepada Bhatara Sang Hyang Semara Ratih dan juga mohon tirtha kepada beliau berdua.
3. Ngetok sunduk yang juga merupakan awal dari pelaksanaan upacara pemakuhan dalam pendirian rumah baru yang akan ditempati disebutkan mantra tersebut bertujuan untuk ngadegang Bhatara Semara Ratih metemuang ageni mastu astu Ang Ah.

Artikel dikutip dari Inputbali.com, Selasa (30/6).

Meski Beragama Hindu, Rajeev Sharma Jadi Penulis Biografi Nabi Muhammad

DUMAI -- Orang Hindu yang terinspirasi oleh gagasan dan kehidupan Nabi Muhammad bernama Rajeev Sharma. Dirinya menulis buku biografi Nabi Muhammad dalam bahasa Mawari, bahasa daerah di wilayah Shekhawati, Rajasthan, India.
Ilustrasi (www.dream.co.id)
"Saat saya masih anak-anak, guru kami memberi tahu kami untuk membaca sebagian pelajaran kami. Sejak hari itu, saya menghabiskan banyak waktu untuk membaca. Saya juga membaca biografi Muhammad dan saya berpikir bahwa saya harus menulis personal yang mengagumkan ini," jelas Sharma seperti dikutip dream.co.id, Selasa (30/6).

Sharma merupakan pria kelahiran Kolasiya, sebuah desa di Jhunjhunu, Rajasthan. Pria kelahiran 1987 ini mulai membangun perpustakaan pribadinya di desa saat bersekolah tingkat 9. Karena rajin, dia berkesempatan membaca biografi Nabi Muhammad yang gagasan dan pola hidupnya sangat berpengaruh besar pada kehidupan Sharma. Akhirnya dia memutuskan untuk menerjemahkan biografi itu ke dalam bahasa Marwari.

"Saya tidak mempertimbangkan agama sebagai hal dominan di sini. Jika kita berpikir tentang masa lalu kita, semua agama akan hidup dengan harmoni. Saat ini, tingkat intoleransi meningkat," tutur dia.

Ia mengklaim, buku berjudul "Paigambar Ro Paigam" yang ditulisnya itu menjadi biografi pertama Nabi Muhammad dalam bahasa Marwari. Buku dengan 112 halaman tersebut sudah dijual di pasaran, baik di pasar lokal maupun melalui online.

Tak hanya biografi Nabi Muhammad, Sharma juga berencana menerjemahkan kitab suci Alquran ke dalam bahasa Mawari. "Paigambar Ro Paigam sudah mendapat apresiasi banyak orang. Saya siap mendapat kunjungan ribuan kali dalam web saya. Orang di penjuru Bumi telah banyak mengunduhnya," imbuhnya.

Daun Sirsak Terbukti Bermanfaat Untuk Pengobatan Kanker Usus Besar

JAKARTA, DUMAI -- Daun sirsak kerap dipakai untuk obat herbal pasien kanker. Namun, selama ini belum ada pembuktian secara ilmiah. Manfaat daun sirsak ini pun akhirnya dibuktikan oleh doktor ilmu gizi Lili Indrawati dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dalam penelitiannya, daun sirsak terbukti dapat menghambat perkembangan sel kanker pada pasien kanker kolorektal atau usus besar.
Ilustrasi (kapsuldaunsirsak.com)
Penelitian ini dilakukan terhadap 30 pasien kanker usus besar yang dibagi menjadi dua kelompok. Sebanyak 15 pasien rutin diberi ekstrak daun sirsak sebanyak 7 gelas per hari dan sisanya hanya diberi placebo. Masing-masing pasien diberi dosis yang sama.

“Mereka yang diberi ekstrak daun sirsak dapat menghambat sel kanker mencapai 17 persen,” jelas Lili seusai sidang disertasinya di FKUI, Salemba, Jakarta, seperti dilansir kompas.com, Senin (29/6).

Namun, menghambat pertumbuhan sel kanker hanya terjadi pada pasien kanker usus besar stadium dini. Menurut Lili, untuk stadium lanjut tidak memungkinkan karena butuh dosis yang sangat banyak atau sekitar 210 gelas ekstrak sirsak per hari. Penelitian juga menunjukkan tidak adanya efek samping yang buruk bagi organ lain dalam tubuh dari kosumsi ekstrak daun sirsak selama dua bulan.

"Selama dua bulan tidak ada efek sampingnya. Kalau dikosumsi terus menerus lebih dari dua bulan, kita belum tahu apakah tetap sama," jelasnya.

Walau telah terbukti bermanfaat untuk menghambat sel kanker usus besar, penggunaan daun sirsak ini, sifatnya hanya sebagai pengobatan tambahan atau pendampingan. Pengobatan medis tetap menjadi yang utama untuk pasien kanker.  

