Headlines News :
Home » , » Ini Profil Hakim Konstitusi yang Baru I Gede Dewa Palguna

Ini Profil Hakim Konstitusi yang Baru I Gede Dewa Palguna

Written By Unknown on Wednesday, January 7, 2015 | 9:19 AM

DUMAI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memilih pengganti Hamdan Zoelva sebagai hakim konstitusi yakni I Gede Dewa Palguna. Palguna terpilih sebagai hakim konstitusi setelah menyingkirkan guru besar Yuliandri dan 14 calon lainnya. Bagaimana profil I Gede Dewa Palguna? 
I Gede Dewa Palguna  (news.metrotvnews.com)
Dikutip dari situs mahkamahkonstitusi.go.id, Rabu (7/1), I Dewa Gede Palguna lahir di Bangli, Bali, pada 24 Desember 1961.  Aktivitasnya sangat lekat dengan dunia akademik dan hukum. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang ini dilakoninya. Pengabdiannya pada dunia akademis antara lain diwujudkan sebagai dosen di FH Universitas Udayana (sejak tahun 1988) dan Dosen Luar Biasa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra, Denpasar (1987-1988), sebagai Co-Lecturer pada Summer Law Programme kerjasama antara FH Univ. Udayana dengan School of Law University of San Fransisco, California, Udayana AS (1995 dan 1997).

Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Bagian Hukum Interna¬sional FH Universitas Udayana (1997-1999) dan Dosen Luar Biasa pada Fakultas Ekonomi Univ. Udayana (1997-1999), kemudian menja¬di Ketua Departemen Penelitian dan Pengem¬bangan pada Pusat Studi Hukum dan Hak Asasi Manusia FH Universitas Udayana (1999-2001).

Selain sebagai akademisi, pria yang telah dikaruniai 2 orang putri dan seorang putra ini juga merambah ke dunia kenegaraan dan kebangsaan yang sesuai dengan kemampuan dan komitmennya di bidang hukum. Antara lain sebagai anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Daerah Tingkat I Bali (1999) dan sebagai Anggota MPR RI dari unsur Utusan Daerah Provinsi Bali (periode 1999-2004) adalah sejumlah jabatan yang pernah dipegang Mahasiswa Teladan Universitas Udayana (1986) ini sebelum terpilih sebagai hakim konstitusi dari jalur DPR.

Ketertarikannya pada bidang seni peran membuat pria yang menguasai seni bela diri karate ini terlibat aktif selama tujuh tahun dalam kelompok  Teater Sanggar Putih Denpasar (1983-1990) di samping juga bergiat bersama kelompok teater di almamaternya, yaitu Teater Justitia FH Univ. Udayana dan Teater Kampus yang berhasil menjuarai sejumlah lomba. Peraih penghargaan Tokoh Tabun 2001 dari harian Denpasar Pos ini juga menjadi salah satu pendiri Yayasan Arti (Arti Foundation) yang bergerak dalam bidang konservasi dan pengembangan kesenian (1998).

Di sela-sela kesibukannya, pria tamatan program Pasca Sarjana Unpad, Bandung dalam Bidang Kajian Hukum Internasional (1994) ini juga aktif menulis. Berbagai judul buku telah diterbitkan dan tulisan tulisannya pun sering dimuat koran-koran lokal dan na-sional. Demikian pula berbagai pemikirannya yang di sampaikan pada seminar atau diskusi publik.

"Mungkin benar bahwa tanpa demokrasi dan rule of law suatu bangsa bisa menikmati kemakmuran, tetapi adalah juga benar bahwa tanpa demokrasi dan rule of law suatu bangsa sudah pasti tidak menikmati keadila,” ujar Gede.

Pernyataan ini adalah bentuk komitmennya dalam penegakan demokrasi dan prinsip rule of law. Melalui MK, beliau meneguhkan tekadnya untuk memperkokoh komitmennya dan memenuhi harapan masyarakat akan tegaknya prinsip rule of law dan kehidupan yang demokratis di Indonesia.
Share this post :

Post Comment

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Hindu Damai - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger
UA-51305274-1