GIANYAR, DUMAI -
Di tengah menjamurnya arsitektur hunian warga Bali yang cenderung mengikuti
mode modern minimalis, kediaman seniman lukis dan tari asal Batuan, Gianyar, I
Made Cat Sueca, tampil nyentrik dengan tata ruang yang sarat nuansa Bali.
Ilustrasi (www.komangputra.com)
Pasalnya,
hunian seniman yang berusia lebih dari 50 tahun ini, secara keseluruhan masih
menerapkan asta kosala kosali, atau tata ruang rumah sesuai filosofi
tradisional Bali.
"Hampir
seluruhnya belum ada perubahan. Masih sesuai dengan asta kosala kosali," ujar
pria yang akrab disapa Made ini seperti dilansir tribun bali, Senin (5/1).
Memasuki rumah Made yang dibangun di atas lahan seluas 17 are tersebut, tamu
mendapati kepaon atau dapur yang berlokasi di sisi kanan pintu masuk.
Bangunan
rumah juga terbagi menjadi beberapa bagian seperti bale dangin, bale daja, bale
delod, bale kauh dan tempat suci. Made bertutur hampir seluruh bangunan belum
tersentuh renovasi. Kecuali beberapa tambahan bangunan yang difungsikan sebagai
kamar tamu. Satu di antara bagian dalam rumah yang cukup berusia tua adalah
bale dangin, yakni bagian dalam rumah yang kini berfungsi sebagai berkumpulnya
keluarga.
"Bale
dangin ini termasuk salah satu bagian rumah yang berusia cukup tua. Sejak 1987,
nggak pernah saya bongkar atau ubah sama sekali. Paling ya cuma perawatan saja,
sama nambah lapisan seng untuk atapnya," papar Made sambil menunjuk
lembaran seng di langit-langit bangunan beratap jerami itu.
Lapisan
seng berfungsi untuk memudahkan aliran air hujan jatuh ke tanah. Sehingga
ketahanan atap jerami juga bertambah.
Post Comment
+ komentar + 1 komentar
Suka dech dnegan sentuhan2 bali :-)
Post a Comment