Bulan Puasa Menyatukan Umat Hindu dan Islam di Mahoba

MAHOBA, DUMAI – Sekitar ribuan umat Hindu di wilayah Mahoba, India Utara, ikut berpuasa bersama umat muslim untuk menarik perhatian pemerintah. Gerakan puasa bersama antarumat beragama ini dilakukan demi pembangunan rumah sakit yang dibutuhkan warga di Mahoba.
Ilustrasi 

Pada Maret lalu, umat muslim Mahoba meluncurkan kampanye pembangunan rumah sakit dan pusat kesehatan di sana. Mereka mengirimkan seribu kartu pos yang ditulis dalam 18 bahasa kepada Perdana Menteri India. Kartu pos itu dikirimkan setiap hari. Namun aksi ini tak kunjung mendapatkan perhatian pemerintah.

Aksi ini justru mendapat simpati umat Hindu. Mereka juga ingin di wilayah itu dibangun pusat pelayanan kesehatan yang tidak membeda-bedakan pasiennya. Mereka kemudian ikut berpuasa dan membuat acara buka bersama umat muslim di hari pertama Ramadan pada pekan lalu. Gerakan ini dilakukan untuk mempromosikan toleransi agama dan kebersamaan antarumat di Mahoba.

"Kami ingin pemerintah melihat bahwa kami di sini punya masalah, yakni soal layanan kesehatan yang sangat buruk. Pembuat kebijakan harus melihat bahwa kami bukanlah komunitas yang terpecah-pecah, justru kami hidup harmonis, tapi fasilitas kesehatan bagi kami sangat kurang," jelas aktivis social, Tara Patkar yang menggagas gerakan puasa bersama tersebut seperti dilansir tempo.co, Senin (29/6).

Meskipun pemerintah India belum juga mengabulkan permintaan para warga Mahoba, tapi aksi kebersamaan itu menimbulkan sentimen positif antarumat beragama di India.

Sebanyak 207 Mahasiswa Universitas Hindu Indonesia Dapat Beasiswa

DENPASAR, DUMAI -- Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, Bali, sebanyak 207 mahasiswanya mendapatkan bantuan beasiswa dalam rangka meningkatkan prestasi akademik dan nonakademik, sehingga dapat bersaing dalam dunia kerja.
Ilustrasi (www.unhi.ac.id)
"Untuk tahun ini, beasiswa diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi, kurang mampu, dan memiliki keaktifan di kampus," jelas Wakil Rektor III Unhi, Dr Ir E Dewi Yuliani, MSi di kampus setempat, seperti dilansir beritasatu.com, Sabtu (27/6).

Menurutnya, bantuan beasiswa yang disalurkan kepada mahasiswa berasal dari berbagai sumber, bukan hanya berasal dari intern kampus saja, tetapi dari luar kampus. Mahasiswa yang mendapatkan beasiswa bebas biaya perkuliahan yang diberikan pihak kampus sebanyak 24 orang, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa miskin dari Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama sebanyak 138 orang, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Peningkatakan Prestasi Akademik (PPA) Dikti sebanyak 20 orang, dan mahasiswa yang dapat beasiswa Bantuan Biaya Peningkatan Prestasi akademik (BP-PPA) Dikti 20 orang.

"Sementara untuk beasiswa Bidikmisi, yang merupakan beasiswa khusus hanya diberikan kepada lima orang mahasiswa, karena sudah dijatah dari pusat, kata dia.

Dirinya menjelaskan, mahasiswa yang telah terdaftar sebagai penerima beasiswa harus menyertakan beberapa persyaratan sesuai dengan jenis beasiswa masing-masing. Misalnya, untuk beasiswa kurang mampu, mahasiswa bersangkutan harus melampirkan keterangan kurang mampu dari kepala desa tempat tinggalnya.

Yuliani berharap, mahasiswa yang meraih beasiswa dapat menggunakan bantuan yang diberikan secara baik dan benar, sehingga berujung pada peningkatan prestasi akademik.

Komunitas Hindu Gema Sadhana Ingin "Deepavali" Jadi Hari Libur Nasional

JAKARTA, DUMAI -- Hari raya Deepavali pernah dirayakan di Jakarta yakni saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta pada 2013 lalu. Saat itu, Jokowi juga memberikan libur fakultatif untuk umat Hindu.
Ilustrasi (www.beritasatu.com)
Berkaitan hal tersebut, komunitas Hindu PP Gema Sadhana menemui Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid supaya menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo agar hari raya Deepavali dijadikan libur nasional.

"Mereka (Gema Sadhana) sebagai umat Hindu, merasa belum memiliki hari raya. Mereka meminta kami untuk menyampaikan aspirasi ini kepada Presiden," kata Hidayat di Gedung MPR Jakarta, seperti dilansir republika.co.id, Sabtu (27/6).

Dirinya menuturkan, dalam konteks Indonesia yang merupakan negeri plural, komunitas Hindu tersebut berhak meminta penetapan hari raya. "Tapi, nanti kami sampaikan kepada Presiden. Disetujui atau tidak, itu tergantung Presiden," lanjutnya.

Hari raya Deepavali merupakan hari raya umat Hindu di seluruh dunia. Negara-negara seperti India, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Myanmar telah menetapkan hari itu sebagai libur nasional.  Deepavali dirayakan umat Hindu sedunia pada 21 November mendatang.




