Forum Bali Shanty "ForBali's" Dukung Revitalisasi Teluk Benoa

RENON, DUMAI – Masyarakat Bali yang tergabung dalam Forum Bali Shanty (ForBali's) menyampaikan dukungan terhadap revitalisasi Teluk Benoa melalui podium Bali Bebas Bicara Apa Saja di Lapangan Puputan, Renon, Bali, Minggu (16/11).

 

Kegiatan Masyarakat Pendukung Revitalisasi Teluk Benoa di Renon, Bali (www.beritasatu.com)

Sebelum sampai di lokasi, mereka terlebih dulu berkumpul di depan Kantor Gubernur Provinsi Bali. Ratusan peserta kemudian membentuk parade bernuansa adat Bali berjalan menuju podium.

Peserta terlihat kompak mengenakan pakaian adat Bali diiringi dengan alat musik tradisional seperti gendang, gong dan suling Bali. Sesekali mereka berteiak, "Ayo dukung revitalisasi!"

"Selama ini masyarakat Bali disuguhkan dengan informasi yang menyesatkan tetang rencana revitalisasi Teluk Benoa. Kami sangat prihatin atas opini yang dibentuk oleh berbagai kelompok yang ditunggangi kepentingan tertentu," kata Koordinator ForBali's Gede Wijaya seperti dikutip Beritasatu.com, Senin (17/11)

"Oleh karena itu, kami telah menghimpun informasi berdasarkan fakta yang sesungguhnya tetang manfaat revitalisasi Teluk Benoa. Semua fakta tersebut kami tuangkan dalam brosur yang kami bagikan," ujarnya.

Dalam orasi di atas mimbar, Gede menjelaskan bahwa ia sangat menghargai adanya dinamika yang berkembang terkait pro dan kontra reklamasi Teluk Benoa. Namun, ia mengajak seluruh masyarakat Bali untuk mencermati fakta yang terjadi.

Pada kesempatan tersebut juga hadir Ketua Yayasan Bali Bagus, I Gusti Ngurah Bagus Muditha yang turut menyampaikan orasi. Muditha mengapresiasi adanya antusias masyarakat Bali yang mendukung revitalisasi.

"Pemerintah tentu tidak ceroboh dalam mengambil keputusan terkait program revitalisasi Teluk Benoa. Hasil kajian tujuh universitas terkemuka di dalam negeri telah menyatakan Teluk Benoa layak direvitalisasi," katanya.

Jika tidak segera direvitalisasi, lanjut Muditha, akan membawa dampak yang lebih buruk terhadap lingkungan Teluk Benoa.

"Semakin lama, sedimen lumpur yang berbaur dengan polusi di teluk benoa semakin banyak. Kalau tidak segera direvitalisasi, mangrove yang ada di sana akan punah," ujarnya.