DENPASAR, DUMAI –
Bahasa Bali merupakan bahasa yang menjadi identitas daerah Bali kala orang luar
datang ke Bali. Bahasa Bali tak sekedar bahasa yang dipergunakan berkomunikasi
dalam pergaulan atau acara-acara tertentu, tetapi bahasa Bali dapat menjadi
identitas provinsi Bali.
Guru Bahasa Bali, I Gusti Ayu Dewi Ratih (balipost.com)
Salah
satu tokoh yang berperan dalam menguatkan bahasa Bali yaitu guru. Bahasa Bali
tak hanya menjadi bahan ajaran, namun juga dapat mendidik siswanya menjadi
generasi yang mencintai budayanya sendiri.
Contohnya,
generasi yang mencintai bahasa Bali yakni I Gusti Ayu Dewi Ratih. Ia memilih
menjadi guru Bahasa Bali karena ingin mempertahankan budaya Bali. Terdengar
klise, tapi demikian adanya. Menjadi guru Bahasa Bali bukan perkara gampang
baginya karena Bahasa Bali sendiri memiliki tingkatan bahasa berdasarkan sistem
kasta di Bali.
Dari
pengalaman pribadinya, ia mengaku kesulitan berkomunikasi dengan golongan
Brahmana atau berkomunikasi saat situasi dalam kantor yang notabene terdiri
dari berbagai kalangan kasta. Itu juga yang menjadi problematika ketika dirinya
mengajar di kelas. Ayu Dewi bersikeras akan berusaha mengajarkan Bahasa Bali
pada murid-muridnya walaupun terkendala berbagai hal. Pengetahuan yang ia dapat
di bangku perkuliahan di Jurusan Sastra Bali, mendorongnya untuk mengabdi
menjadi guru bahasa Bali.
“Ilmu
yang saya dapat supaya bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat,” ujar guru
yang kini mengajar di SMP PGRI 5 seperti dilansir balipost.com, Sabtu (3/1).
Bahasa
Bali yang merupakan pelajaran muatan lokal, dirasa tak cukup untuk
mengapresiasi bahasa Bali itu sendiri. Ia juga berharap perlombaan-perlombaan
seperti makidung, mageguritan, makakawin, nyurat lontar, pidarta basa bali,
masatua dan lainnya. Namun, ia menegaskan, melestarikan bahasa Bali tak hanya
mengikuti lomba-lomba, tapi yang terpenting adalah komitmen untuk
mengaplikasikan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-hari.
Post Comment
+ komentar + 1 komentar
beanr mas saya setuju, salam kenal :D
Post a Comment