PHDI Bali Sarankan Pernikahan"Pada Gelahan" untuk Dua Sejoli Pembuang Mayat Bayi

GIANYAR, DUMAI -- Mediasi pertama dua sejoli antara Anak Agung Ngurah Adyatmika (28) dan Ni Putu Yesi Wisma Yanti (26) berakhir buntu. Keluarga Agung di Banjar Jukut Paku, Desa Singakerta, Ubud dan keluarga Yesi di Banjar Susut Baru, Desa Marga Tabanan, tetap pada pendirian masing-masing.
Ketua PHDI Bali Gusti Ngurah Sudiana  (sman4dps.sch.id)
Tak ada yang mau sepakat untuk memberi restu. Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, kunci dari masalah tersebut adalah kedua belah pihak ,dalam hal ini adalah orangtua Agung dan Yesi.

Ia memberikan alternatif agar keduanya merasa sama-sama menang. Di Bali, kata dia, saat ini sudah dikenal dengan istilah perkawinan pada gelahan (milik bersama atau sama-sama memiliki).

"Alternatifnya adalah menikah dengan sistem pada gelahan. Ini sudah resmi di Bali. Jadi, masyarakat jangan takut untuk mengambil jalan pada gelahan," jelas Gusti Ngurah Sudiana seperti dilansir Tribun Bali, Jum'at (25/6).

Menurutnya, tidak sedikit dari masyarakat Bali yang memilih sistem ini saat berbenturan dengan pola kekeluargaan di Bali yang menganut aliran purusa atau patrilineal. Sistem pernikahan pada gelahan menjadi jawaban atas kekhawatiran pihak orangtua jika tidak memiliki keturunan laki-laki ataupun tidak mendapatkan sentana.

"Yang penting ada kesepakatan kedua belah pihak, tidak apa-apa, jangan takut. Tidak akan ada yang dirugikan," ujarnya. Disinggung ihwal wangsa, Sudiana menegaskan, pria dari wangsa apapun boleh nyentana ke manapun. Hal itu dinilainya biasa, yang penting ada perjanjian jelas, saling mengerti, saling menyayangi.

Maka, ia yakin pernikahan pada gelahan akan menjadi jalan alternatif yang indah. "Walaupun beda wangsa, entah yang wanita atau yang pria, tidak sedikit orang berwangsa tertentu yang nyentana, begitu juga sebaliknya. Hal ini sudah biasa. Jadi apa yang perlu ditakutkan," tegasnya.


Heboh! Netizen Sebut Kiper MU David De Gea Gabung Bali United

MANGUPURA, DUMAI -- Kunjungan kiper Manchester United (MU) David de Gea ke Bali membuat heboh netizen di media sosial.
Meme De Gea berkostum Bali United (bali.tribunnews.com)
Seperti dilansir bali.tribunnews.com, Jum’at (26/6), ada yang menyebut De Gea akan bergabung dengan Bali United dan dibuatkan meme memakai jersey kiper Serdadu Tridatu.

Kedatangan De Gea ke Pulau Dewata tidak diketahui oleh media atau suporter Manchester United.

Ketika tiba di Bandara Ngurah Rai, Rabu (24/6) malam, De Gea yang datang bersama kekasihnya, Edurne Garcia, sama sekali tidak ada acara penyambutan.

Makna dan Sarana Yang Dipakai Dalam Upacara "Ngulapin" di Bali

DUMAI -- Umat Hindu di Bali memiliki beraneka ragam terkait upacara yang mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda, seperti halnya Upacara Ngulapin.  Kata Ngulapin berasal dari kata ulap. Ulap adalah bahasa Jawa kuna dan juga bahasa Bali, yang artinya silau.
Ilustrasi (wwwskbkotadenpasar.blogspot.com)

Seperti dikutip inputbali.com, Jum’at (26/6), Silau yang dimaksudkan di sini adalah seperti keadaan mata ketika menatap atau memandang sinar matahari. Kalau dijadikan kata majemuk menjadi ulap-ulap”. Ulap-ulap dalam bahasa Bali  berarti suatu alat yang berbentuk empat persegi panjang/bujur sangkar, terbuat dari secarik kain putih yang berisi tulisan hurup-hurup keramat yang menurut agama Hindu dikatakan mempunyai kekuatan yang magis. Biasanya itu diletakan pada halaman depan dari sebuah bangunan, dibawah atap pada kolong rumah,pada waktu memberi upacara ngulap ngambe dari suatu bangunan tersebut. Maksudnya adalah untuk memohon kehadapan Tuhan yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi, agar supaya jika ada unsur-unsur yang ingin mengganggu, menjadi silau.

Upacara Ngulapin merupakan bagian dari upacara Manusa Yadnya, yang mana biasanya Upacara Ngulapin dilakukan untuk menormalisasi kehidupan seseorang setelah mengalami kejadian yang mengejutkan. Karena jika seseorang mengalami suatu kejadian yang mengejutkan, hal ini akan berdampak pada kehidupannya. Jika dibiarkan tanpa dilakukan suatu upacara, dapat membuat kehidupan seseorang menjadi tidak normal.

Biasanya upacara ngulapin ini lebih sering dijumpai ketika ada seseorang yang mengalami kecelakaan. Karena ketika kecelakaan dikatakan bahwa  bayu yang ada pada diri manusia akan terlepas. Ini tentu akan berdampak negatif karena bayu menjadi penggerak kehidupan manusia. Upacara pengulapan inilah yang akan mengembalikan bayu, sehingga hidup orang yang bersangkutan bisa kembali normal seperti sedia kala. Upacara pengulapan bisa dilakukan di perepatan terdekat, karena tujuannya untuk memanggil bagian diri yang tertinggal di tempat kejadian.

Upacara Ngulapin juga dilakukan untuk menyeimbangkan empat saudara yang ada dalam diri manusia yang dikenal dengan sebutan catur sanak — anggapati, rajapati, banaspati dan banaspati raja. Jika manusia terkejut, maka keempat saudara yang ada pada diri seseorang akan menjadi tidak seimbang. Keseimbangan inilah yang akan dikembalikan melalui berbagai sarana yang digunakan dalam upacara pengulapan. Selain itu juga dikatakan bahwa dengan upacara ngulapin, dapat mengurangi atau menghilangkan trauma pada seseorang yang mengalami kecelakaan atau kejadian yang mengejutkan.

Upacara Ngulapin selain untuk orang yang mengalami kecelakaan, juga ada ada beberapa macam  Upacara Ngulapin yang mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda. Yaitu sebagai berikut:
1. Ngulapin Pitra
Mula pertama dari proses pembakaran mayat, adalah upacara ngangkid atau ngulapin di setra. Yang dimaksud dengan upacara ini adalah mencari galih atau tulang yang akan diaben. Setelah pelaksanaan ini selesai maka terjadilah macam-macam versi, ada juga yang diajak pulang untuk sembahyang pada sanggah kemulan Ring Bhatara Yang Guru.
2. Ngulapin Orang baru Sembuh dari Penyakit
Adapun maksudnya disini adalah supaya orang yang diupacarai ini bisa makan segala macam makanan, maksudnya tidak terpengaruh oleh makanan yang menyebabkan sakitnya kumat/kambuh, dalam bahasa Bali disebut dengan betus. Kendatipun ia sudah sehat tapi kalau belum diadakan upacara pengulapan ia tidak boleh makan sewenang-wenang seperti makan jotan, daging guling dan lain sebagainya, dan juga tidak diperkenankan keluar rumah.
3. Ngulapin Pretima
Yang dimaksud dengan upacara ngulapin ini ialah apabila pretima itu pernah jatuh, disebabkan karena disenggol oleh binatang, seperti kucing tat kala ada upacara di sekitar pratima itu, jatuh karena tempatnya tidak baik, dibawa oleh manusia, selain dari itu mungkin pratima itu pernah dicuri atau dimasuki oleh pencuri.

Untuk Tentanding Banten pengulapan yaitu sebagai berikut:
1. Medasar antuk tetempeh masusun antuk taledan gede,
2. dagingin raka who-wohan jangkep, tumpeng alit 11 bungkul dados a ceper,
3. untek 22 bungkul dados aceper,
4. kojong rangkadan,
5. Daksina 1,
6. ketipat kelanan,
7. ajuman/sodaan alit,
8. tulung sesayut,
9. peras alit,
10. penyeneng alit,
11. wewakulan masampyan nagasari,
12. sasedep tepung tawar,
13. lis peselan,
14. padma 1,
15. sangga urip,
16. tegteg,
17. canang pahyasan,
18. coblong 1,
19. payuk pere 1.


Dicari Selama 22 Tahun, Akhirnya Arca Nandi di Candi Kedulan Ditemukan

YOGYAKARTA, DUMAI -- Pasca selama 22 tahun dicari-cari, akhirnya arca Nandi berbentuk sapi yang merupakan kendaraan Dewa Siwa ditemukan pada Jumat (19/6) lalu di sekitaran Candi Kedulan, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Arca yang merupakan bagian dari candi Kedulan itu dicari sejak candi Kedulan ditemukan pada tahun 1993. Arca Nandi ditemukan di kedalaman enam meter terkubur tanah dan sudah dalam keadaan tidak sempurna. Kepala dan punuk arca hilang dan belum ditemukan sampai saat ini.
Lokasi Candi Kedulan di Sleman (merdeka.com)
Menurut kepala Pelestarian dan Pemanfaatan BPCB DIY, Wahyu Astuti, arca Nandi tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh BPCB ketika tengah melakukan studi di Candi Kedulan. Ada pun ukuran arca Nandi tersebut yaitu panjang 146 cm, lebar 76 cm dan tinggi 60 cm.

"Candi Kedulan itu sudah ditemukan sejak tahun 1993, kondisinya lengkap arcanya. Ini kan candi Hindu, arca Agastya, Durga, Ganesha itu komplet, cuma satu yang tidak ketemu, arca Nandi. Baru sekarang ditemukan. Tapi kepala Nandi sudah hilang," jelas Astuti saat ditemui di kantor BPCB DIY seperti dilansir merdeka.com, Kamis (25/6).

Dia menduga kepala Nandi masih terpendam di dalam tanah, sebab komplek candi Kedulan dulu tertimbun lava gunung Merapi. "Namanya kena lava, mungkin bisa terseret jauh. Tapi yang jelas kedalamannya sekitar 6 meter. Kita masih cari. Itu tercecer pastikan, karena dulu kuping Nandi juga tercecer, kita temukan dulu kupingnya,"lanjutnya.

Menurutnya, arca Nandi ini merupakan salah satu arca penting dalam Candi Hindu, sebab Nandi atau sapi tersebut merupakan kendaraan Dewa Siwa. Arca Nandi sendiri berumur sama dengan candi Kedulan yaitu 1.200 tahun.

"Kalau dilihat dari bentuknya ini mirip dengan susunan Candi Sambisari. Posisi Nandi-nya juga sama, di antara Perwara. Jadi ada candi induk satu, Perwara tiga, dan Nandi berada di antara Perwara," terangnya. Sebelumnya di candi Kedulan pula ditemukan dua buah prasasti Pananggaran yang berisi tentang pembangunan bendungan di sekitar lokasi.



Arca Berbentuk Sapi Ditemukan ketika Menggali Candi Kedulan

YOGYAKARTA, DUMAI -- Sebuah Arca Nandi atau Arca berbentuk Sapi ditemukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta di kompleks Candi Kedulan di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Arca ini ditemukan saat tim BPCB Yogyakarta melakukan studi teknis.  
Ilustrasi (www.jakart.info)
"Jumat kemarin kita temukan. Saat ini sudah kita amankan," jelas Tekno Arkeolog dari BPCB Yogyakarta, Erwa Widiyanto, seperti dilansir kompas.com, Kamis (25/06).

Menurutnya, arca Nandi ditemukan enam meter di bawah permukaan tanah. Tepatnya berada di sebelah salah satu Candi Perwara (pendamping).

Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti menambahkan, arca Nandi bentuknya Sapi. Nandi merupakan wahana atau kendaraan Dewa Siwa.  "Candi Kedulan ditemukan sejak 1993 silam," jelasnya. Dijelaskanya, Candi Kedulan merupakan candi Hindu. Posisinya terendam tanah sekitar sedalam enam meter akibat erupsi Gunung Merapi.

"Sampai saat ini pemugaran masih dilakukan, karena beberapa tanah yang belum dibebaskan," imbuhnya.

Foto: Para Penonton Tegang Melihat Adegan Ngurek

DENPASAR, DUMAI --  Sanggar Manik Winangun, Banjar Selat Beringkit, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung mendapat kesempatan tampil mementaskan lakon yang berjudul “Manik Winangun” dalam memeriahkan PKB XXXVII di kalangan Ayodya, Art Centre Denpasar, pukul 17.00 Wita, Rabu (24/6).
Pertunjukan Sanggar Manik Winangun di Pesta Kesenian Bali di Kalanagan Ayodya Art Center Denpasar, Rabu (24/06)
Seperti dikutip bali.tribunnews.com pada Kamis (25/6), kisah “Manik Winangun” menceritakan seorang dayang yang bernama Maya Sari dan Sari Gading di kerajaan Sungsang Waringin. Dayang tersebut ingin menguasai kerajaan tersebut maka bergurulah dia menuntut Ilmu di Watu Jonggrang yang gurunya bernama Nyi Walang Wangi.

Setelah itu kembalilah dia kekerajaan, singkat cerita Jaya Negara sebagai seorang raja mengetahui niat buruk dayang tersebut hingga terjadi pertempuran yang sengit. Dayang berubah menjadi rangda yang melawan Jaya Negara. Pada akhir pementasan ketika Sang Randa marah dan ingin menguasai kerajaan, sejumlah pemuda melakukan adegan menusuk rangda tersebut dengan bilah bambu yang runcing dan keris.
(bali.tribunnews.com)
Musik mengeras tanda adegan semakin memanas, Rangda di tusuk dari segala arah. Bahkan yang memerankan topeng rangda melepas topengnya dan menantang mereka untuk menusuk nya lagi, lagi dan lagi. Seiring nada meninggi, maka semakin ganas mereka beraksi. Bahkan ada yang saling menusuk satu sama lain.
(bali.tribunnews.com)
Dengan kibasan sang pemeran rangda mereka lemah, namun kuat kembali dan menantang untuk diurek (tusuk). Para penonton terlihat tegang, ada yang serius memandang ke panggung, ada yang sibuk memencet tombol shutter mereka untuk mengabadikan gambar. Bahkan, ada pula yang berteriak ketakutan, lalu menutup matanya karena tidak kuat melihat apa yang dilihatnya.

Kiper MU David de Gea Ada di Bali

DENPASAR, DUMAI -- Penjaga gawang Manchester United (MU) David de Gea terlihat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Rabu  (24/6) malam. Dalam sebuah foto yang diunggah di akun Facebook Semeton Dewata Buldog, kiper berkebangsaan Spanyol itu terlihat berjalan bersama seorang wanita di ruang kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai.
Foto yang diupload di akun facebook Semeton Dewata Buldog
Wanita tersebut kemungkinan sang kekasih David de Gea, yakni Edurne Garcia. David de Gea terlihat mengenalnya sepatu hitam, baju kaos putih, dan bercelana pendek. Seorang Petugas Imigrasi di Bandara terlihat mengabadikan momen bersama salah satu kiper terbaik itu.

Status yang ditulis Semeton Dewata Buldog saat memosting foto tersebut yakni, "@ Bandara Ngurah Rai... De Gea bela Bali United?????." seperti dilansir bali.tribunnews.com, Kamis (24/6).

Tidak diketahui agenda David de Gea selama di Bali. Hingga berita ini diturunkan, pihak David de Gea, maupun grup Semeton Dewata Buldog belum bisa dikonfirmasi.

India Torehkan Guinness World Record Pada Peringatan Yoga Massal Sedunia

NEW DELHI, DUMAI -- Pada Minggu (21/6) pagi ini, Yoga massal di ibu kota India, New Delhi menjadi perhatian dunia. Selain diikuti ribuan orang, termasuk Perdana Menteri India Narendra Modi, birokrat, tentara, dan mahasiswa, acara yang berlangsung selama 35 menit ini sengaja dilakukan untuk menorehkan Guinness World Record untuk kelas Yoga terbesar. 
PM India Narendra Modi  (www.ndtv.com)
Seperti dilansir jpnn.com, Minggu (21/6), Yoga massal itu dilakukan sebagai bagian dari Hari Yoga Internasional yang diperingati pada hari ini. Pusat peringatan olahraga asal negeri bollywood itu berlokasi di Rajpath.

Yoga massal di New Delhi itu sendiri menelan anggaran hingga 300 juta rupee atau setara dengan 4,67 juta dolar AS. Selain di India, peringatan Hari Yoga Internasional juga digelar di 192 negara anggota PBB lainnya, termasuk di Indonesia.

Modi diketahui memiliki agenda untuk mempromosikan yoga sebagai sebagai ritual tradisi khas India yang memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.

Wow! Sebanyak 3.600 Orang Ikut Yoga, Bali Pecahkan Rekor MURI

DENPASAR, DUMAI -- Pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori Yoga dengan peserta terbanyak mencapai 3.600 orang bertempat di Bali. "Ini rekor luar biasa karena pengumpulan jumlah yoga dalam satu tempat dengan jumlah terbanyak," jelas Senior Manajer MURI Paulus Pangka ditemui di Denpasar seperti dilansir antarabali.com, Minggu (21/6).
Ilustrasi (sdmimd.net)
Pemecahan rekor tersebut digelar di Lapangan Puputan Margarana Renon, Denpasar, yang dihadiri pecinta yoga baik lokal, nasional, dan wisatawan mancanegara. Paulus, rekor 3.600 perserta yoga itu mematahkan rekor sebelumnya yang pernah dicatat pada 6 Oktober 2013 dengan peserta yoga sebanyak 1.012 orang.

Sebelumnya, menurut dia, acara serupa juga pernah digelar pada 17 Mei 2015 oleh salah satu bank badan usaha milik negara (BUMN) dengan jumlah peserta sebanyak 3.348 orang di tiga kota serentak. "Kalau itu di tiga kota serentak, kalau ini dalam satu kota dipecahkan di Bali, dan telah melebihi," katanya.

Selain itu, Paulus mengungkapkan bahwa rekor di Pulau Dewata tersebut merupakan rekor ke 7.000 yang dinilainya merupakan angka istimewa. Acara tersebut digelar oleh Konsulat Jenderal India di Denpasar bersama dengan instansi terkait dan pecinta olahraga pernafasan dan olah fisik itu.

Konsul Konulat Jenderal India di Denpasar AS Takhi menjelaskan, pelaksanaan senam yoga tersebut berkaitan dengan peringatan hari yoga internasional yang diperingati di seluruh dunia setiap 21 Juni. "Pada sidang umum PBB, Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan pidato dan mengusulkan untuk diadakan hari yoga internasional. Pada saat itu, mayoritas 177 negara menyetujuinya," ujar Takhi.



Umat Hindu di Bali Gelar Upacara Tumpek Uduh

DENPASAR, DUMAI -- Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh jatuh pada hari ini Sabtu (20/6). Umat Hindu di Bali menggelar ritual dengan melakukan persembahan suci untuk semua jenis tumbuh-tumbuhan yang memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia pada Sabtu.
Ilustrasi (resort.theubudvillage.com)
Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Indonesia Negeri Denpasar Dr I Ketut Sumadi menyatakan, umat Hindu menggelar ritual itu 25 hari menjelang Hari Suci Galungan, hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).

Setiap keluarga di Bali melakukan ritual itu menggunakan kelengkapan sarana banten, rangkaian janur yang dikombinasikan dengan bunga dan buah-buahan. Selain itu juga ada bubuh sumsum, yaitu bubur dari tepung ketan yang diberi warna hijau menggunakan daun kayu sugih dan ditaburi dengan parutan kelapa yang diberi gula merah.

Umat Hindu melakukan ritual Tumpek Wariga secara simbolis terhadap tanaman-tanaman seperti padi di sawah dan aneka jenis pepohonan yang memberikan manfaat di pekarangan maupun ladang.

"Tumpek Uduh bukan merupakan hari untuk menyembah tumbuh-tumbuhan, namun hari untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar melalui tumbuh-tumbuhan umat manusia dapat diberikan kemakmuran dan keselamatan, terhindar dari berbagai bencana banjir dan tanah longsor," jelas Ketut Sumadi seperti dilansir antarabali.com, Sabtu (20/6).

"Tumpek Wariga bagi umat Hindu memberikan isyarat dan implementasi bagi pelestarian lingkungan dan memahami betapa pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia," imbuhnya.

Tumpek Wariga yang digelar setiap hari Sabtu wuku Wariga atau 210 hari sekali itu merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap aneka jenis tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.


Meski Beragama Hindu, Ajun Perwira Pelajari Islam Untuk Akting yang Memuaskan

JAKARTA, DUMAI -- Artis Ajun Perwira saat ini sedang disibukkan dengan perannya dalam sinetron religi di bulan Ramadan. Walaupun Ajun sebagai penganut agama Hindu, ia berperan dalam sinetronnya sebagai seorang muslim yang baik. Pria asal Bali ini memanfaatkan orang-orang dalam ruang lingkup lokasi syuting untuk memenuhi rasa ketertarikannya dalam mempelajari agama islam, demi kemampuan akting yang memuaskan.
Ajun Perwira (detik foto)  
“Kebetulan aku sendiri Hindu. Justru ini tantangan banget buat aku. Kayak ada ajaran Islam misalkan wanita harus berjalan di depan pria,” ucap Ajun Perwira di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, seperti dikutip beranda.co.id, Kamis (18/6).

“Aku tertarik, karena skenario dialognya punya pesan moral yang luar biasa. Aku pengin tahu Islam lebih dalam,” tambahnya.

Demi medalami perannya, mantan kekasih Mikha Tambayong ini pun tak enggan melakukan riset kecil dengan bertanya kepada sutradara. Bahkan ada kejadian unik, Ajun malah sempat merasa teharu ketika membaca dialog perannya. “Risetnya baca dialog saja. Bagus-bagus, banyak yang bikin terharu. Aku juga belajar dari sutradara dan teman yang muslim juga. Jadi banyak dapat hal yang baru,” jelasnya.

Dalam sinetron ‘Dibawah Lindungan Abah’ Ajun Perwira berperan sebagai Juna yang bertetangga dengan Yasmin (Shireen Sungkar). Seiring berjalannya waktu, Juna jatuh cinta kepada Yasmin hingga akhirnya harus berjuang mendapatkan cintanya.

Pemuda Hindu Ini Berakting di Sinetron Religi Muslim

DUMAI -- Baru pertama kalinya Ajun Perwira bermain sinetron kejar tayang bernuansa religi bersama Shireen Sungkar dan Reza Rahardian. Mereka beradu akting di sinetron berjudul “Di Bawah Lindungan  Abah”.
Ajun Perwira (liputan6.com)
"Ramadan tahun ini seneng banget bisa berakting sama senior," ujar Ajun lokasi syuting di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, seperti dikutip suara.com, Kamis (17/6).

Ajun yang beragama Hindu, mengaku senang bisa bermain di sinetron bernafaskan Islam. Selain senang, ia pun merasa ada tantangan. "Jadi tahu kayak ajaran Islam misalnya ada ajaran wanita harus berjalan di depan seorang lelaki kayak gimana," jelasnya.

Dalam sinetron tersebut Ajun berperan sebagai Juna yang bertetangga dengan seorang Muslimah cantik bernama Yasmin (Shireen Sungkar). Juna jatuh hati kepada Yasmin. Namun, keinginannya untuk mendekati Yasmin sangat sulit karena ayah Juna, Ustadz Ruben, tidak menyukai ayah Yasmin, Ustadz Delon.

Ustadz Delon merupakan seorang pendakwah tuna netra yang teguh pada pendiriannya dan memiliki wibawa. Meskipun Ustadz Delon hidup dalam kesederhanaan, profesinya sebagai penceramah agama bukan suatu pekerjaan yang harus dikomersilkan.


Sanksi Menanti, Pihak Yang Terlibat Joged Tak Senonoh Dipanggil Inspektorat Jembrana

NEGARA, DUMAI -- Polemik terkait joged tidak senonoh yang ditampilkan saat perpisahan siswa di SDN 5 Tukadaya  kian berlanjut. Pasca sempat disemprot oleh DPRD Kabupaten Jembrana pada Selasa (16/6) kemarin, kini Inspektorat Jembrana yang memanggil Kepala Sekolah (Kepsek) yang bersangkutan hingga Kelian Banjar Pangkung Jajang, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.
Kontroversi foto siswa SD di Jembrana ngibing joged yang tak senonoh (Tribun Bali)
Inspektur pada Inspektorat Kabupaten Jembrana, Ni Wayan Koriani dikonfirmasi pada Selasa (16/6), mengatakan, pihaknya telah memanggil sejumlah pihak terkait seperti Kepsek SDN 5 Tukadaya, Theresia Suryatini, Ketua Komite SDN 5 Tukadaya, I Made Ardana, Ketua UPT Kecamatan Melaya, I Made Suja, Kelian Banjar Pangkung Jajang, I Kade Widana serta Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Budaya (Disdikporaparbud), I Nyoman Wenten.

"Setelah diklarifikasi, mereka kita minta membuat surat pernyataan hingga munculnya peristiwa tersebut. Saat ini masih proses, besok baru kita bisa tentukan siapa yang kena hukuman disiplin," tegas Koriani. 

Gubernur Bali Soroti Joged 'Hot' di Perpisahan SD di Jembrana

DENPASAR, DUMAI -- Joged Bumbung yang menjadi satu dari tontonan siswa SD Negeri 5 Tukadaya Jembrana juga menjadi sorotan Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada Selasa (16/6).
Foto siswa SD di Jembrana ngibing joged jadi pergunjingan (Tribun Bali)

Lewat Kepala Biro Humas Provinsi Bali, I Dewa Mahendera Putra menegaskan akan menegur pihak sekolah melalui Kepala Dinas Pendidikan  Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali.

“Secara etika dan estetika, yang di sana itu tidak benar. Kita akan tegur melalui Kadisdik, bersurat dan kita menegur,” ucap Mahendra seperti dikutip TribunBali, Rabu (17/6).

Mahendra mengatakan, aksi Joged Bumbung yang dilakukan dalam rangka acara perpisahan murid-murid SD dinilai telah menjurus ke porno aksi yang sangat tidak beretika. “Iya tapikan itu porno aksi, aksi kan etika,” lanjutnya.

Menurutnya joged tersebut sudah mengarah porno aksi yang bisa mengundang yang tidak sesuai dengan etika yang dipertontonkan. “Apalagi itu kepada anak didik, yang kita tahu itu sebagai anak bangsa sebagai generasi penerus kita,” imbuhnya.

Pura di Jembrana Ini Dipercaya Dapat Perempuan Tampak Lebih Cantik

NEGARA, DUMAI -- Pura Gede Budeng yang terletak di Banjar Delod Pangkung, Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, dipercaya mempunyai kekuatan magis yang mampu mempercantik kaum hawa. Bahkan, para Pamedek yang tangkil di Pura ini juga meyakini dengan mengahaturkan sembah bakti akan mampu menyembuhkan sejumlah penyakit seperti penyakit kulit ekstrim serta sejumlah berkah lainnya.
Ilustrasi (www.tiketholiday.com)

Pura Gede Budeng memang dikenal luas oleh masyarakat di Kabupaten Jembarana, pasalnya, dengan tangkil di Pura yang lebih dikenal dengan sebutan Pura Bingin ini mampu memberikan sejumlah berkah, terutama bagi para perempuan yang ingin tampak lebih cantik.

Pemangku Pura Gede Budeng, I Nengah Sudantra (63) membenarkan adanya sejumlah berkah yang didapat dari tangkil di Pura yang sudah diemponnya semenjak tahun 1972 tersebut.

Selain bisa menyembuhkan sejumlah penyakit kulit seperti eksim dan yang lainnya, Pamedek yang tangkil juga bisa meminta Pasikepan (jimat) guna melindungi mereka yang  bertugas atau bekerja di luar Bali.

"Memang sifatnya itu sugesti, tapi hasilnya nyata kelihatan. Saya lihat sendiri, ada warga luar yang menikah ke sini awalnya agak jelek, tapi setelah lama diam di Budeng dan sering sembahyang ke Pura Gede Budeng sekarang jadi cantik," jelas Sudantra, seperti dilansir Tribun Bali, Rabu (17/6).

"Makanya kalau ada Melasti, remaja yang wanita pasti rebutan untuk menyunggi Sasuhunan Ida Betara Gede Budeng. Apalagi wanita itu mau nikah, pasti memaksa biar dapat nyunggi. Katanya biar tambah cantik," tambahnya.

Pemimpin Umat Hindu (Pinandita) Kapuas Meninggal Dunia

KUALAKAPUAS, DUMAI -- Sri Rsi Yasa Subrata yang merupakan pemimpin (Pinandita) Hindu Dharma Kabupaten Kapuas meninggal dunia. Pasca mendengar kabar tersebut Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat melayat di rumah almarhum di Basarang, Kapuas, Kamis (10/6).
Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat saat melayat di rumah duka (banjarmasinpost.co.id)

Pinandita Sri Rsi Yasa Subrata berpulang pada Jumat (4/6) lalu dan akan dilakukan prosesi Pelebon (Ngaben) besok, Jumat (12/6).

"Saya atas nama pribadi dan Pemkab Kapuas menyatakan rasa duka yang mendalam serta belasungkawa atas berpulangnya Sri Rsi, beliau adalah pemimpin umat Hindu Dharma yang patut menjadi teladan bagi kita semua," ucap Ben Brahim.

Sri Rsi yang lahir pada tahun 1937 ini dikukuhkan pada Desember 2000 di Nusa Lembangan, Nusa Penida Klungkung Bali sebagai Sulinggih atau Pemimpin Umat Hindu Dharma dalam Bidang Kependetaan.

"Selama hidupnya beliau melayani umat Hindu Dharma se Kalteng, bahkan seluruh pulau Kalimantan, Jawa dan Sulawesi," jelas Ketua PHDI Kecamatan Basarang Wayan Sindra.
 

Lagu Rohani

Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1